Pages

Sunday, 20 October 2019

MAKALAH KOMPETENSI PENDIDIK-Ilmu Pendidikan Islam



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidik adalah unsur terpenting dalam proses mengajarkan ilmu pendidikan Islam. Suatu pembelajaran tidak akan mungkin bisa terlaksana dan berjalan dengan semestinya jika tanpa seorang pendidik, begitupun peserta didik. Oleh karenannya pendidik adalah hal yang memang sangat pantas diperhatikan dalam pendidikan islam sebagai bagian dari tujuan dan keberhasilan proses pembelajaran.

Mengenai seorang pendidik dalam proses pembelajaran ilmu pendidikan islam tentu saja sangat memperhatikan kesiapan, wawasan, ilmu pengetahuan dan keagamaan seorang pendidik. Hal yang dimaksud supaya kemampuan seorang pendidik sebagai ahli profesional dibidang pengajarannya dapat dengan mudah mengaplikasikan kemampuannya dalam berbagai kondisi, situasi dari waktu kewaktu. Sehingga dalan Hal ini pendidik tentu sangat dituntut dalam memiliki kompetensi dasar yang mereka memadai. Maka dari itu, pada makalah ini akan dibahas lebih luas mengenai kopetensi apa sajakah yang harus dimiliki pendidik guna tercapainya cita-cita pendidikan.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kopetensi ?
2. Bagaimana Urgensi kopetensi bagi pendidik ?
3. Apa sajakah kopetensi yang harus dimiliki oleh pendidik ?




BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN KOPETENSI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesindonesia kata kopetensi secara bahasa diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu) atau kata lain kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah.

Adapun arti secara istilah yang diambil dalam situs resmi Ilmu Manajemen Industri tentang kompetensi adalah "kombinasi antara pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap kesuksesan organisasinya".

Maka melalui dua sitilah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kopetensi adalah istilah yang digunakan dalam memberikan landasan bahwa kepandaian seorang pendidik dalam mensinergikan antara apa yang dia pahami dan dia mengerti kedalam bentuk pengajaran yang efektif, efesien dan produktif untuk mencapai cita-cita dan tujuan pendidikan.


B. URGENSI KOMPETENSI PENDIDIK

Dalam dunia pendidikan terutama dalam pendidikan Islam. Kata kompetensi sangat lazim ditemukan dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan profesionalisme seorang pendidik pada tanggung jawab mereka selama proses pembelajaran dilaksanakan.

Dengan disadari bahwa menjadi seorang pendidik adalah emban tanggung jawab yang sangat besar. Dimana mereka akan melahirkan generasi-generasi yang memiliki cita-cita luhur, budi pekerti yanb baik serta taat agama. Tentu suatu cita-cita dan tujuan yang akan penuh dengan hambatan dan kerja keras yang tidak mudah. Sehingganya kopetensi pendidik merupakan sebuah kemampuan yang pada dasarnya harus dimiliki oleh para pendidik. Tidak pun demikian, memang pendidik dalam era berkemajuan ini memang akan sangat di tuntur untuk memiliki kopetensi dibidang pengajaran yang mereka emban. Sehingga apa yang dicita-citakan dan yang menjadi tujuan dapat terlaksana dengan gemilang.

Urgensi atau biasa disebut pentingnya sebuah kompetensi dalam dunia pendidikan terkhusus pendidikan islam adalah hal yang sangat penting untuk dibahas dan menjadi daya fokus para ahli pendidikan terutama yg tokoh pendidikan islam dalam menciptakan pembelajaran dan pengajaran yang efektif, efesien dan produktif. Sehingga nanti generasi-generasi yang dicetak bukan hanya yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dari dalam akan tetapi juga ilmu yang meluas yaitu memiliki daya kreatifitas dalam menerapkan ilmu mereka kedalam ranah sosial maupun struktural serta membawa dampak positif yang berkemajuan pada agama, dan lingkungan kehidupan.


C.KOMPETENSI SEORANG PENDIDIK

Maka melalui penjelasan tentang urgensi kompetensi bagi seorang pendidik. Maka Hal yang selanjutnya harus dipahami dan dimengerti oleh para pendidik adalah kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki mereka guna mencapai cita-cita dan tujuan dalam pembelajaran. Adalah dari pendapat Muhammad Roqib didalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam membahas tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik dalam menciptakan profesionalisme dibidang pengajarannya yaitu :

1. Mengajar sesuai bidang keilmuannya

Tentu hal ini sangat lah penting dipahami oleh semua pendidik bahwa tidak akan mungkin seorang yang tidak mengenal ilmu yang dimilikinya lalu dapat mengajarkan ilmu tersebut. Tentu hal tersebut sangat susah dan tidak akan mungkin pula dapat mencapai cota-cita dan tujuan yang diinginkan diakhir pembelajarannya.

Setiap pendidik haruslah mengetahui dasar ilmu yang mereka ajarkan sehingga nantinya pembelajaran yang mereka laksanakan pun dapat terarah dan terstruktur dengan baik. Sehingga tidak menciderai ilmu dan wawasan peserta didik dalam pembelajaran mereka. Seperti kata-kata bijak yang sering kita dengar bahwa jika kau melihat kepandaian dan kepintaran seorang murid, maka lihatlah siapakah guru mereka. Karena Guru yang baik akan menciptakan murid yang baik dan begitu pun sebaliknya.

2. Berprilaku Robbani yaitu taat kepada Allah dan Rosul nya.

Statemen ini pun tidak akan asing ditelinga kita bahwakan kita sering mendengarkan berulang kali dari para ahli pendidikan dan bapak pendidik yang paling Agung dalam agama islam yaitu Rasulullah Shalallahualahi wassalam. Beliau menanamkan betapa pentingnya pendidikan agama ditanamkan sejak dini atau dasar. Sehingga dalam hal ini, penanaman penanam dini atau dasar ini initu didapatkan oleh para pendidik yang memiliki jiwa ketaqwaan yang baik terhadap Tuhannya. Jiwa yang taqwa akan membimbing mereka dalam mengajarkan ilmu dan amal yang baik bagi anak didik mereka. Bahkan sebaliknya, jiwa dan amal yang buruk akan membimbing mereka menanamkan mereka berbuat kerusakan. Maka wajiblah seorang pendidik untuk taat dan taqwa kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga apa yang mereka tanamkan dan tumbuhkan nanti sesuai dengan qadar dan qodar nya yaitu membawa mashlahat besar bagi kebaikan selurub alam.

3. Memiliki integritas moral sebagaimana Rasulullah Salallahualahiwassalam

Tentu menjadi seorang pendidik adalah amanah yang sangat besar. Apalagi tanggung jawab nanti kepada Tuhannya tentang apa yang diajarkan dan apa yang diamalkan dalam kehidupan mendidik. Integritas moral adalah bagian dari tanggung jawab itu yaitu memiliki nilai kejujuran, amanah, menyampaikan dan cerdas atau pandai. Tentu seorang pendidik saat ini pun tidak akan mungkin mamou menguasai keempat integritas moral tersebut sebagaimana yang dimiliki oleh bapak Agung kita Rasulullah shalallahualaihi wassalam. Akan tetapi menyadari bahwa menjadi pendidik pun tetap akan terus mencari ilmu maka akan sangat bijaksana dan arifnya seorang pendidik yang terus menerus mengevaluasi dan intropeksi guna menambah ilmu dan amal yang saling bersinergi dalam berbuat kebaikan.

4. Mencintai dan bangga terhadap tugas-tugas pengajarannya

Hal ini tentu banyak sedikitnya seorang pendidik harus memiliki sifat ihlas dalam pekerjaan mereka. Dimana mereka nantinya lebih banyak dituntut dalam lingkungan, sosial maupun tugas mereka sendiri. Karena pendidik adalah seorang pendakwah, dimana mereka akan memiliki halangan dan rintangan yang terus menghampiri didalam tugas dan pekerjaan mereka. Maka tidak akan ada kata lain yang bisa membuat para pendidik bersenang hati atau bahkan bangga dalam pekerjaan mereka kecuali dengan ke ikhlasan.

5. Memiliki perhatian yang cukup dan adil

Menjadi pendidik harus bersikap adil dalam menciptakan pembelajaran yang baik dan ilmu yang diajarkan pun mampu menjangkau semua kalangan peserta didik yang mereka ajarkan. Karena ketidak adilan pendidik dalam mendidik akan menciptakan peserta didik yang kurang bermoral bahkan akan tumpang tindih dalam memahami ilmu pengetahuan karena akibat dari ketidak pahaman mereka secara jelas tentang apa yang pendidik mereka ajarkan. Bisa saja hal ini terjadi karena ketidak adilan guru dalam memberika ilmu antara satu dengan yang lain. Karenannya wajib bagi pendidik berbuat adil dalam pembelajarannya. Betapapun berbeda kemampuan peserta didik antara satu dengan yang lainnya dalam memahami bahan ajar.

6. Sehat rohami, dewasa, menjaga kemuliaan (wara'), humanis, berwibawa dan penuh keteladanan

Pendidik bukan lah hanya menyampaikan bahan ajar yang mereka miliki setelah selesai lalu selesai pula tugas dan tanggung jawab mereka. Tentu ini persepsi yang salah kaprah. Harus dipahami bahwa pendidik bukan hanya sedang mengajarkan materi dan bahan ajar saja, akan tetapi pula mengajarkan ilmunya. Apa itu ilmu yaitu pengetahuan yang dimengerti oleh hati dan fikiran serta dilaksanakan dalam kehidupan. Tentu ini adalah tugas mulia dan amanah yang berat bagi pendidik. Akan tetapi sebagaimana berat dan mulianya. Disanalah letak pahala dan kebaikan bagi pendidik dilipat gandakan. Apalagi disaat para peserta didik tumbuh dan besar dalam didikan mereka.

7. Menjalin komunikasi yang harmonis kepada peserta didik dan masyarakat.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Dimana seorang pendidik bukan hanya dituntut dalam tujuan pembelajaran mereka akan tetapi juga pada lingkungan masyarakat. Tentu saja komunikasi adalah sarana terlenting dalam membangun hal itu semua. Karena kebanyakan dalam lingkungan dan tempat belajar kita baik dan buruknya dimulai dengan komunikasi. Karenannya pendidik harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik sebagai alat bantu yang baik dalam menyampaikan pesan dan ilmu nya.

8. Menguasai perencanaan, metode dan strategi dalam mengajar

Saat proses pembelajaran berlangsung, tentu pendidik akan menjumpai berbagai kendala didalamnya. Kendala tersebut dapat dimulai dari dalam diri para pendidik atau pada peserta didik bahkan pula dari lingkungan belajar mereka. Oleh karena itu para pendidik harus dapat merancang dan melihat dengan seksama untuk menggunakan berbagai metode, strategi yang baik untum diterapkan dalam kondisi tersebut guna mencapai kesuksesan dalam mencapai cita-cita dan tujuan yang di harapkan.

9.menguasai perkembangan fisik dan psikis peserta didik dan menghormatinya

Dalam pembelajaran nanti tentu guru akan menjumpai berbagai latar belakang, suku, etnis dan budaya yang dimiliki para peserta didik. Begitu pula pada fisik dan daya kemampuan analisi mereka, tentu akan berbeda-beda. Seorang pendidik harus menghormati itu semua sebagai bagian dari keberagaman yang Allah subhanahuataalla ciptakan. Karena keberagaman itu adalah merupakan kenikmatan yang harus disyukuri. Sebagi bahan intropeksi diri dan perbaikan yang membuat pendidik untuk selalu bersemangat dalam mengajarkan ilmu nya.

10. Eksploratif, apresiatif, responsif dan inovatif terhadap perkembangan zaman

Sistem pembalajaran dari waktu ke waktu tentu akan memiliki perbedaan baik dalam unsur kemanusiaan, lingkungan dan tehnologi tepat guna. Oleh karenannya dalam melakukan metode dan strategi untuk mempermudah dalam pembelajaran. Guru dapat menggunakan sarana-sarana tersebut dalam menggali dan memperluas ilmu dan wawasan sedalam dalam nya. Selain itu, guru dapat pula melakukan berbagai kajian-kajian ilmiah yang dapat menambah wawasan keilmuan seiring tehnologi dan berbagai temuan para ilmuan terus berkembang. Dimana disamping itu pendidik pun dapat bereksperimen dalam ilmu pengetahuan sebagai upaya pemahaman mendalam dibidang keilmuan mereka.

11. Menekankan students centered, learning by doing dan kajian kontekstual-integral

Beberapa penekanan ini dilakukan supaya seorang pendidik dapat mengelola ilmu pengetahuan peserta didik kedalam sebuah daya kreatif, inovatif dan produktif dalam berbagai upaya pemecahan masalah. Sehingga pada tujuan pembelajaean nanti peserta didik bukan hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi juga mampu mengembangkan ilmu tersebut kedalam bentuk penerapan yang baik. Maka dalam pembelajaran ini tentu sangat di butuhkan seorang pendidik yang berpengetahuan luas dan berpengalaman yang baik untuk mengajar dibidangnya masing-masing.

12. Melakukan promosi wacana dan pembentukan watak serta sikap yang otonom

Seorang pendidik juga merupakan seorang yang bertugas dalam menjaga nama baik sebuah organisasi lembaga sekolah. Sehingga kemampau dalam membuat wacana dan menyesuaikan watak dan sikap dalam kehidupan bermasyarakat sangat dibutuhkan. Guna membaur dan berdampak positif bagi kehidupan bermasyarakat disekitar lingkungan sekolah.



BAB III
KESIMPULAN

Kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh pendidik dalam mencapai keprofesionalan pendidik dalam mengajar dibidangnya. karena kemampuan dasar tersebut lah yang akan digunakan sebagai bekal dalam pengembangan proses pembelajarannya dari waktu kewaktu.

Oleh karena itu melalui penjelasan dalam makalah ini ada 12 poin yang harus dimiliki pendidik Sebagai dasar kompetensi mereka dalam mengajar. Dimana harapan dari ke duabelas poin tersebut dapat membentuk pendidik dan peserta didik yang berkualitas baik dalam keagamaan maupun ilmu pengetahuan.



DAFTAR PUSTAKA
Mohammad roqib, ilmu pendidikan islam: Pengembangan integratif disekolah, keluarga dan masyarakat, Yogyakarta: Lkis printing cemerlang: 2009.

Pengertian kompetensi dalam https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kompetensi-competency-dalam-manajemen-sdm/ Telah diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada 07.30
https://kbbi.web.id/kompetensi.html Telah diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada 07.30