Pages

Wednesday, 14 January 2015

ILMU PENDIDIKAN ISLAM, Jenis-Jenis Pendidikan dalam Pendidikan Islam

IDENTITAS BUKU

           
Judul Buku         : Filsafat Pendidikan Islam
Penulis                 : Prof. Dr. H. Ramayulis
                               Prof. Dr. Samsul Nizar, MA.
Cetakan               : Radar Jaya offset Jakarta
Penerbit               : KALAM MULIA, Jakarta.
Tahun terbit        : 2009
Jumlah Halaman :407 halaman


    A.    Jenis Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik dalam pendidikan islam sekopnya lebih luas dari pendidik dalam pendidikan non-islam. Pendidikan dalam islam yaitu:

     1.      Allah SWT.
Dari berbagai al-qur’an yang memebicarakan tentang kedudukan allah sebagai pendidik dapat dipahami dalam firman-firman yang diturunkannya kepada Nabi Muhammad saw.Firman allah SWT, yang artinya:

-“segala pujian bagi allah Rabb bagi seluruh alam”. (Q.S.al-Fatihah: 1)

- dan ( Allah) allama (mengajarkan) segala macam nama kepada adam (Q.S al-Baqarah)

- sabda Rasulullah SAW, yang artinya “tuhanku telah adabani (mendidik) ku sehingga menjadi lebih baik pendidikan”. (H.R. Al-Asyari ).

            Berdasarkan ayat dan hadist di atas dapat dipahami bahwa Allah SWT, sebagai pendidik bagi manusia. Al-razi mengemukakan bahwa manusia, yang membuat perbandingan antara allah sebagai pendidik dengan manusia sebagi pendidik sangatlah berbeda, allah sebagai pendidik mengetahui segala kebutuhan orang yang dididiknya sebab Dia adalah Zat pencipta, perhatian allah tidak terbatas hanya terhadap sekelompok manusia saja tetapi memperhatikan dan memdidik seluruh alam.

     2.      Rasulullah Salallahu'alahi wassalam
        Kedudukan rasulullah saw, sebagi pendidik di tunjuk langsung oleh allah SWT. Kedudukan rasullah sebagai pendidik ideal dapat dilihat dalam dua hal, yaitu; rasulullah sebagai pendidik pertama dalam pendidikan islam dan keberhasilan yang dicapai rasulullah dalam melaksanakan pendidikan. Dalam hal ini, rasulullah berhasil mendidik manusia seupaya berbahagia di dunia dan akhirat dalam satu masyarakat yang adil dan makmur, lahir dan batin.

        Ahmad M Saefudin mengemukakan beberapa wujud rasulullah sebagai Rahmatal lil’alamin yang di pahami sebagai pendidik umat manusia pada umumnya.

 a.Dibebeaskannya manusia dari tepi jurang kemusrikan dan kehancuran perpecahan (Q.S: 103;16:36;22:30)

b.Dikeluarkann manusia dari kegelapan kufur kepada terangnya cahaya iman (Q.S. 14;1)

c.Dilepaskannya beban berat yang membelenggu golongan manusia yang lemah: hamba sahaya, wanita, anak yatim, orang fakir dan miskin (Q.S :90;13-16:4;36:2;228) dll.

Disamping itu keberadaan rasulullah sebagai pendidikan ideal terlihat dari keseimbangan antara teori dan prkatek yang di ajarkan. Dalam waktu yang singkat rasulullah berhasil membina umat dengn pembangunan yang luar biasa meliputi segala aspek kehidupan.

Di antara aspek kehidupan tersebut di antaranya adalah:
a.  Pembangunan aqidah
b.  Pembangunan ibadah
c.  Pembangunan akhlak
d.  Keluarga, termasuk hak-hak kewajiban masing-masing yang jelas dan serasi;
e.Sosial kemasyarakat termasuk kemanusiaan (kemerdekaan, persamaan, persaudaraan, dan kesatuan), kerukunan, tanggung jawab bersama dan keadilan;

f. Politik (termasuk pemerintahan yang adil berdasarkan musyawarah atau demokrasi);

g.Ekonomi (termasuk pemerataan pemilikan dan pendistribusian harta);

h. Pendidik atau ilmu pengetahuan (termasuk pembinaan pribadian manusia dan pengembangan ilmu pengetahuan).

     Keberhasilan nabi muhammad saw, sebagai pendidik merupakan penggabungan kekuatan antara kemampuan kepribadian, wahyu ilahi, dan aplikasi ilmu di lapangan, dalam bahasa lain diungkapkan, bahwa rasulullah langsung menjadi al-uswat al-khasanat bagi ilmu-ilmu yang di miliki dan di ajarkannya kepada para sahabat sebagai seorang pendidik umat manusia rasulullah memiliki kepribadian yang mulia yang pantas dijadikan al uswat al khasanat  bagi umat manusia, dalam melakukan tugaasnya rasulullah seorang diri di tengah umat penyembah berhala. Ia tidak memiliki daya, harta, kekuasaan dan kewibawaan yang bisa di andalkan. Ia juga tidak memiliki dukungan selain allah SWT, yang memberikan karunia dan menjadikan dirinya pendukung dan pembela tunggalnya maka Muhammad pun berjayalah. Dakwahnya tersebar luas, didukung dengan bukti dan dalil yang kuat. Dia menjadikan akhlaknya sebagi pemisah antara hak dan yang bathil sehingga terciptalah dari umatyang terkenal buas, biadap, dan rusak aqidahnya, menjadi umat yang tersohor kesempurnaannya, kelurusan dan keadilannya, sehingga sulit diuraikan dan di lukiskannya.






     3.      Orang tua
Hasan Langgulung mengatakan bahwasanya keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan seseorang individu. Oleh karena itu dapat di katakan bahwa pembentukan kepribadian peserta didik bermula dari lingkungan keluarga. Menurut fungsi keluarga adalah menanamkan sifat cinta encintai secara serasi. Keluarga juga berfungsi menjaga kesehatan, kejiwaan, sepiritual, akhlak, jasmani, intelektual, emosional, dan sosial di samping menumbukan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kekuasaan yang berguna dalam kehidupan. Tugas kedua orang tua dalam keluarga terhadap anak sangatlah besar.

Dalam hal ini Hasan Langgulung mengatakan bahwa fungsi pendidikan keluarga akan dapat tergambar dalam proses pembinaan jasmani dan kesehatan diri anak-anaknya. Dalam hal ini cara yang dapat di tempuh adalah dengan mempersiapkan rumah tangga yang dapat mendukung dinamika intelektual dan emosional peserta didik seperti menyediakan sarana dan prasarana yang merangsang intlektual, menciptakan suasana belajar yang kondusif dan lain sebagainya. Karena pendidikan emosional dan kejiwaan seorang anak terbentuk dari lingkungan keluarga maka kedua orang tua hendaknya mengetahui perkembangan emosi dan kejiwaan seorang anak sekaligus memberikan bimbingan terhadap perkembangan kejiwaan anak. Maka dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga merupakan peletak dasar petama dan utama pendidikan seorang anak sebelum melanjutkan pada institusi pendidikan formal.

 Sabda rasulullah saw, artinya:”setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang mewarnai (anaknya) apakah akan menjadi yahudi, nasrani, majusi.” (H.R Ibn ‘Abdl al-barr).

Orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga di sebabkan karna secara alami anak-anak pada masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ayah dan ibunya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar pandang hidup, sikap hidup, dan ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah orang tuannya. 

     4.      Guru
Pendidik di lembaga pendidikan persekolahan disebut dengan guru, yang meliputi guru madrasah atau sekolah sejak dari taman kanak-kanak , sekolah menengah dan sampai dosen-dosen di perguruan tinggi, kiyai di pondok pesantren dan lain sebagainya. Namun guru bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk mendidik, melainkan juga dari setiap ornag yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya. Guru adalah pekerja profesional yang secara khusus  disiapkan untuk medidik anak-anak yang telah diamanahkan ornag tuanya untuk dapat menidik anaknya di sekolah. Sebagai pemegang amanat guru bertanggung jawab atas amanat yang telah diserahkan kepadanya. Allah SWT, menjelaskan, yang artinya:”sesungguhnya allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetakan dengan adil. Sesungguhnya allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya allah adalah maha mendengar lagi maha melihat.(Q.S. aN-Nisa:58).

Profesi sebagai pendidik merupakan pekerjaan yang sangat mulia dalam pandangan islam hal ini adalah wajar mengingat pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap  masa depan peserta didik. Malahan rasulullah menegaskan bahwa salah satu di antara tiga macam amal, perbuatan yang tidak akan pernah hilang meskipu seseorang telah meninggal dunia adalah pemberian yang bermanfaat pada  orang lain. Padahal orang yang mengajarkan padahal ornag yang mengajarka ilmu dengan ikhlas akan terus mengalir selama orang lain atau murid-muridnya mengamalkannya. Oleh karena itu pendidik dalam pendidikan islam memiliki sifat khas yang membedakan dengan yang lainny.

Dalam menjalankan tugasnya pendidik jangan sekali-kali bekerja karena upah atau kerena pujian, tetap hanya mengharapkan keridhoan allah SWT, dan berorientasi untuk mendekatka diri kepadanya. Namun kalau diberi upah atau gaji boleh di beri gaji boleh di terim selama tidak mengurangi niat karena allah dalam mengajar, karena dalam ajaran islam pekerjaan mendidik termasuk ibadah.
Didalam pendidikan islam seorang pendidik atau guru memiliki beberapa sebutan di anataranya:
a)      Murabbi
Istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas yaitu:
1) Mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat;
2)Memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk;
3)Meningkatkan kemampuan peserta didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam pola pikir, wawasan, dan sebagainya;
4)Menghimpun dari semua komponen-komponen pendidikan yang dapat mensukseskan pendidikan. Dan lain sebagainya.

Secara ringkas term murabbi sebagaipendidik mengandung empat tugas utama; memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa, mengembangkan segala potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, melaksanakan pendidikan secara bertahap.

b)      Muddaris

Secara terminologi adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbarui pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan, serta melatih ketrampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, terlihat bahwa muddaris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam upaya membangkitkan usaha peserta didik agar sadar dalam meningkatkan potensinya. Dalam bahasa yang lebih ringkas muddaris adalah orang di percayakan sebagai guru dalam upaya membelajarkan peserta didik.

c)      Mursyid
Adalah istilah lain yang dipergunakan untuk panggilan pendidik dalam pendidikan islam, maka mursyid secara terminologi adalah merupakan salah satu sebutan penddidik atau guru dalam pendidikan islam yang bertugas untuk membimbing peserta didik agar ia mampu menggunakan akal pikirannya secara tepat, sehingga ia mencapai keinsyafan dan kesadran tentang hakikat sesuatu atau mencapai kedewasaan berfikir. Musyid berkedudukan sebagai pemimpin, petunjuk jalan pengarah, bagi peserta didiknya agar ia memperoleh jalan yang lurus.



No comments:

Post a Comment

Jika ada pertanyaan dan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan artikel. Langsung saja kalian tulis di contak comment yang kami sediakan atau click post a comment dan jangan lupa untuk Berkomentar yang baik 🙂