IDENTITAS
BUKU
Judul Buku : Filsafat Pendidikan Islam
Penulis :
Prof. Dr. H. Ramayulis
Prof. Dr. Samsul Nizar, MA.
Cetakan : Radar Jaya offset Jakarta
Penerbit : KALAM MULIA, Jakarta.
Tahun terbit : 2009
Jumlah Halaman :407 halaman
A.
Jenis Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Pendidik dalam
pendidikan islam sekopnya lebih luas dari pendidik dalam pendidikan non-islam.
Pendidikan dalam islam yaitu:
1.
Allah
SWT.
Dari berbagai al-qur’an yang
memebicarakan tentang kedudukan allah sebagai pendidik dapat dipahami dalam
firman-firman yang diturunkannya kepada Nabi Muhammad saw.Firman allah SWT, yang artinya:
-“segala pujian bagi allah Rabb bagi seluruh alam”. (Q.S.al-Fatihah:
1)
- dan ( Allah) allama (mengajarkan) segala
macam nama kepada adam (Q.S al-Baqarah)
- sabda Rasulullah SAW, yang artinya “tuhanku telah adabani (mendidik)
ku sehingga menjadi lebih baik pendidikan”. (H.R. Al-Asyari ).
Berdasarkan ayat
dan hadist di atas dapat dipahami bahwa Allah SWT, sebagai pendidik bagi
manusia. Al-razi mengemukakan bahwa manusia, yang
membuat perbandingan antara allah sebagai pendidik dengan manusia sebagi
pendidik sangatlah berbeda, allah sebagai pendidik mengetahui segala kebutuhan
orang yang dididiknya sebab Dia adalah Zat pencipta, perhatian allah tidak
terbatas hanya terhadap sekelompok manusia saja tetapi memperhatikan dan
memdidik seluruh alam.
2.
Rasulullah Salallahu'alahi wassalam
Kedudukan
rasulullah saw, sebagi pendidik di tunjuk langsung oleh allah SWT. Kedudukan
rasullah sebagai pendidik ideal dapat dilihat dalam dua hal, yaitu; rasulullah
sebagai pendidik pertama dalam pendidikan islam dan keberhasilan yang dicapai
rasulullah dalam melaksanakan pendidikan. Dalam hal ini, rasulullah berhasil
mendidik manusia seupaya berbahagia di dunia dan akhirat dalam satu masyarakat
yang adil dan makmur, lahir dan batin.
Ahmad M Saefudin
mengemukakan beberapa wujud rasulullah sebagai Rahmatal lil’alamin yang
di pahami sebagai pendidik umat manusia pada umumnya.
a.Dibebeaskannya
manusia dari tepi jurang kemusrikan dan kehancuran perpecahan (Q.S:
103;16:36;22:30)
b.Dikeluarkann manusia dari kegelapan kufur kepada terangnya cahaya iman (Q.S. 14;1)
c.Dilepaskannya
beban berat yang membelenggu golongan manusia yang lemah: hamba sahaya, wanita,
anak yatim, orang fakir dan miskin (Q.S :90;13-16:4;36:2;228) dll.
Disamping itu keberadaan rasulullah
sebagai pendidikan ideal terlihat dari keseimbangan antara teori dan prkatek
yang di ajarkan. Dalam waktu yang singkat rasulullah berhasil membina umat
dengn pembangunan yang luar biasa meliputi segala aspek kehidupan.
Di antara aspek kehidupan tersebut
di antaranya adalah:
a. Pembangunan
aqidah
b. Pembangunan
ibadah
c. Pembangunan
akhlak
d. Keluarga,
termasuk hak-hak kewajiban masing-masing yang jelas dan serasi;
e.Sosial
kemasyarakat termasuk kemanusiaan (kemerdekaan, persamaan, persaudaraan, dan
kesatuan), kerukunan, tanggung jawab bersama dan keadilan;
f. Politik
(termasuk pemerintahan yang adil berdasarkan musyawarah atau demokrasi);
g.Ekonomi
(termasuk pemerataan pemilikan dan pendistribusian harta);
h. Pendidik
atau ilmu pengetahuan (termasuk pembinaan pribadian manusia dan pengembangan
ilmu pengetahuan).
Keberhasilan
nabi muhammad saw, sebagai pendidik merupakan penggabungan kekuatan antara kemampuan
kepribadian, wahyu ilahi, dan aplikasi ilmu di lapangan, dalam bahasa lain
diungkapkan, bahwa rasulullah langsung menjadi al-uswat al-khasanat bagi
ilmu-ilmu yang di miliki dan di ajarkannya kepada para sahabat sebagai seorang
pendidik umat manusia rasulullah memiliki kepribadian yang mulia yang pantas
dijadikan al uswat al khasanat bagi umat manusia, dalam melakukan tugaasnya
rasulullah seorang diri di tengah umat penyembah berhala. Ia tidak memiliki
daya, harta, kekuasaan dan kewibawaan yang bisa di andalkan. Ia juga tidak
memiliki dukungan selain allah SWT, yang memberikan karunia dan menjadikan
dirinya pendukung dan pembela tunggalnya maka Muhammad pun berjayalah.
Dakwahnya tersebar luas, didukung dengan bukti dan dalil yang kuat. Dia
menjadikan akhlaknya sebagi pemisah antara hak dan yang bathil sehingga
terciptalah dari umatyang terkenal buas, biadap, dan rusak aqidahnya, menjadi
umat yang tersohor kesempurnaannya, kelurusan dan keadilannya, sehingga sulit
diuraikan dan di lukiskannya.
3.
Orang
tua
Hasan Langgulung mengatakan
bahwasanya keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan
seseorang individu. Oleh karena itu dapat di katakan bahwa pembentukan
kepribadian peserta didik bermula dari lingkungan keluarga. Menurut fungsi keluarga
adalah menanamkan sifat cinta encintai secara serasi. Keluarga juga berfungsi
menjaga kesehatan, kejiwaan, sepiritual, akhlak, jasmani, intelektual,
emosional, dan sosial di samping menumbukan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
kekuasaan yang berguna dalam kehidupan. Tugas kedua orang tua dalam keluarga
terhadap anak sangatlah besar.
Dalam hal ini Hasan Langgulung mengatakan bahwa fungsi pendidikan keluarga akan dapat tergambar dalam proses
pembinaan jasmani dan kesehatan diri anak-anaknya. Dalam hal ini cara yang
dapat di tempuh adalah dengan mempersiapkan rumah tangga yang dapat mendukung
dinamika intelektual dan emosional peserta didik seperti menyediakan sarana dan
prasarana yang merangsang intlektual, menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan lain sebagainya. Karena pendidikan emosional dan kejiwaan seorang anak
terbentuk dari lingkungan keluarga maka kedua orang tua hendaknya mengetahui
perkembangan emosi dan kejiwaan seorang anak sekaligus memberikan bimbingan
terhadap perkembangan kejiwaan anak. Maka dapat dikatakan bahwa lingkungan
keluarga merupakan peletak dasar petama dan utama pendidikan seorang anak
sebelum melanjutkan pada institusi pendidikan formal.
Sabda rasulullah saw, artinya:”setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang mewarnai (anaknya)
apakah akan menjadi yahudi, nasrani, majusi.” (H.R Ibn ‘Abdl al-barr).
Orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga di sebabkan karna secara alami anak-anak pada masa awal
kehidupannya berada di tengah-tengah ayah dan ibunya. Dari merekalah anak mulai
mengenal pendidikannya. Dasar pandang hidup, sikap hidup, dan ketrampilan hidup
banyak tertanam sejak anak berada di tengah orang tuannya.
4.
Guru
Pendidik di lembaga pendidikan
persekolahan disebut dengan guru, yang meliputi guru madrasah atau sekolah
sejak dari taman kanak-kanak , sekolah menengah dan sampai dosen-dosen di
perguruan tinggi, kiyai di pondok pesantren dan lain sebagainya. Namun guru
bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk mendidik, melainkan juga dari
setiap ornag yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya. Guru adalah pekerja profesional yang secara khusus disiapkan untuk medidik anak-anak yang telah
diamanahkan ornag tuanya untuk dapat menidik anaknya di sekolah. Sebagai
pemegang amanat guru bertanggung jawab atas amanat yang telah diserahkan
kepadanya. Allah SWT, menjelaskan, yang artinya:”sesungguhnya allah menyuruh
kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetakan
dengan adil. Sesungguhnya allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya allah adalah maha mendengar lagi maha melihat.(Q.S.
aN-Nisa:58).
Profesi sebagai pendidik merupakan
pekerjaan yang sangat mulia dalam pandangan islam hal ini adalah wajar
mengingat pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap masa depan peserta didik. Malahan rasulullah
menegaskan bahwa salah satu di antara tiga macam amal, perbuatan yang tidak
akan pernah hilang meskipu seseorang telah meninggal dunia adalah pemberian
yang bermanfaat pada orang lain. Padahal
orang yang mengajarkan padahal ornag yang mengajarka ilmu dengan ikhlas akan
terus mengalir selama orang lain atau murid-muridnya mengamalkannya. Oleh
karena itu pendidik dalam pendidikan islam memiliki sifat khas yang membedakan
dengan yang lainny.
Dalam menjalankan tugasnya pendidik
jangan sekali-kali bekerja karena upah atau kerena pujian, tetap hanya
mengharapkan keridhoan allah SWT, dan berorientasi untuk mendekatka diri
kepadanya. Namun kalau diberi upah atau gaji boleh di beri gaji boleh di terim
selama tidak mengurangi niat karena allah dalam mengajar, karena dalam ajaran
islam pekerjaan mendidik termasuk ibadah.
Didalam pendidikan islam seorang
pendidik atau guru memiliki beberapa sebutan di anataranya:
a)
Murabbi
Istilah
murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas yaitu:
1) Mendidik
peserta didik agar kemampuannya terus meningkat;
2)Memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk;
3)Meningkatkan
kemampuan peserta didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam
pola pikir, wawasan, dan sebagainya;
4)Menghimpun
dari semua komponen-komponen pendidikan yang dapat mensukseskan pendidikan. Dan
lain sebagainya.
Secara ringkas term murabbi sebagaipendidik mengandung empat
tugas utama; memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa,
mengembangkan segala potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah
menuju kesempurnaan, melaksanakan pendidikan secara bertahap.
b)
Muddaris
Secara
terminologi adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta
memperbarui pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan dan berusaha
mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan, serta melatih ketrampilan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Berdasarkan pengertian tersebut,
terlihat bahwa muddaris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang
lain dengan metode-metode tertentu dalam upaya membangkitkan usaha peserta
didik agar sadar dalam meningkatkan potensinya. Dalam bahasa yang lebih ringkas
muddaris adalah orang di percayakan sebagai guru dalam upaya membelajarkan
peserta didik.
c)
Mursyid
Adalah
istilah lain yang dipergunakan untuk panggilan pendidik dalam pendidikan islam,
maka mursyid secara terminologi adalah merupakan salah satu sebutan penddidik
atau guru dalam pendidikan islam yang bertugas untuk membimbing peserta didik
agar ia mampu menggunakan akal pikirannya secara tepat, sehingga ia mencapai
keinsyafan dan kesadran tentang hakikat sesuatu atau mencapai kedewasaan
berfikir. Musyid berkedudukan sebagai pemimpin, petunjuk jalan pengarah, bagi
peserta didiknya agar ia memperoleh jalan yang lurus.
No comments:
Post a Comment