Monday, 29 June 2020

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM DAN DALIL YANG MELANDASINYA




Pendidikan Islam adalah bagian dari sistem pendidikan yang mememiliki visi dan misi tersendiri seperti pendidikan lainnya. Maksud dari adanya visi dan misi pendidikan tersendiri yaitu memiliki arah dan tujuan tersendiri dalam upaya mengadakan pendidikan yang terbaik  dalam menjalankan segala proses yang ada didalamnya.

Visi dan misi pendidikan yang telah dijelaskan diatas akan sangat berkaitan erat dengan karakteristik atau ciri atau sifat yang khas dari pendidikan itu sendiri dan khususnya pendidikan islam. Karena Ciri atau kharakterisitik atau sifat yang khas ini adalah bagian dari tanda atau atribut yang akan selalu digunakan dalam melaksanakan visi dan misi pendidikan. Sehingga pendidikan islam dapat dengan mudah dikenal dan dipahami oleh seluruh sektor sosial-masyarakat dan dunia pendidikan seiring tumbuh dan berkembangnya. Adapun Ciri atau kharakterisitik atau sifat yang khas dari pendidikan islam ini yaitu menumbuh nilai Ilahiyah atau meng Esa-kan Allah Subhanahuataalla.

Seperti yang telah kita ketahui secara umum tentang pendidikan. pendidikan terdiri dari tiga macam jenis yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Berkaitan dengan tiga jenis pendidikan tersebut masing-masing memiliki visi dan misi yang berbeda-beda sesuai dengan sasaran dan tujuan subjek pendidikan. Ketiga jenis pendidikan tersebut tentunya diberi kewenangan dalam hal mengatur dan menentukan visi dan misi pendidikan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan didalamnya. kewenangan ini diberikan supaya proses pendidikan dapat berjalan dengan baik yaitu sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan di pendidikan tersebut tanpa mengurangi nilai dari karakterisitiknya.

Nilai karakteristik pendidikan islam adalah sifat yang tidak bisa diganggu gugat keberadaannya dalam proses pendidikan. nilai ini sangat penting di tanamkan bagi seluruh sistem pendidikan di informal, formal dan non formal. Sesuai dengan maksud dari karakteristik ini yaitu yang telah disebutkan diatas, Pendidikan Islam adalah satu-satunya pendidikan yang akan menumbuh nilai Ilahiyah atau meng Esa-kan Allah subhanahuataalla dalam berbagai aktifitas dalam proses pendidikan. Maka dari itu untuk mengetahui lebih jauh sistem kerja atau cara kerja dari nilai karakteristik ini akan diperjelas dengan bagan berikut:



Dokumentasi dalam buku “Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam” oleh Kamrani Buseri



Melalui bagan yang ada diatas diketahui bahwa karakteristik nilai ilahiyah mencangkup beberapa struktur nilai yang wajib ada dalam sistem pendidikan yaitu Imaniah, ubudiyah, muamalah dan Insaniyah atau kemanusiaan. Nilai-nilai tersebut selain menjadi karakteristik juga menjadi target yang harus ada dalam setiap proses pendidikan. dimana pendidikan yang dilaksanakan adalah pendidikan yang mendalami agama Islam.  Sedangkan seorang yag mendalami pendidikan agama Islam adalah seorang insan yang berkepribadian Islami atau muslim (laki-laki)/muslimah (perempuan).

Untuk mendapatkan gelar sebagai seorang yang memiliki kepribadian Islam. Maka mendalami pelajaran dan pemahan Islam adalah hal yang diwajibkan yaitu dengan berpedoman pada ke empat nilai yang ada diatas yaitu disebut dengan Khirarki nilai Ilahiah.
Berdasarkan Khirarki nilai Ilahiyah yang telah di tunjukkan pada bagan diatas. Bahwasannya dalam Khirarki tersebut menjelaskan tentang nilai Imaniah. Nilai imaniah adalah nilai yang sejalan dengan nilai Ilahiah yaitu mempercayai adanya khirarki Ilahiah.  Nilai Ilahiah-imaniah adalah nilai yang letaknya paling tinggi dari pada nilai yang lainnya. Maksud dari nilai tertinggi tersebut adalah nilai mendasar atau penting yang paling diutamakan sebelum nilai yang lain. Nilai ini harus benar-benar ada dalam setiap diri manusia dalam menjalani kehidupan. Tidak akan bisa manusia diberi gelar seorang muslim/muslimah apabila nilai tertinggi ini tidak ada dalam diri mereka. Mengapa?

Hal ini karena, nilai imaniah adalah gerbang pembuka untuk melewati gerbang selanjutnya. Apabila gerbang ini tidak dibuka maka tidak akan bisa melewati gerbang yang lainnya dan begitupun sebaliknya. Apabila gerbang awal ini dibuka maka tentu akan dapat dengan mudah membuka gerbang selanjutnya.

Pada bagan diatas, nilai dari satu khirarki ke yang lainnya terletak secara berurutan dari atas sampai kebawah. Letak atau posisi nilai khirarki tersebut  tidak boleh diputar balikan, dihilangkan salah satunya, atau sembarangan. Hal ini karena dari masing-masing nilai tersebut mencerminkan nilai dan norma kehidupan yang saling berkesinambungan satu sama lain. Sehingga apabila dalam memprioritaskan nilai khirarki terbolak-balik maka nilai kehidupan pun akan tak menentu. Begitu pula apabila ada diantaranya yang hilang maka nilai dan norma dalam kehidupan beragama dan bersosial pun akan pincang salah satunya.

Penjelasan diatas sesuai dengan perintah  Allah Subhanahuatalla dalam firman-Nya di Qur’an Surat AL-Jumu’ah (62): 9 yang berbunyi :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرُ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٩



“9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum´at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Berdasarkan perintah dalam surat tersebut dengan sangat jelas bahwa Allah subhanahuata’alla menegaskan umatnya untuk mendahulukan nilai Ilahiyah-Imaniah disamping dengan nilai lainnya yaitu ubidiyah, muamalah dan insaniyah. Penegasan tersebut dapat dilihat dari perintah awal dalam ayat tersebut yaitu kaum muslimin diharuskan meninggalkan perdagangan sebagai bagian dari usaha ekonomi (nilai muamalah) untuk melaksanakan perintah sholat Jum’at (nilai Ilahiah-imaniah). 

Penegasan tersebut menandakan bahwa nilai ilahiah-imaniah lebih utama pelaksanaannya yang kemudian disusul nilai yang lainnya. Kendatipun jika hanya ingin melaksanakan nilai ilahiah-imaniah saja dan meninggalkan nilai yang lainnya maka meninggalkan nilai yang lainnya itu tidak akan pernah mungkin terjadi.

Hal ini Karena nilai ilahiah-imaniah itu adalah nilai yang didalamnya melingkupi seluruh nilai yang telah disebutkan diatas.

 Jika seorang manusia hanya ingin melaksanakan nilai ilahiah-imaniahnya saja lalu mengesampingkan khirarki nilai yang lainnya yaitu yang ada dibawahnya, maka tentu saja hal demikian tidak akan pernah bisa terlaksana. Malah bahkan bisa saja digelari manusia yang tidak melaksanakan nilai Ilaiah-imaniah dengan sebenarnya. 

   Karena Sejatinya nilai Ilahiah-imaniah itu adalah nilai yang sangat tegas mewajibkan manusia  melaksanakan dua hal penting dalam kehidupan mereka yaitu kemaslahatan bagi kehidupan akhirat dan dunia. Sehingga apabila kedua perintah tersebut tidak dijalankan, maka sudah tentu tidak mengimani dan mengingkari nilai dari Ilahiah-imaniah tersebut. Atau pada intinya nilai ilahiyah-imaniah adalah nilai yang melingkupi segalanya.





Baca Juga : Makalah Kompetensi Pendidik Dalam Ilmu Pendidikan Islam





Namun apabila manusia hanya melaksanakan salah satu, dua, atau tiga dari nilai-nilai tersebut selain nilai Ilahiah-imaniah. Maka tentu kehidupan manusia akan berjalan tidak semestinya dan timbul berbagai permasalahan-permasalahan yang akan merusak kehidupan dunia mereka dan pemahaman mereka dalam kehidupan akhirat. Hal ini lah yang tidak diinginkan Allah Subhanahuata’alla dalam Firman-Nya. Sungguh Allah Subhanahuata’alla menginginkan manusia hidup dengan mudah bukan sebaliknya.

Maka melihat bagan Khirarki Ilahiah dan juga penjelasan serta penegasan Allah Subhanahuata’alla dalam QS. Al-Jumu’ah : 9 dapat  disimpulkan bahwa:

    Nilai Ilahiah-imaniah adalah nilai paling dasar yang harus dimiliki setiap jiwa manusia. Serta nilai tertinggi yang melingkupi nilai-nilai dibawahnya dalam mencapai  kemaslahatan; kebahagiaan kehidupan akhirat dan dunia. 

Sedangkan nilai-nilai yang ada dibawahnya adalah cabang nilai yang harus juga dimiliki oleh muslim/muslimah disamping nilai ilahiah-imaniahnya. Hal ini sebagai bagian dari pelaksanaan perintah Allah subhanahuata'alla pada nilai ilahiah-imaniah untuk menjadi muslim/muslimah  yang utuh dalam berinteraksi dikehidupan dunia. 

 Cabang nilai ubudiyah, muamalah dan Insaniyah atau kemanusiaan adalah ketiga nilai yang akan saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain. Nilai - nilai ini akan saling melengkapi untuk mencapai kesempurnaan kehidupan didunia. Sedangkan untuk mencapai kesempurnaan kehidupan Dunia-akhirat maka harus dengan menjalankan segala nilai diatas dengan dilandasi nilai ilahiah-imaniah. 

Maka dipahami bahwa Nilai ilahiah-imaniah adalah nilai dari segala sumber nilai dan nilai yang paling kuat untuk menjalankan kehidupan akhirat-dunia untuk lebih baik. (Wallahu’alam)



Referensi
Buseri, Kamrani. 2014. Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam. Banjarmasin: IAIN Antasari.