Sunday, 29 December 2019

Tentang Blog

Selamat datang untuk sobat semua yang telah berkunjung ke blog saya baik yang di blog Ilmu Pendidikan Islam yaitu blog artikel ini yang berkaitan tentang pendidikan islam, Semangat Belajar yaitu blog yang menampung berbagai makalah dan blog curhatan pribadi saya di IDE . Saya tidak menyangka sampai detik ini masih saja ada waktu untuk  bisa meluangkan menulis. Mungkin memang karena itu adalah bagian dari hoby sehingga saya pun menjalani nya dengan sangat senang.

Berangkat dari hoby, maka alasan itulah yang membuat saya memutuskan di beberapa tahun yang lalu untuk membuat blog sendiri. Saya berpikir tidak ada salahnya membagikan artikel bacaan yang saya dapatkan kepada sobat sekalian. Yaitu hal apa saja yang telah saya pelajari selama berada di  lingkungan institusi kampus. Karena jujur saja berbagai tulisan dan makalah-makalah yang memang asli saya buat sendiri, bertumpuk daku didalam laptop tanpa ada manfaatnya. Karena alasan itulah, mengapa saya kemudian mencoba memutar ketidak manfaatan itu untuk menjadi lebih bermanfaat. Yaitu dengan membuat suatu wadah penulisan milik saya pribadi ke dalam wadah ala versi lain. Maka guna bacaan itu mudah dijangkau untuk teman-teman dan masyarakat luas, saya memutuskan untuk membuat wadah yang tepat tersebut dengan  blog. 

Membahas blog, tentu sobat semua sudah tahu apa fungsi blog dan bagaimana kerjanya. Blog adalah salah satu tempat yang dimiliki oleh google yang memang mereka sediakan untuk kita semua para penulis ( sebenarnya sih masih jadi penulis abangan ). Sehingga melalui blogger, berbagai informasi bisa didapatkan karena para penulis pun semakin di apresiasi dan dipentingkan oleh situs ini. Selain hal itu pula, Blog adalah situs yang paling mudah dan sangat friendly untuk semua khalangan pembaca. Mengapa demikian?, karena pada Blog, mereka menyediakan vitur yang baik dan sangat efektif. Dimana mereka benar-benar berupaya menjadi penyedia informasi untuk membagikan berbagai wacana atau fenomena apapun dibelahan bumi manapun. Serta informasi uang disedia dapat dipercaya dan up to date (kecuali kalau ada blog abal-abal ya).

Dampak situs ini juga sudah mulai diperhitungkan dimana banyak para pembaca sekarang ini merujuk berbagai informasi langsung ke situs bacaan tersebut yaitu di google atau yahoo yang telah familiar. Sehingga tentu hal inilah alasan saya melarikan hoby ini kedalam blogger yang sesuai dengan apa yang saya tujukan.
Yaitu ketimbang saya coret-coret enggak jelas di buku yang belum tentu bermanfaat kecuali dibuka sendiri. Maka lebih baik saya menulis baik diblog ini dan melakukannya dengan enjoy.

Menyinggung masalah tujuan dibuatnya blog pada penjelasan paragraf diatas. Memang saya sangat positif untuk menilai kebaikan dari blog ini dan niat saya sebagai penulisan pun ingin supaya blog yang dibuat ini memberikan dampak  baik untuk semua khalangan. Sehingga, untuk bisa mendapatkan itu semua, maka harus ada interaksi yang baik antara sipenulis dan sipembaca, dengan cara saling berdiskusi  tentang tema yang dibahas atau yang berkaitan dengannya. Sehingga tidak ada batasan antara penulis dan pembaca guna mendapatkan ilmu yang lebih luas.  Karena sejatinya memang penulis bukanlah orang yang memiliki wawasan luas, dan malah mungkin, para pembaca adalah orang-orang yang memiliki keahlian di bidang yang sedang penulis garap. So saling ingat mengingatkan.

Adapun teringat saat saya pernah menjadi mahasiswa ( hehe ngeksislah ). Berkaitan dengan tugas kuliah, banyak yang saya tahu dan bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa; kebanyakan prilaku mereka dalam menyelesaikan tugas adalah "malas kerja keras, malas berfikir dan malas-malas lainnya" (ini berdasarkan pengalaman saya ya). Sehingga yang so pasti mereka cenderung mencari instannya saja dengan melakukan copy dan paste apa yang mereka temui didalam situs yang sedang mereka kunjungi dan memungkinkan salah satunya blog ini. Dan walhasasil  prilaku tersebut menjadi kontra diksi atau berbanding terbalik dengan tujuan dibuatnya blog ini yaitu untuk membantu para pembaca dalam memperdalam ilmu pendidikan ataupun menjadi media petunjuk buku-buku rujukan yang saya kutip disetiap makalah dan artikel tulisan yang telah di buat. Maka dari hal tersebut, saya ingin mengatakan kepada semua pengunjung yang ada diblog ini bahwa:

Apapun yang kalian lakukan adalah bergantung pada apa yang kita niatkan.  Begitupun sebaliknya dengan penulis. Sehingga Lakukanlah yang terbaik selagi kalian bisa lakukan. Karena diposisi yang tersulitpun menurut kalian. Pasti akan ada akhirnya dengan diberinya kesudahan atas kesulitan tersebut. and whatever your goals and your expectations are, still standing by the principle of honesty is everything. Pendidikan yang ada pada diri kita hanyalah satu kunci suksesnya yaitu honesty/kejujuran. Karena pada akhirnya kita bukan lagi akan terjun pada tugas-tugas yang menumpuk seakan seakan menyulitkan hidup dan keberhasilan kita. akan tetapi kita akan terjun pada tempat yang penuh himpitan namun mampu menilai selektif dengan berprinsipkan norma, adat dan agama yaitu masyarakat. Sedang kejujuran dimata masyarakat adalah segalanya. Orang pintar tidak jujur banyak yang di benci, apalagi orang bergama tidak jujur maka tentu akan di caci. So tanamkan pada diri kita, walaupun sedikit banyaknya kesulitan tetap upayakan kejujuran adalah prioritas yang tidak bisa diganggu gugat. Sehingga kita menjadi manusia yang memiliki nilai emas ketimbang pendidikan tinggi yang telah kita raih atau harta kaya yang kita miliki. Dan akhir dari tulisan saya keep  greetings struggle!!

Wednesday, 18 December 2019

KONSEP PENDIDIKAN DALAM ILMU PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

A. Pembahasan
Konsep adalah suatu gagasaan atau ide yang dirancang dengan terstruktur secara baik sehingga tujuan yang diharapkan akan tercapai. Konsep dalam suatu tindakan adalah penting untuk dipahami dan dimengerti. Karena melalui konsep tersebut arah pikiran, tujuan, sasaran dan proses-proses pelaksanaan dan berbagai macam kebutuhan untuk mencapai tujuan tersebut dapat dengan baik dilaksanakan. Maka begitupula konsep dalam pendidikan islam yang disajikan dalam wawasan Ilmu Pendidikan Islam tentu sangat berpengaruh dalam menjalani proses demi proses perjalan pendidikan pula dalam keberhasilan pendidikan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari konsep ?
2. Bagaimana konsep pendidikan islam dalam Al-quran?
3. Apa urgensi dari konsep pendidikan islam ?
4. Bagaimana pelaksanaan konsep pendidikan islam dalam Al-Quran pada pendidikan informal, formal dan non formal?

C. Tujuan pembahasan
Mengetahui konsep apa saja yang diajarkan oleh Allah Subhanahuatalla dalam kitabul Kariim yaitu Al-Quran Al-karim sebagai upaya untuk diterapkan atau sebagai teladan didalam pendidikan islam serta sistem pendidikannya.




BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dari konsep ilmu pendidikan islam

Kata konsep dapat diartikan secara harfiah (bahasa) dan ilmiyah (istilah). Maka pengertian konsep secara harfiah dalam KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Dari pengertian secara bahasa tersebut lalu kemudian diartikan secara ilmiyah oleh salah satu tokoh islam yaitu Ahmad D. marimba bahwa konsep pendidika  islam adalah Pendidikan yang merupakan suatu bimbingan atau pimpinan yang secara sadar oleh si pendidik terhadap suatu perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju akan terbentuknya kepribadian yang utama. 

dari pengertian konsep yang telah dijabarkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pendidikan islam adalah suatu upaya yang sengaja dirancang secara terencana atau tersistem dengan tujuan penanaman nilai-nilai dasar agama kedalam pola fikiran dan prilaku seseorang atau dalam konteks pendidikan para pendidika dan peserta didik. Sehingga dalam pelaksanaannya dikehidupankehidupan ialah bernilai ajar agama islam.


B. Konsep pendidikan islam dalam Al-quran

Membahas suatu konsep dalam pendidikan islam tentu akan selalu berkaitan dengan ajaran dalam kitab yang sempurna yaitu Al-Quran Al-Karim dan pedoman tuntunan yang sempurna yaitu Al - Hadits yaitu tentang konsep dasar pendidikan. 

Melalui dua pilar tersebut tentu nya yang diharapkan adalah ilmu keislaman sapat dengan baik tumbuh dan berkembang dalam sanubari setiap manusia. Sehingga tugas kekhalifahan dimuka bumi ini dapat dijalankan dengan sempurna sebagaimana agama islam telah disempurnakan sebagai agama Rahmat untuk semesta.

Maka kemudian untuk mencapai tujuan tersebut, tentu dalam pemilihan proses pendidikan  atau disebut konsep adalah hal yang penting dan wajib dipertimbangkan terutama dalam sistem pendidikan islam. Hal ini sebagaimana kita ketahui bahwa usaha atau upaya yang dilakukan setiap tindakan-tindakan dalam pendidikan akan memberikan pengaruh positif dalam mencapai keberhasilan. Begitu pula yang diharapkan dalam konsep pendidikan Islam dalam Al-quran.

Adapun untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan islam dalam Al-Quran dapat kita petik dari kisah berikut ini yaitu didalam Quran Surat ke 31 ayat 13-19 yang salah satu ayatnya berbunyi :

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (Luqman: 13).

Didalam ayat tersebut sangat jelas sekali Luqman memberikan pelajaran kepada anaknya tentang Ke Esaan Allah subhanahuatalla mengenai tuntunan dan larangan yang dijalankan dalam kehidupan. Sehingga keimanan diharapkan tetap teguh diatas pondasi dasar yang kokoh dalam menghadapi ujian kehidupan. Begitu pula tujuan di kisahkan nya Luqman dan anaknya dalam ayat tersebut tentu sebagai teladan dan rujukan terbaik yang bisa dilakukan seorang pendidikan kepada peserta didiknya. Sehingga dalam menanamkan kaidah islaaamiyah yang diajarkan benar-benar kuat dan teguh menghujam kedalam sanubari mereka untuk diamalkan sepanjang hayatnya.


C.Urgensi konsep pendidikan islam

"Arti kata urgensi di KBBI adalah keharusan yang mendesak, Arti lainnya dari kata urgensi adalah hal sangat penting". Maka melalui pengertian tersebut dipahami bahwa urgensi konsep pendidikan islam itu adalah memahami lalu merencanakan dengan sebaiknya bentuk proses pendidikan yang menanamkan dan menumbuhkan jiwa religius yang cinta terhadap agama bangsa dan negara nya.

Selain itu Pentingnya memiliki konsep dalam pendidikan islam adalah sebagai acuan dan dasar dalam bermuamalah dibidang pendidikan (tarbiyah). Sehingga yang diharapkan bahwa pendidik dan peserta didik benar-benar memiliki tujuan yang sama yaitu memiliki ilmu ilmiyah dan ruhiyah yang diridhoi Allah subhanahuatalla.

Dengan memahami urgensi konsep pendidika islam, diharapkan nantinya baik pendidik maupun peserta didik dapat menjalankan peran secara semestinya dan tujuan yang jelas dalam mencapai keinginan yang dicita-citakan.


D. Penerapan Konsep Pendidikan Islam di Madrasah Informal, formal dan Non-Formal

Setelah mengetahui dan memahami tentang pengertian konsep pendidikan Islam, anjuran dalam Al-Quran maupun al-Hadits serta urgensinya, maka hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan pelaksanaan yang baik. Karena betapapun sebuah kajian dilakukan untuk mendapatkan teori-teori paling mutakhir dalam menjawab setiap problema pendidikan, namun apabila dalam pelaksanaannya tidak dipergunakan atau pun tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan ilmu yang tidak bermanfaat bahkan memungkinkan berbuat kerusakan karena kesalah pahaman dalam mencerna setiap ilmu yang didapatkan. Mengenai ilmu yang berguna adalah ilmu yang dipahami dan diamalkan, maka dalam menjalani proses pendidikan haruslah dibarengi dengan pelaksanaan baik oleh pendidik maupun peserta didik. Sehingga pemahaman didapatkan secara menyeluruh. Olehkarena itu konsep ini harus dibahas secara baik sebelum dilaksanakan. Sehingga menghasilkan pemahaman-pemahaman ditunjukkan sesuai dengan materi yang dimaksud.

Membahas konsep maka membahas perencanaan. Perencanaan hal yang akan selalu berkaitan dengan proses pendidikan. Maka perencanaan dalam pendidikan islam yang paling penting untuk di kaji disamping media-media lainnya adalah subjek dan objek pendidikan islam. Maka berikut penjelasan mengenai maksud dari objek dan subjek dalam ilmu pendidikan islam;

Perencanaan objek dan subjek adalah pembahasan antara pendidik, peserta didik dan materi atau modul atau bahan ajar. Subjek atau pelaksana bisa ditunjukkan kepada pendidik atau peserta didik dan lebih tepatnya prilaku kedua unsur tersebut adalah hal dasar yang harus dijadikan acuan atas keberhasilan dalam menumbuhkan dan mengembangkan pemahaman tentang ilmu islam. Sedangkan objek adalah pemahaman-pemaham yang baik dan benar yang diajarkan dalam proses pendidikan atau disebut bahan ajar atau materi dalam konsep pendidikan islam. Unsur kedua ini adalah hal penting yang harus dimiliki oleh pendidik maupun peserta didik. Karena dengan adanya bahan ajar yang berkualitas atau telah di telaah sebelumnya dengan baik akan sangat memudahkan nantinya dalam menyampaikan atau memberikan pengertian dan pemahaman tentang ilmu yang dibahas. Semakin berkualitas bahan ajar yang disampaikan maka pemahaman pun akan mudah didapatkan dan meminimalisir kemungkinan kesalahan atau ambiguitas dalam ilmu pengetahuan. Karena banyak pula pendidik maupun peserta didik yang cacat dalam wawasan ilmu pengetahuan agama mereka disebabkan tidak baiknya ilmu yang didapatkan sebelumnya. Sehingga dalam mengukur atau sebagai acuan dalam keberhasilan proses pendidikan islam maka dapat dilihat melalui wawasan ilmu dan prilaku pendidik atau peserta didik dalam upaya memiliki karakter-karakter yang telah dijelaskan al-Quran dan al-Hadits. Karena betapapun sumber daya manusia dalam proses pendidikan itu baik namun bahan ajar yang ditanamkan buruk maka hal itu pula yang menciptakan kesalahan dalam pendidikan dan begitupun sebaliknya. Subjek maupun objek adalah dua sisi penting dalam unsur pendidikan islam.



BAB III
KESIMPULAN

pembahasan konsep adalah pembahasan mengenai perencanaan yang baik. Semakin baik perencanaan dilakukan maka akan baik pula dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Ilmu Pendidika Islam adalah ilmu yang tidak bisa diajarkan maupun dipahami dengan sesuka hati. Karena Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu tentang sebuah pendidikan dalam keislaman yang berarti ilmu tersebut harus dilakukan berdasarkan kitabullah dan sunnah Rasulullah Salallahialaihi Wassalam. Jika ilmu ini dilakukan dengan tanpa kedua acuan ini bahkan tidak dilakukan konsep sebelumnya secara baik, maka bisa jadi ilmu yang seharusnya menjadi rahmatan lil'alamin malah menimbulkan kerusakan-kerusakan baik agama, sosial dan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

Diakses tanggal 18 Desember 2019, "Faidah pendidikan Luqmanul Hakim untuk Anaknya" di website:
https://muslim.or.id/46136-mengambil-faidah-dari-luqmanul-hakim-tentang-pendidikan-anak.html

Sunday, 20 October 2019

MAKALAH KOMPETENSI PENDIDIK-Ilmu Pendidikan Islam



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidik adalah unsur terpenting dalam proses mengajarkan ilmu pendidikan Islam. Suatu pembelajaran tidak akan mungkin bisa terlaksana dan berjalan dengan semestinya jika tanpa seorang pendidik, begitupun peserta didik. Oleh karenannya pendidik adalah hal yang memang sangat pantas diperhatikan dalam pendidikan islam sebagai bagian dari tujuan dan keberhasilan proses pembelajaran.

Mengenai seorang pendidik dalam proses pembelajaran ilmu pendidikan islam tentu saja sangat memperhatikan kesiapan, wawasan, ilmu pengetahuan dan keagamaan seorang pendidik. Hal yang dimaksud supaya kemampuan seorang pendidik sebagai ahli profesional dibidang pengajarannya dapat dengan mudah mengaplikasikan kemampuannya dalam berbagai kondisi, situasi dari waktu kewaktu. Sehingga dalan Hal ini pendidik tentu sangat dituntut dalam memiliki kompetensi dasar yang mereka memadai. Maka dari itu, pada makalah ini akan dibahas lebih luas mengenai kopetensi apa sajakah yang harus dimiliki pendidik guna tercapainya cita-cita pendidikan.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kopetensi ?
2. Bagaimana Urgensi kopetensi bagi pendidik ?
3. Apa sajakah kopetensi yang harus dimiliki oleh pendidik ?




BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN KOPETENSI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesindonesia kata kopetensi secara bahasa diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu) atau kata lain kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah.

Adapun arti secara istilah yang diambil dalam situs resmi Ilmu Manajemen Industri tentang kompetensi adalah "kombinasi antara pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap kesuksesan organisasinya".

Maka melalui dua sitilah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kopetensi adalah istilah yang digunakan dalam memberikan landasan bahwa kepandaian seorang pendidik dalam mensinergikan antara apa yang dia pahami dan dia mengerti kedalam bentuk pengajaran yang efektif, efesien dan produktif untuk mencapai cita-cita dan tujuan pendidikan.


B. URGENSI KOMPETENSI PENDIDIK

Dalam dunia pendidikan terutama dalam pendidikan Islam. Kata kompetensi sangat lazim ditemukan dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan profesionalisme seorang pendidik pada tanggung jawab mereka selama proses pembelajaran dilaksanakan.

Dengan disadari bahwa menjadi seorang pendidik adalah emban tanggung jawab yang sangat besar. Dimana mereka akan melahirkan generasi-generasi yang memiliki cita-cita luhur, budi pekerti yanb baik serta taat agama. Tentu suatu cita-cita dan tujuan yang akan penuh dengan hambatan dan kerja keras yang tidak mudah. Sehingganya kopetensi pendidik merupakan sebuah kemampuan yang pada dasarnya harus dimiliki oleh para pendidik. Tidak pun demikian, memang pendidik dalam era berkemajuan ini memang akan sangat di tuntur untuk memiliki kopetensi dibidang pengajaran yang mereka emban. Sehingga apa yang dicita-citakan dan yang menjadi tujuan dapat terlaksana dengan gemilang.

Urgensi atau biasa disebut pentingnya sebuah kompetensi dalam dunia pendidikan terkhusus pendidikan islam adalah hal yang sangat penting untuk dibahas dan menjadi daya fokus para ahli pendidikan terutama yg tokoh pendidikan islam dalam menciptakan pembelajaran dan pengajaran yang efektif, efesien dan produktif. Sehingga nanti generasi-generasi yang dicetak bukan hanya yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dari dalam akan tetapi juga ilmu yang meluas yaitu memiliki daya kreatifitas dalam menerapkan ilmu mereka kedalam ranah sosial maupun struktural serta membawa dampak positif yang berkemajuan pada agama, dan lingkungan kehidupan.


C.KOMPETENSI SEORANG PENDIDIK

Maka melalui penjelasan tentang urgensi kompetensi bagi seorang pendidik. Maka Hal yang selanjutnya harus dipahami dan dimengerti oleh para pendidik adalah kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki mereka guna mencapai cita-cita dan tujuan dalam pembelajaran. Adalah dari pendapat Muhammad Roqib didalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam membahas tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik dalam menciptakan profesionalisme dibidang pengajarannya yaitu :

1. Mengajar sesuai bidang keilmuannya

Tentu hal ini sangat lah penting dipahami oleh semua pendidik bahwa tidak akan mungkin seorang yang tidak mengenal ilmu yang dimilikinya lalu dapat mengajarkan ilmu tersebut. Tentu hal tersebut sangat susah dan tidak akan mungkin pula dapat mencapai cota-cita dan tujuan yang diinginkan diakhir pembelajarannya.

Setiap pendidik haruslah mengetahui dasar ilmu yang mereka ajarkan sehingga nantinya pembelajaran yang mereka laksanakan pun dapat terarah dan terstruktur dengan baik. Sehingga tidak menciderai ilmu dan wawasan peserta didik dalam pembelajaran mereka. Seperti kata-kata bijak yang sering kita dengar bahwa jika kau melihat kepandaian dan kepintaran seorang murid, maka lihatlah siapakah guru mereka. Karena Guru yang baik akan menciptakan murid yang baik dan begitu pun sebaliknya.

2. Berprilaku Robbani yaitu taat kepada Allah dan Rosul nya.

Statemen ini pun tidak akan asing ditelinga kita bahwakan kita sering mendengarkan berulang kali dari para ahli pendidikan dan bapak pendidik yang paling Agung dalam agama islam yaitu Rasulullah Shalallahualahi wassalam. Beliau menanamkan betapa pentingnya pendidikan agama ditanamkan sejak dini atau dasar. Sehingga dalam hal ini, penanaman penanam dini atau dasar ini initu didapatkan oleh para pendidik yang memiliki jiwa ketaqwaan yang baik terhadap Tuhannya. Jiwa yang taqwa akan membimbing mereka dalam mengajarkan ilmu dan amal yang baik bagi anak didik mereka. Bahkan sebaliknya, jiwa dan amal yang buruk akan membimbing mereka menanamkan mereka berbuat kerusakan. Maka wajiblah seorang pendidik untuk taat dan taqwa kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga apa yang mereka tanamkan dan tumbuhkan nanti sesuai dengan qadar dan qodar nya yaitu membawa mashlahat besar bagi kebaikan selurub alam.

3. Memiliki integritas moral sebagaimana Rasulullah Salallahualahiwassalam

Tentu menjadi seorang pendidik adalah amanah yang sangat besar. Apalagi tanggung jawab nanti kepada Tuhannya tentang apa yang diajarkan dan apa yang diamalkan dalam kehidupan mendidik. Integritas moral adalah bagian dari tanggung jawab itu yaitu memiliki nilai kejujuran, amanah, menyampaikan dan cerdas atau pandai. Tentu seorang pendidik saat ini pun tidak akan mungkin mamou menguasai keempat integritas moral tersebut sebagaimana yang dimiliki oleh bapak Agung kita Rasulullah shalallahualaihi wassalam. Akan tetapi menyadari bahwa menjadi pendidik pun tetap akan terus mencari ilmu maka akan sangat bijaksana dan arifnya seorang pendidik yang terus menerus mengevaluasi dan intropeksi guna menambah ilmu dan amal yang saling bersinergi dalam berbuat kebaikan.

4. Mencintai dan bangga terhadap tugas-tugas pengajarannya

Hal ini tentu banyak sedikitnya seorang pendidik harus memiliki sifat ihlas dalam pekerjaan mereka. Dimana mereka nantinya lebih banyak dituntut dalam lingkungan, sosial maupun tugas mereka sendiri. Karena pendidik adalah seorang pendakwah, dimana mereka akan memiliki halangan dan rintangan yang terus menghampiri didalam tugas dan pekerjaan mereka. Maka tidak akan ada kata lain yang bisa membuat para pendidik bersenang hati atau bahkan bangga dalam pekerjaan mereka kecuali dengan ke ikhlasan.

5. Memiliki perhatian yang cukup dan adil

Menjadi pendidik harus bersikap adil dalam menciptakan pembelajaran yang baik dan ilmu yang diajarkan pun mampu menjangkau semua kalangan peserta didik yang mereka ajarkan. Karena ketidak adilan pendidik dalam mendidik akan menciptakan peserta didik yang kurang bermoral bahkan akan tumpang tindih dalam memahami ilmu pengetahuan karena akibat dari ketidak pahaman mereka secara jelas tentang apa yang pendidik mereka ajarkan. Bisa saja hal ini terjadi karena ketidak adilan guru dalam memberika ilmu antara satu dengan yang lain. Karenannya wajib bagi pendidik berbuat adil dalam pembelajarannya. Betapapun berbeda kemampuan peserta didik antara satu dengan yang lainnya dalam memahami bahan ajar.

6. Sehat rohami, dewasa, menjaga kemuliaan (wara'), humanis, berwibawa dan penuh keteladanan

Pendidik bukan lah hanya menyampaikan bahan ajar yang mereka miliki setelah selesai lalu selesai pula tugas dan tanggung jawab mereka. Tentu ini persepsi yang salah kaprah. Harus dipahami bahwa pendidik bukan hanya sedang mengajarkan materi dan bahan ajar saja, akan tetapi pula mengajarkan ilmunya. Apa itu ilmu yaitu pengetahuan yang dimengerti oleh hati dan fikiran serta dilaksanakan dalam kehidupan. Tentu ini adalah tugas mulia dan amanah yang berat bagi pendidik. Akan tetapi sebagaimana berat dan mulianya. Disanalah letak pahala dan kebaikan bagi pendidik dilipat gandakan. Apalagi disaat para peserta didik tumbuh dan besar dalam didikan mereka.

7. Menjalin komunikasi yang harmonis kepada peserta didik dan masyarakat.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Dimana seorang pendidik bukan hanya dituntut dalam tujuan pembelajaran mereka akan tetapi juga pada lingkungan masyarakat. Tentu saja komunikasi adalah sarana terlenting dalam membangun hal itu semua. Karena kebanyakan dalam lingkungan dan tempat belajar kita baik dan buruknya dimulai dengan komunikasi. Karenannya pendidik harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik sebagai alat bantu yang baik dalam menyampaikan pesan dan ilmu nya.

8. Menguasai perencanaan, metode dan strategi dalam mengajar

Saat proses pembelajaran berlangsung, tentu pendidik akan menjumpai berbagai kendala didalamnya. Kendala tersebut dapat dimulai dari dalam diri para pendidik atau pada peserta didik bahkan pula dari lingkungan belajar mereka. Oleh karena itu para pendidik harus dapat merancang dan melihat dengan seksama untuk menggunakan berbagai metode, strategi yang baik untum diterapkan dalam kondisi tersebut guna mencapai kesuksesan dalam mencapai cita-cita dan tujuan yang di harapkan.

9.menguasai perkembangan fisik dan psikis peserta didik dan menghormatinya

Dalam pembelajaran nanti tentu guru akan menjumpai berbagai latar belakang, suku, etnis dan budaya yang dimiliki para peserta didik. Begitu pula pada fisik dan daya kemampuan analisi mereka, tentu akan berbeda-beda. Seorang pendidik harus menghormati itu semua sebagai bagian dari keberagaman yang Allah subhanahuataalla ciptakan. Karena keberagaman itu adalah merupakan kenikmatan yang harus disyukuri. Sebagi bahan intropeksi diri dan perbaikan yang membuat pendidik untuk selalu bersemangat dalam mengajarkan ilmu nya.

10. Eksploratif, apresiatif, responsif dan inovatif terhadap perkembangan zaman

Sistem pembalajaran dari waktu ke waktu tentu akan memiliki perbedaan baik dalam unsur kemanusiaan, lingkungan dan tehnologi tepat guna. Oleh karenannya dalam melakukan metode dan strategi untuk mempermudah dalam pembelajaran. Guru dapat menggunakan sarana-sarana tersebut dalam menggali dan memperluas ilmu dan wawasan sedalam dalam nya. Selain itu, guru dapat pula melakukan berbagai kajian-kajian ilmiah yang dapat menambah wawasan keilmuan seiring tehnologi dan berbagai temuan para ilmuan terus berkembang. Dimana disamping itu pendidik pun dapat bereksperimen dalam ilmu pengetahuan sebagai upaya pemahaman mendalam dibidang keilmuan mereka.

11. Menekankan students centered, learning by doing dan kajian kontekstual-integral

Beberapa penekanan ini dilakukan supaya seorang pendidik dapat mengelola ilmu pengetahuan peserta didik kedalam sebuah daya kreatif, inovatif dan produktif dalam berbagai upaya pemecahan masalah. Sehingga pada tujuan pembelajaean nanti peserta didik bukan hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi juga mampu mengembangkan ilmu tersebut kedalam bentuk penerapan yang baik. Maka dalam pembelajaran ini tentu sangat di butuhkan seorang pendidik yang berpengetahuan luas dan berpengalaman yang baik untuk mengajar dibidangnya masing-masing.

12. Melakukan promosi wacana dan pembentukan watak serta sikap yang otonom

Seorang pendidik juga merupakan seorang yang bertugas dalam menjaga nama baik sebuah organisasi lembaga sekolah. Sehingga kemampau dalam membuat wacana dan menyesuaikan watak dan sikap dalam kehidupan bermasyarakat sangat dibutuhkan. Guna membaur dan berdampak positif bagi kehidupan bermasyarakat disekitar lingkungan sekolah.



BAB III
KESIMPULAN

Kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh pendidik dalam mencapai keprofesionalan pendidik dalam mengajar dibidangnya. karena kemampuan dasar tersebut lah yang akan digunakan sebagai bekal dalam pengembangan proses pembelajarannya dari waktu kewaktu.

Oleh karena itu melalui penjelasan dalam makalah ini ada 12 poin yang harus dimiliki pendidik Sebagai dasar kompetensi mereka dalam mengajar. Dimana harapan dari ke duabelas poin tersebut dapat membentuk pendidik dan peserta didik yang berkualitas baik dalam keagamaan maupun ilmu pengetahuan.



DAFTAR PUSTAKA
Mohammad roqib, ilmu pendidikan islam: Pengembangan integratif disekolah, keluarga dan masyarakat, Yogyakarta: Lkis printing cemerlang: 2009.

Pengertian kompetensi dalam https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kompetensi-competency-dalam-manajemen-sdm/ Telah diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada 07.30
https://kbbi.web.id/kompetensi.html Telah diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada 07.30

Friday, 12 July 2019

Cara Evaluasi Permainan dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Banyak permaianan bahasa arab yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar dikelas. Permainan tersebut pun kini terus berkembang seiring kesadaran para ahli pendidikan yang berbasis keagamaan untuk lebih memperkenalkan bahasa Arab sejak dini. Hal ini karena, bahasa arab adalah bidang ilmu utama dalam mempelajari ilmu pendidikan  islam dan penunjang sumber-sumber ilmu lainnya sebagai rujukan utama ilmu terapan dan tehnologi masa kini.

Dalam penerapan permainan bahasa arab tentu banyak kekurangan dan kendala teknis yang menyertai selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini timbul karena, manusia adalah mahluk hidup yang dominan dalam melakukan segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan keberhasilan maupun kesalahan.

Adapun beberapa evaluasi yang dapat dilakukan oleh pendidik, saat mengamati proses berlangsungnya kegiatan yang telah dia rancang sebelumnya guna dapat diperbaiki dalam di pembelajaran selanjutnya Yaitu:

1. Mengingatkan peserta didik tentang efesiensi waktu, cepat, tepatnya sebuah permainan berjalan sesuai dengan petunjuk guru. Serta lebih mempertegas bahwa permainan adalah bagian kompetisi yang harus di sikapi lebih bijaksana yaitu tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah.

2. Membuka forum diskusi yaitu guru membuka forum tanya jawab antar kelompok siswa untuk lebih memaknai sebuah permainan sebagai bagian dari semangat belajar dan berkompetisi secara sehat. Selain itu supaya mereka juga mampu mengalisa letak kesalahan mereka selama proses permainan berlangsung.

3. saling mengoreksi satu sama lain. Selama permainan berlangsung ada banyak hal kesalahan yang dilakukan oleh kelompok bermain mereka juga kelompok lawan. Pendidik dapat mengarahkan kesalahan-kesalahan tersebut dalam forum evaluasi  sehingga mereka akan lebih fokus untuk kapan melakukan kopetisi yang baik dan kapan melakukan koreksi yang kritis dan sopan.

4. Sebelum melakukan aktivitas permainan. Pendidik harus memastikan bahwa para peserta didik sudah bersifat homogen artinya tidak adanya ruang terbentuknya kelompok-kelompok kecil dikelas akibat kompetisi permainan yang dilakukan saat proses belajar mengajar sebelumnya telah berlangsung. Sehingga dihari berikutnya diharapakan pendidik dapat membentuk kelompk belajar lagi yang berbeda.

5. Menyimpulkan hasil permainan yaitu  pengumuman mengenai kemahiran, kecakapan, keterampilan, sikap, nilai atau hasil yang diperoleh setelah proses pembelajaran berakhir. Hal ini selain sebagai pemberian semangat saat belajar dikelas, juga sebagai bahan evaluasi belajar mandiri mereka dalam mengembangkan kemampuan personal dirumah.

6. Memberikan arahan kepada peserta didik tentang apa itu permainan, bagaimana permainan itu berlangsung dan apa fungsi permainan. Sehingga tidak adanya kesenjangan pola pikir antara peserta didik dengan guru maupun antar peserta didik tentang sifat yang timbul setelah permainan berlangsung seperti diskriminasi, kecemburuan, marah, dendam dan hal-hal lain yang tidak diharapakan. Sehingga peserta didik lebih memilki sifat besar hati, berendah diri, dan sportivitas dalam memahami sebuah kopetisi.

7. Memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari dipertemuan mendatang melalu kesimpulan yang sudah didiskusikan antara guru dengan siswa.

Itulah beberapa langkah-langkah evaluasi strategis bagi para pendidik dalam mencapai evaluasi yang baik untuk kemajuan proses pembelajaran dan daya serap belajar peserta didik. Sehingga yang diharapakan adalah peserta didik mampu menguasi ilmu yang dicantumkan dalam kurikulum dengan cara yang menyenangkan dan semangat belajar. 


Sumber rujukan: 

Fathul Mujib dan NailurRahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Permainan Bahasa Arab, Yoguakarta: Diva Press: 2012.

Monday, 8 July 2019

MAKALAH BIOGRAFI RUMAISHA BINTI MILHAN

BAB I
 PEMBAHASAN

A.    Biografi
Rumaisha binti Milhan atau yang bernama lengkap Rumaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin Naja al-Anshariyah al-Khazrajiyah. Ia seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj yang memiliki sifat keibuan  dan berwajah manis menawan. Selain itu ia juga memiliki perangai pintar  penuh kehati-hatian dalam bersikap dewasa dan berahlak mulia.
Rumaisha binti Milhan termasuk wanita pendahulu yang masuk Islam dari kalangan Anshar. Ia tidak peduli dengan segala kemungkinan yang berbenturan langsung dengan masyarakat yang jahil para penyembah patung berhala sehingga ia tampak ragu meninggalkan peribadatannya.
Rumaisha binti Milhan mempunyai saudari yag bernama Ummu Haram bibi dari Anas bin Malik yang selalu ikut berangkat bersama pejuang muslim dan sempat mengikuti beberapa kali pertempuran. Beliau sempat ikut dalam penaklukan siprus bersama suaminya tetapi ia terjatuh dari tunggangan sehingga mati syahid ditempat itu.
Rumaisha binti Milhan menikah dengan pamannya yang bernama Malik An-Naddhar. Dari pernikahannya dengan Malik Ummu Sulaim dikaruniai anak bernama Anas bin Malik.
 Tetapi setelah Rumaisha masuk Islam, suaminya merupakan orang yang pertama berdiri menghadang keimanannya. Ia bangkit kemarahannya ketika ia kembali dari kepergiannya dan mengetahui keislaman Rumaisha, ia berkata kepadanya dengan nada yang sangat marah. “Apakah engkau telah berpindah agama?” Maka dengan penuh yakin dan tegar beliau menjawab, “Tidak, bahkan aku telah beriman.”
Ummu Sulaim juga mengajarkan kepada Anas bin Malik untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Katakanlah “Asyhadu an laa ilaaha illa Allah!” kata Ummu Sulaim kepada anaknya. Dan anak itu cepat menyambut seruan sang Ummi. Kemudian  Ummu Sulaim mengajarkan mengucap kalimat kedua “katakan sekali lagi “Asyhadu anna Muhammad Rosulluloh...! dan dengan cerdas anak itu mengikuti ucapan sang Umi, dan Anas bin Malik masuk kepangkuan Islam semenjak itu. Peristiwa besar itu persis berlangsung didepan suami Ummu Sulaim
Karuan Malik tambah menjadi-jadi kemarahannya “ kau telah merusak kepercayaan anakku” namun dengan tangkas dan tegas Ummu Sulaim langsung menjawab “Aku tidak merusak kepercayaannya, bahkan aku memimpinnya kejalan yang lurus. Aku berharap kelak ia tumbuh dan besar dalam bimbingan hidayah dan iman”
Malik an-nadhr merasa terpojok dengan jawaban istrinya yang tegas dan mantap. Sejak saat itupun rumah tangga Ummu Sulaim sering diwarnai keributan mulut. Maka malik akhirnya pergi meninggalkan Ummu Sulaim ke Syam, sampai suaminya meninggal disana. Hingga akhirnya kematian suaminya sampai ke Ummu Sulaim. Wanita itu berjanji untuk tidak ingin menikah lagi kecuali jika diizinkan anaknya Anas bin Malik.
Setelah meningalnya Malik, kabar Ummu Sulaim yang janda terdengar sampai ketelinga Abu Thalhah. Dan langsung datang melamar Ummu Sulaim.
Diriwayatkan dari Tsabit al Banni dari Anas, ia berkata Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim. Maka Ummu Sulaim berkata,” Demi Allah tidak ada laki-laki seperti kamu yang patut ditolak wahai Abu Thalhah. Sebab kamu laki-laki kafir dan saya wanita muslim dan saya tidak halal kawin denganmu. Maka apabila kamu masuk Islam, maka keislamanmu itulah maharku dan saya tidak minta yang lain darimu”
(Padahal Abu Thalhah  adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya berupa kebun kurma).
Kemudian Abu Thalhah masuk Islam dan keislamannya merupakan mahar untuk Ummu Sulaim. Tsabit al Banni berkata” saya sama sekali tidak pernah mendengar ada wanita yang mas kawinnya lebih mulia dari mas kawin Ummu Sulaim. (HR. An Nasai)
Sungguh, pernikahan Ummu Sulaim ini menunjukkan adanya kekuatan iman dan harga diri seorang wanita yang tak mudah ditundukkan oleh harta, kepopuleran dan ketokohan seorang laki-laki.
Pada waktu itu di  Madinah, para wanita menginginkan diperistri oleh Abu Thalhah karena keutamaan yang dimilikinya. Tetapi Ummu Sulaim tak pernah silau dengan itu semua. Ummu Sulaim hanya memilih keislaman Abu Thalhah dan tidak menginginkan selainnya. Dan sungguh tepat pilihan Ummu Sulaim itu, karena dikemudian hari Abu Thalhah mampu membuktikan bahwa dirinya sangat layak untuk berbaris dibarisan pejuang Islam.
Dari hasil pernikahannya dengan Abu Talhah itu mereka mempunyai anak yang bernama Abu Umair. Apabila Rosululoh berkunjung kerumah Abu thalhah beliau sering bermain dan bercanda dengan Abu Umair. pada suatu ketika, Abu Umair menderita sakit dan pada hari itu Abu Thalhah sedang berpuasa. Ketika Abu Thalhah sedang pergi keluar rumah, dan Abu Umair meninggal dunia. Karena suaminya sedang tidak ada, maka Ummu Sulaim segera memandikan dan mengkafani seorang diri, kemudian jenazah anaknya itu dibaringkan diatas tempat tidur.
Setelah Abu Thalhah pulang, Ummu Sulaim segera menyiapkan makanan untuk berbuka suaminya. Setelah itu , Ummu Sulaim berhias dan memakai wangi-wangian. Pada malam harinya, Abu Thalhah datang dan segera berbuka puasa dengan makanan yang telah disiapkan oleh Ummu Sulaim. Setelah berbuka Abu Thalhah bertanya kepada Ummu Sulaim. “Ummi bagaiman keadaan anak kita?” Ummu Sulaim menjawab, “Alhamdulillah, dia dalam keadaan baik-baik saja.” Ummu Sulaim meminta kepada suaminya agar jangan terlalu memikirkan keadaan anaknya.
Pada malam itu juga, Abu Thalhah menggauli istrinya. Ketika Abu Thalhah bangun, Ummu Sulaim berkata kepada suaminya, “ saya mempunyai pertanyaan kepadamu, wahai suamiku.” Abu Thalhah bertanya, “Apakah itu?” Ummu Sulaim berkata, “seandainya seorang diberi suatu amanat, lalu pemiliknya ingin mengambilnya, haruskah dia mengembalikannya?”
Suaminya menjawab, “tentu, dia harus mengembalikannya, dia tidak mempunyai hak untuk menyimpannya.”
Ummu Sulaim berkata lagi, “ Suamiku, Allah telah mengamanatkan Abu Umair kepada kita, namun sekarang Dia telah  memanggilnya kembali.”
Abu Thalhah merasa sedih ketika mendengar berita tersebut. Dengan sedikit marah, Abu Thalhah berkata “ Mengapa engkau tidak mengatakannya sejak tadi malam?” setelah itu, Abu Thalhah mengadu kepada Rosululloh Saw tentang peristiwa itu. Rosululoh berdoa untuknya dengan bersabda, “Semoga Allah Swt memberkahi hubunganmu dengan istrimu tadi malam.”
Salah seorang sahabat dari kaum Anshar berkata, “saya menyaksikan berkah dari doa Rosululloh Saw tersebut. Dari hubungan dengan istrinya pada malam tersebut, lahirlah Abdulloh bin Abu Thalhah yang akhirnya mempunyai sembilan orang anak, dan semuanya Hafizh Al-Qur’an.
Keutamaan Ummu Sulaim tidak hanya itu saja, Allah Swt juga pernah menurunkan ayat untuk pasangan suami istri itu dikarenakan suatu peristiwa. Dan manusia dapat beribadah dengan membacanya.
Abu Hurairah berkata telah datang seorang laki-laki kepada Rosulullah Saw dan berkata “Sesungguhnya aku dalam keadaan lapar”  maka Rosulullah menanyakan kepada salah satu istrinya tentang makanan yang ada dirumahnya, namun Beliau menjawab, “Demi yang mengutusmu dengan hak, aku tidak memiliki apa-apa kecuali hanya air, kemudian Beliau bertanya kepada istri yang lain, namun jawabannya sama. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Siapakah yang akan menjamu tamu ini, semoga Allah merahmatinya.” Maka berdirilah seorang Anshar yang namanya Abu Thalhah seraya berkata, “Saya Ya Rasulullah” maka ia berdiri bersama tamu tadi menuju rumahnya kemudian sahabat Anshar itu bertanya kepada istrinya (Ummu Sulaim) “Apakah kamu memiliki makanan?” Istrinya menjawab, “Tidak punya, melainkan makanan untuk anak-anak” Abu Thalhah berkata, “Berikanlah minuman kepada mereka dan tidurkanlah mereka. Nanti apabila tamu saya masuk, maka akan saya perlihatkan bahwa saya ikut makan, apabila makanan sudah berada ditangan, maka berdirilah dan matikanlah lampu” hal itu dilakukan oleh Ummu Sulaim. Mereka duduk-duduk dan tamu makan hidangan tersebut, sementara kedua suami-istri tersebut bermalam dalam keadaan tidak makan.
Keesokan harinya keduanya datang kepada Rosulullah Saw, dan Rosulullah bersabda, “Sungguh Allah takjub (tertawa) terhadap fulan dan fulanah”
Dan turunlah ayat:
“Maka mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (Apa yang mereka berikam itu).”
(QS Al-Hasyr: 9)
                        Abu Thalhah tak kusa menahan rasa gembiranya, maka beliau bersegera memberikan kabar gembira itu kepada sang istrisehingga sejuklah pandangan matanya karena Allah Swt menurunkan ayat tentang mereka dalam Al-qur’an yang senatiasa dibaca.
Ummu Sulaim memiliki kedudukan yang istimewa dimata Rosululoh Saw. Anas bin Malik berkata, “Sesungguhmya Rasulullah Saw tidak pernah masuk sebuah rumah di Madinah (secara terus-menerus) selain rumah Ummu Sulaim, kecuali ke rumah para istri beliau. Ketika hal itu ditanyakan, beliau menjawab, “Aku merasa kasihan kepadanya karena saudaranya terbunuh waktu bersamaku.” (HR Bukhari dan Muslim).
Anas bin Malik berkata, “Adalah Nabi Saw apabila lewat didekat Ummu Sulaim, beliau singgah menemuinya dan mengucapkan salam kepadanya.” (HR Bukhari).
Suatu hari Ummu Sulaim Menemui Rosulloh dengan rasa malu kemudian beliau mengajukan agar buah hatinya Anas dijadikan pembantu oleh guru manusia yang mengajarkan segala kebaikan. Rosululloh menerimanya sehingga sejuklah pandangan Ummu Sulaim karenanya.
Dalam syiarnya, Adz-Dzahabi meriwayatkan dengan sanadnya Anas katanya “suatu ketika Nabi berkunjung kerumah Ummu Sulaim. Begitu ibuku tahu akan kunjungan Nabi Saw, ia segera menyuguhkan kepadanya kurma dan minyak samin. “kembalikan saja kurma dan minyak saminmu ketempat semula, karena aku sedang berpuasa.” Kata Rosululloh kepada ibuku. Setelah itu nabi bangkit menuju salah satu sisi rumahku, kemudian salat sunah 2 rakaat dan mendoakan kebaikan bagi Ummu Sulaim dan keluarganya. Maka ibu berkata kepada Belia, “Wahai Rosululloh aku memiliki hadiah khusus bagimu.” “Apa itu?” tanya Nabi Saw “Orang yang siap membantumu Anas.” Jawab ibu. Seketika itulah Rosulluloh Saw memanjatkan doa-doa untukku hingga tak tersisa satupun dari kebaikan dunia dan akhirat melainkan Beliau doakan bagiku. “Ya Allah karuniailah keduanya baginya.” Kata Rosululloh dalam doanya. Berkat doa inilah aku menjadi orang Anshar yang paling banyak hartanya,” kata Anas mengakhiri doanya.
Dalam riwayat lain Anas bin Malik menceritakan ketika Rosululloh Saw tiba di Madinah aku baru berumur 8 tahun. Waktu itu, ibu menuntunku menghadap Rosululloh Saw seraya berkata, “Wahai Rosululloh tak tersisa seorang Anshar pun kecuali datang kepadamu dengan hadiah istimewa. Namun aku tak mampu memberimu hadiah kecuali putraku ini, maka ambillah dia dan suruhlah dia membantumu kapan saja anda inginkan”
Dikisahkan juga bahwa ketika itu, Ummu Sulaim menyarungi Annas dengan setengah jilbabnya dan menyelendangi dengan sebagian gaunnya kemudian menghadiahkan kepada rosululloh.
Ummu Sulaim wafat pada tahun 30 hijriah. Ia menghadap Tuhan dengan membawa bisyarah (kabar gembira) dari nabi. Ummu Sulaim merupakan salah satu wanita penghuni surga. Dalam hadis diriwayatkan.
Dari Jabir, bahwa Rosululloh bersabda “Ketika aku masuk jannah, tiba-tiba aku melihat disana ada Rumaisha, istri Abu Thalhah. (Al-Bukhari)
Dari hadis Anas dikatakan bahwa ketika masuk jannah, nabi saw mendengar suara terompah seseorang “Suara siapa ini?” tanya Beliau. Kata malaikat itu suara Rumaisha binti Milhan ibunda Anas bin Malik.
(HR. Muslim)


B.     Riwayat Pendidikan
Ummu Sulaim merupakan wanita pendahulu yang masuk Islam dari kalangan Anshar. Ia tidak pernah ragu saat Rasulullah menyerukan agama Islam bahkan tidak peduli dengan segala kemungkinan yang berbenturan langsung dengan masyarakat yang jahil para penyembah patung berhala sehingga ia tampak ragu meninggalkan peribadatannya. Suri tauladan beliau atau guru kehidupan beliau yaitu Rasulullah Saw. Ummu Sulaim sangat mencintai dan menghormati Rasulullah bahkan melebihi dirinya sendiri.
Anas berkata, “ Rasulullah Saw pernah menemuiku ketika aku sedang bermain dengan beberapa anak sebayaku. Beliau mengucapkan salam kepada kami, kemudian beliau menyuruhku untuk mengerjakan suatu keperluan. Hal itu membuat aku terlambat pulang kepada ibuku, begitu aku datang, ibuku bertanya, “Apa yang membuatmu terlambat?” aku menjawab, “Aku disuruh oleh Rasulullah” ibuku bertanya, “Apa keperluan beliau?” Aku jawab, “Itu rahasia” ibuku berkata, “kalau begitu jangan kamu ceritakan kepada siapapun!” Anas berkata “Demi Allah aku boleh menceritakannya kepada seseorang, tentu aku telah menceritakannya kepadamu wahai Tsabit.” (Hr Muslim)

C.     Profesi

Rumaisha binti Milhan adalah seorang mujahidah, beliau sering ikut Rosululoh Saw dalam banyak peperangan, beliau berjuang dengan segenap kemampuan sebagai seorang perempuan. Salah satu kisah beliau tergambar dalam perang sengit hunain. Diceritakan dalam kitab dan isquo; Hayah Ash Sahabat 1/597 dari kitab dan isquo; Shifah Ash Shofwan II/66 bahwa suatu ketika Abu Thalhah berpapasan dengan Ummu Sulaim dalam perang hunain. Ia melihat tangannya ada sebilah pisau, maka ia segera menemui Rosululoh Saw  dan berkata: “ Ya Rosululoh, lihatlah Ummu Sulaim keluar rumah sambil membawa pisau.” Maka Rosululoh menanyainya “ apa yang hendak kau perbuat dengannya wahai Ummu Sulaim?“ Ummu Sulaim menjawab “Aku ingin jika ada yang mendekatiku, aku bisa melukainya.” Dalam riwayat lain “ pisau ini sengaja kusiapkan untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku”
Rumaisha atau Ummu Sulaim juga dikenal sebagai salah satu penghafal hadis  yang mana banyak sahabat-sahabat besar semisal Zaid bin Tsabit Ra, Anas bin malik meriwayatkan hadis dari beliau.
 Ummu Sulaim juga merupakan seorang Dai yang bijaksana dan seorang istri yang shalihah, seorang pendidik yang sabar sehingga memasukkan anaknya dalam madrasah nubawah tatkala berumur 10 tahun yang pada gilirannya beliau menjadi seorang ulama diantara ulama Islam.  Ubbabah, salah seorang rijal sanad berkata aku melihat Dia memiliki 7 anak yang semuanya hafal Al-Qur’an

D.    Karya
Ummu Sulaim telah meriwayatkan 14 hadis yang berasal langsung dari Rosululoh Saw. Diantaranya terdapat dalam kitab shahih Bukhari-Muslim. Satu diriwayatkan muttafaq’alain. Satu diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan dua diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Hadis riwayat Ummu Sulaim ra: tentang wanita yang keluar mani (sperma) wajib mandi.
Bahwa ia bertanya kepada Nabi Saw tentang wanita yang bermimpi seperti yang di mimpikan laki-laki Rasulullah bersabda : apabila wanita itu bermimpi seperti itu , maka ia wajib mandi. Ummu sulaim berkata : saya malu dalam hal itu. Katanya :apakah itu mungkin terjadi? Nabi Saw bersabda : ya, mungkin saja. Lalu darimana terjadi kemiripan? Sesungguhnya mani laki-laki itu kental dan berwarna putih, sedangkan mani perempuan itu encer dan berwarna kuning. Mana yang lebih tinggi (banyak) atau dahulu keluar. (Shahih Muslim no 459)

E.     Keteladanan Tokoh Yang Harus di Terapkan Dalam Kehidupan
Ummu Sulaim merupakan sosok perempuan yang patut kita teladani, beliau adalah sosok yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi. Wanita yang teguh yang tetap mantap memeluk Islam walaupun ditentang oleh suaminya sendiri.
 tanggung jawab sebagai seorang istri untuk mengingatkan suaminya kejalan yang benar, kepada suami yang pertama malik bin Nashr, walaupun ia menolak dan dakwah ummu sulaim terhadap Abu Thalhah agar masuk islam, dan dia menerima.
Pengorbanan Ummu Sulaim untuk mengutamakan cintanya kepada Allah dan tidak mendahulukan cinta duniawi, Ummu Sulaim tidak mementingkan harta benda diatas agama. Ia menolak emas dan perak, tetapi beliau lebih memilih keislaman Abu Thalhah sebagai maharnya.
Kesabarannya Ummu Sulaim yang luar biasa terhadap musibah yang menimpanya dan menerima dengan lapang dada.
Wanita yang mendidik anaknya dengan baik sehingga menjadi perawi hadis yang terkenal

 Wanita yang cerdik, bagaimana saat ia mengabarkan kepada Abu Thalhah tentang kematian anaknya. Beliau tidak langsung mengabarkan hal-hal buruk yang terjadi. Dan Wanita yang sangat berani, dalam perang hunain



DAFTAR PUSTAKA

 

Dikutip dari buku “Wanita Dambaan Hati” karya Khalid bin Abdirrahman bin Hamd Assyayi: penerbit Al-Haura

Kitab Nisaa’ Haular Rasuul, karya Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Mustafa Abu an-Nashr asy-Syalabi

http://www.Ahlulhadist.woodpress.com/2007/10/13

http;//www.boemi-Islam/sejarah-Islam/Sirohsahabiyah

Asri Widiarti, Manajemen Jatuh Cinta, (Yogyakarta: Pustaka Fahima,2008)

Maulana Muhammad Zakaria Al-Kandahalawi, Himpunan Kitab-kitab Fadilah A’mal (Jabar: Pustaka Ramadhan,1993) h.671

http://www.ButiranKasihmu.wadpress.com/2014/10/02

http://www.Islam.net/home/Qur’an-dan-Hadist/Hadist-Shahih-Muslim

MAKALAH TAFSIR TARBAWI-TUJUAN PENDIDIKAN SURAT AL- HAJJ AYAT 41



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
            Agama merupakan suatu kepercayaan yang komplek dari setiap makhluk bertuhan. Keberadaan agama menjadi sebuah obyek yang tak pernah habis untuk dipermasalahkan dan dipecahkan baik dari sudut waktu dan tempatnya.  Islam  begitu sangat dominan dalam hal ini, pembahasan agama menjadi hal utama dalam kehidupan yang oleh karenanya penyandang agama perdamaian yaitu Rahmatanlil alamin. Pada Subyek, obyek dan aspek yang menyangkut didalamnya merupakan sestem yang terjaga dengan baik. Islam yang begitu fleksibel memberikan leluasa untuk semua khalangan siapa saja untuk menuju kebaikan.
            Begitulah sebenarnya Islam, tindak tanduknya dalam kehidupan menjadi sebuah cermin diri. Kepribadian bersyahadah penuh melekat erat pada umat-umatnya yang bertaqwa karenanya mengapa Islam begitu sangat dicintai baik penganutnya sendiri maupun agama lain, bahkan kejayaannyapun menjadi bagian dari kehidupan berumat, berbangsa dan bernegara.

2.      Rumusan Masalah
a.       Mengetahui kandungan dari surat al-Hajj ayat 41.
b.      Menafsirkan dan menawilkan surat al-Hajj ayat 41.
c.       Mengetahui sifat-sifat seorang mukmin sesungguhnya.

3.      Tujuan Masalah
a.       Dapat memberikan pengertian dan pemahaman untuk diaplikasikan dalam kehidupan.
b.      Mengarahkan untuk lebih memahami arti ayat dalam Al-Quran yang pengertiannya bersifat universal.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    SURAT AL-HAJJ AYAT 41

1.      Ayat dan Tarjamahnya
Artinya : “ Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka dibumi, niscaya mereka melaksanakan shalat dan menunaikan zakat serta menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.

2.      Asbabun Nuzul
                     Dari seorang sahabat Ibnu Abbas mengatakan tentang Asbabun Nuzul ayat ini yaitu suatu ketika tatkala Rasulullah Saw di usir dari Mekkah Abu Bakar berkata “ mereka telah mengusir Nabi mereka, sesungguhnya kita kepunyaan Allah, sesungguhnya kita kembali kepadan-Nya benar-benar hancurlah kaum itu.” Maka Allah SWT menurunkan ayat ini yang artinya “di izinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Maha Kuasa menolong mereka itu.” Abu Bakar berkata “maka tahulah aku akan ada peperangan.” ( Riwayat Ahmad At-tirmidzi, An-nasai dan Ibnu Majjah).
3.      Mufradat Pokok Bahasan
               Pada ayat diatas akan dibahas beberapa ayat pokok bahasan masuk dalam bagian pendidikan:


سورة الحج

Artinya

مَّكَّنَّاهُمْ

(Kami) beri kedudukan[1]

الزَّكَاةَ وَآتَوُا الصَّلَاةَ أَقَامُوا

Melaksanakan shalat dan menunaikan zakat

الْمُنْكَرِ عَنِ وَنَهَوْ  بِالْمَعْرُوفِ وَأَمَرُوا

Dan menyeru berbuat yang ma’ruf
الْأُمُورِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ
Dan kepada Allahlah kembali segala urusan



4.      Penafsiran Ayat
               Dalam penafsiran ayat ini terdapat beberapa penafsiran yang menyangkut ilmu pendidikan yang dapat dipelajari. Beberapa tokoh Islam menafsirkan dari berbagai segi yang dapat diambil manfaatnya. Adaapun dalam penafsiran tersebut terbagi menjadi tiga sub pokok bahasan sebagai bagian dari menelaah dan mengkaji ayat sebagai berikut:

a.       Berdasarkan ‘Am
                Merupakan perintah atau ketentuan yang dapat diambil dari ayat tersebut, pembahasannya berupa sebuah wacana yang sudah tersurat didalamnya sebelum mengarah keaplikasi pendidikan.
                Perintah ataupun ketentuan tersebut secara jelas tentang mereka yang dipandang menolong agama Allah adalah mereka yang jika diberi kekuasaan dibumi ini maka akan melaksanakan empat urusan yang menjadi dasar pemerintahan.[2] Dalam hal tersebut merupakan bentuk syukur dari ketaqwaan mereka terhadap tuhannya bahwa semua akan kembali pada-Nya sehingga ketika mereka mengalami kekalahan ataupun kemenangan mereka tetap akan selalu berqanaah terhadap Tuhan-Nya dalam bentuk rasa syukur tersebut.
                Kehidupan seorang mukmin disaat itu sangat menyulitkan, dimana kebenaran-kebenaran yang ditegakkan melahirkan tindak kekerasan dikhalangan kaum kafir terhadap kaum muslim.[3] Kekerasan itu merupakan sifat kaum musyrikin yang takut akan kedudukan mereka hilang ketika kebenaran ditegakkan dan bahkan takut akan berkembangnya Islam menjadi besar seiring waktu yang mengakibatkan golongan mereka semakin kecil dan bahkan para pemimpin-pemimpin musyrikin disaat itu takut dan iri apabila para pengikut dan rakyat mereka jatuh dan masuk kepada kaum muslim untuk menegakkan Islam. Itulah sebabnya hati mereka menyalahkan walau benar dan membenarkan walau salah.
                Sifat seorang muslim merupakan keterbalikan dari orang kafir seperti penafsiran oleh Ahmad Mushtafa Al-Maraghiy tentang ayat ini,  orang-orang yang diusir dari kampung halamannya adalah orang-orang yang sesungguhnya benar dan menegakkan syari’ah yang telah di perintahkan Tuhan-Nya.[4] Para kaum muslimin saat itu merupakan kriteria manusia yang mulia atas akhlak dan budi pekerti mereka. Hal itupun diakui oleh para kaum musrikin tentang akhlak mereka yang diakui berupa ucapan maupun perbuatan mereka. Karena dasar kedudukan membuat mereka merasa tak patut untuk tunduk dan patuh kepada Nabi ataupun masuk dalam ajaran Islam, hal inilah yang semakin menutup mata mereka untuk melihat kebenaran Islam.
                Ayat ini merupakan sebuah penjelasan karakter kaum muslimin yang sebenarnya. Sebuah karakter berdasarkan pedoman Al-Quran merupakan dasar kebutuhan bahwa kebaikan segi apapun disegerakanlah untuk ditegakkan. Kebaikan-kebaikan tersebut tercantum jelas dalam ayat ini yaitu menegakkan shalat yang merupakan sebuah dakwah kepada diri sendiri maupun umat lain, lalu menunaikan zakat merupakan perintah yang kedua, mengajak yang ma’ruf dan menjauhi dan melarang yang munkar. Keempat anjuran tersebut merupakan pokok dalam menegakkan kebenaran dan keadilan disamping perintah dan larangan syari’ah yang lain.[5]

b.      Berdasarkan Tarbiyah
                Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah Allah dalam Al-Quran dapat diambil manfaatnya dalam proses pendidikan berlangsung:
1)      Perintah untuk menuntut ilmu niat ikhlas karena Allah, yaitu untuk menegakkan kebenaran baik saat susah maupun mudah.
2)      Pendidikan adalah proses untuk mencapai derajat yang baik karena dengan berilmu seseorang mampu  melihat kebaikan  dan keburukan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
3)      Saat menuntut ilmu selalu bersifat sabar, rendah hati, dan beristiqamah serta seperti layaknya padi yang semakin berisi semakin merunduk.
4)      Dalam proses pendidikan ketaqwaan kepada Allah SWT bersifat [6]penting untuk menggapai ridhla-Nya agar ilmu yang didapatkan bermanfaat.
والعاقبة للمتقين
Artinya: “dan sesudah yang baik adalah bagi orang-orang  yang bertakwa”. (Qs. Al-A’raf: 128).
5)      Hasil dari pembelajaran itu bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi diharapkan mampu untuk menyampaikan terhadap orang lain.disampaikan secara persuasif dalam bentuk keteladanan yang baik. Dimanfaatkan untuk kebaikan dan kebenaran yaitu menegakkan yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar.

c.       Analisa
                Tujuan pendidikan menurut Francois Rabelais yaitu pembentukan manusia yang lengkap dan cakap. Dimana dengan pendidikan yang notabene merupakan wadah formal bagi seorang yang menuntut ilmu dikarenakan setiap informasi berbagai ilmu pengetahuan didapatkan disana. Pendidikan selalu menginginkan anak didiknya untuk dapat mengembangkan potensi dalam program formal yang telah disediakan.
                Pada pelaksanaan hal diatas maka tentunya seorang muslim mampu memiliki pandangan mendasar tentang manfaat sebuah pendidikan. Dengan wadah formal tersebut diselenggarakan pendidikan merupakan bagian dari kemajuan pola berpikir dalam proses pembelajaran setidaknya para mahasiswa akan mengalami pengalaman-pengalaman untuk bersifat terbuka untuk menerima perbedaan dalam berbagai ilmu pengetahuan yang didapatkan. Kemudian dari ilmu itulah yang mampu membawa seseorang untuk dapat melihat yang hak dan yang bathil, ketika seorang sudah mampu dalam menyelektif hal itu maka akan datanglah kebenaran.
                Sejatinya dalam pandangan Islam itu sendiri ilmu bukanlah membawa seseorang menuju kepada kebathilan tetapi ilmu membawa seseorang untuk mampu mengoreksi kesalahan dirinya dan meluruskan kesalahan orang disekelilingnya. Maka dari hal  inilah mengapa Allah menyukai orang yang beriman dan berilmu bahkan menempatkan kekuasaan seorang yang berilmu beberapa derajat ditambah dengan  Ilmu itu mampu menjadi penerang untuk semua makhluk.
                Seorang yang berilmu lalu memiliki iman adalah seoang yang mampu menegakkan kebenaran diatas luasnya kebathilan. Adapun menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, kebenaran yang dimaksud dalam Islam adalah hikmah. Hikmah yang bersifat illahiyah, hikmah menurutnya adalah anugerah Tuhan.[7] Dan barang siapa diberi hikmah, maka dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat (Quran Al-Baqarah: 269).
                Perlu dipahami hikmah tidak tergantung pada akademi tingkatan seseorang namun hikmah pula dapat dimiliki oleh mereka yang tidak memiliki latar belakang secara formal. Tetapi perlu dipahami dan digaris bawahi bahwa hikmah sesungguhnya dimiliki kepada mereka yang mempunyai pemikiran yang jauh, pengamatan mendalam, kematangan mendalam dan pendidikan bertujuan dalam hal tersebut.
                Adapun berhasilnya proses pendidikan malalui diadakannya ujian merupakan bagian dari pembelajaran. Dari ujian tersebut dapat diukur seberapa kemampuan pemahaman terhadap apa yang dipelajari selama proses pendidikan berlangsung. Dan dia yang menjadikanmu sebagai halifah-khalifah dibumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang Diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya tuhan-mu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang (Qs. Al-An’am: 165).
Hal ini merupakan ayat yang menyatakan tegas tentang adanya perbedaan tingkat dalam arti yang seluas-luasnya yaitu berupa perbedaan apa saja yang membedakan antara yang benar yang salah. Perbedaan dalam ayat tersebut merupakan bagian dari sebuah ujian apakah keunggulannya yang diberikan tuhan itu dipergunakan untuk tujuan yang baik atau tujuan yang buruk.[8] Mereka yang menggunakan keunggulannya itu untuk tujuan yang buruk akan mendapat siksaan, dan sebaliknya mereka yang menggunakan keunggulannya itu untuk kebaikan akan mendapatkan balasan disisi Allah SWT.



BAB III
PENUTUPAN

A.    KESIMPULAN
              Pada nash yang telah dicantum dalam surat Al-Hajj ayat 41 merupakan penggambaran seorang muslim dalam menghadapi setiap ujian dengan selalu beristiqamah dan berendah hati karena kemenangan maupun kekalahan semua datangnya dari Allah. Kemenangan yang diperoleh merupakan sudah menjadi bagian dari Allah oleh karenanya semua yang dicapai harus dikembalikan kepada Allah SWT yaitu dengan menegakkan ibadah dan melaksanakan kebenaran seperti melaksanakan shalat, menunaikan zakat, mencegah yang munkar dan melaksanakan yang ma’ruf.
              Adapun tujuan dalam pendidikan yang terkait dalam hal ini yaitu sebagai jalan menuju kebenaran dengan ikhlas karena Allah SWT dan mengharapkan atas ridlanya. Sehingga pendidikan mampu mengarahkan kebaikan dan kebenaran untuk menjadikan manusia yang berakhlakkan Al-Quran.

B.     SARAN
              Pada pembahasan tentang tujuan pendidikan nanti diharapkan semua pemuda kaum muslim untuk menjadi seorang yang mampu mengasah ilmu umum dan spiritual dalam lingkungan pendidikan yang menghantarkan pembentukan siswa-siswa yang berkualitas membawa perubahan-perubahan dalam menegakkan kebenaran dan menghapus kebathilan.
            Dalam hal itupun diharapkan mampu membentuk karakter yang dapat membedakan pemikiran kaum muslim dengan lainnya melalui perbuatan yang baik yang mampu dicontoh oleh lingkungan dalam kehidupan.