1.
Surat An Nahl Ayat 125.
Artinya:“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orangyang mendapat petunjuk”
a.
Asbab An-Nuzul Surat An Nahl ayat 125
(latar
belakang turunnya)ayat ini. Al-Wahidi
menerangkan bahwa ayat ini turun setelah Rasulullah SAW.menyaksikan jenazah 70 sahabat yang syahid dalam
Perang Uhud, termasuk Hamzah, paman Rasulullah. Al-Qurthubi
menyatakan bahwa ayat ini turun di Makkah ketika adanya perintah kepada
Rasulullah SAW, untuk melakukan gencatan senjata (muhadanah) dengan pihak Quraisy. Akan tetapi, Ibn Katsir
tidak menjelaskan adanya riwayat yang menjadisebab
turunnya
2.
Surat (QS. Al-Imran : 110)
Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT :
كُنْتُمْ خَيْرَ
أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ
خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Al-Imran : 110)
a. Analisis ayat
Dari ayat diatas, telah jelas bahwa umat Islam adalah
umat yang terbaik. Maka dari itu umat Islam harus menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar. Artinya, setiap muslim itu hendaknya saling
mengingatkan untuk saling berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang
buruk. Jika kita belum sanggup untuk mengingatkan kepada orang lain, minimal
sekali kita harus bisa mengingatkan diri kita sendiri untuk dapat selalu
berbuat kebaikan dan sebisa mungkin tidak melakukan apa yang telah dilarang
oleh Allah SWT. Jika kita bisa mengendalikan diri kita untuk dapat selalu
berbuat kebaikan, maka otomatis kita akan dapat menjadi contoh bagi orang-orang
terdekat kita untuk dapat melakukan hal yang serupa. Dan akhirnya orang-orang
yang terdekat kita pun ikut melakukan hal-hal kebaikan juga. Dan secara tidak
langsung pun kita sudah mensyi’arkan ajaran Islam kepada orang lain. Janganlah
takut untuk berdakwah mengingatkan kebaikan dan melarang kepada keburukan, karena
Allah telah menjamin umatnya yang menolong agama-Nya. Seperti dalam firman
Allah SWT,
3. Surat Luqman Ayat 13
Artinya:
13. Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Asbabun Nuzul Surat Al-Luqman ayat 13
Ketika
ayat ke-82 dari surat Al-An’am diturunkan,para sahabat merasa keberatan. Maka
mereka datang menghadap Rasulullah SAW,seraya berkata “ Wahai Rasulullah,
siapakah diantara kami yang dapat membersihkan keimanannya dari perbuatan zalim
?”.Jawab beliau “ Bukan begitu,bukanlah kamu telah mendengarkan wasiat Lukman
Hakim kepada anaknya : Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. (
2 )
( HR.Bukhori dari Abdillah )
Luqman
adalah seorang yang Sholeh dan memiliki akhlaq yang mulia, yaitu akhlaq yang
berbasiskan kepada keimanan yang kokoh. Namanya diabadikan oleh Allah dalam
salah satu surat di dalam Al Qur an, yakni surat ke 31.
Sehingga
di dalam surat ini Allah memberikan pelajaran kepada kita akan kesholehan
Luqman dalam memberikan nasehat kepada anaknya, yakni nasehat yang mengandung
unsur “keilmuan” yang mendalam, “keihklasan” yang suci dan “kecintaan”yang
tinggi.
4. Surat Luqman ayat 14
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu
Allah mewajibkan kepada semua manusia
agar patuh dan taat kepada orang tua. Karena seorang ibu itu mengandung dengan
segala kepayahan dan kesulitan. Seorang ibupun menyusui sampai berusia dua
tahun. Allah mengharuskan pula agar bersyukur kepada-Nya atas semua nikmat yang
diberikan dengan cara melakukan semua bentuk taat. Dan hendaknya berterima
kasih pula kepada orang tua dengan cara melakukan kebaikan dan taat. Karena
semua akan kembali kepada Allah, dan Allah akan membalas semua perbuatan yang
5. Surat Luqman ayat 15
15. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. “
Jika orang tua mengajak kepada kufur atau dosa,
maka jangan ikuti keinginanya dengan penolakan yang lembut dan bijaksana.Karena
ketaatan itu haruslah dalam kebajikan. Dan jangan sampai penolakan itu dilakukan dengan perangai yang buruk.
Ikutilah orang yang banyak bertaubat dan banyak melakukan kebaikan. Karena
setelah kehidupan ini pastilah semuanya akan kembali kepada Allah Swt dan akan
terungkap semua perbuatan yang telah dilakukan oleh setiap orang dan akan
diberi ganjaran sesuai dengan perbuatannya.
Ayat diatas menerangkan
bahwa jika orang tua memaksa untuk mempersekutukan Allah, maka janganlah
mematuhinya.setioap perintah untuk perbuatan maksiat, maka tidak boleh ditaati.
Namun demikian, jangan memutuska hubungan silaturahmi dengan tetaplah menghormatinya sebagai orang tua. Berbaktilah kepada mereka selagi tidak
menyimpang dari ajaran agama dan bergaullah dengan mereka menyangkut
keduniawian, bukan aqidah. Dalam surat Al-Ankabut: 8, Artinya: “Dan kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibui-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu uintuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Hukum ini berlaku untuk semua umat Nabi Muhammad, yaitu melarang ketaatan
anak untuk mengikuti kehendak orang tuanya yang bertentangan dengan ajaran
agama. Dan juga sebagaimana dalam sebuah riwayatbahwa Asma’ putrid Sayyidina
Abu Bakr ra. Pernah didatangi oleh ibunya yang ketika itu masih musyrikah,
Asma’ bertanya kepada Nabi bagaimana seharusnya ia bersikap, maka Rosul
memerintahkannya untuk tetap menjalin hubungan baik, menerima dan memberinya
hadiah serta mengunjungi dan menyambut kunjungannya.
6. Surat Luqman ayat 16
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Analisa
Wahai orang mukmin, meskipun perbuatan
buruk atau perbuatan baik hanya seberat biji saja, pastilah tidak akan luput
dari pandangan Allah Swt. Kebaikan dan keburukan itu pastilah akan terungkap
jelas di hari kiamat kelak, dan bagi yang berbuat kebaikan pastilah diganjar dengan
kebaikan pula, begitu pula dengan keburukan. Allah Swt itu Maha Lembut dan Dia selalu memberi jalan keluar bagi para
hamba-Nya dengan cara yang baik. Allah Swt juga Maha Mengawasi dan tidak
satupun yang luput di hadapanNya.
7. Surat Luqman ayat 17
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Asbab an nuzzul
Dalam ayat ini Luqman menyuruh
anaknya untuk menegakan shalat. Karena shalat merupakan tiang agama dan sebagai
penolak keburukan dan kemungkaran. Kemudian menyuruh pula agar anaknya selalu
menyeru dan mengajak kepada kebaikan, juga menolak semua bentuk kemungkaran.
Karena mengajak pada kebaikan dan menolak keburukan itu adalah jalan yang
ditempuh para Nabi dan selayaknya orang-orang pun melakukan hal demikian karena
hal itu adalah bentuk perilaku sangat mulia dan terhormat.
Redaksi meneruskan kisah Luqman
kepada anaknya. Ia menelusuri bersama anaknya langkah- langkah akidah setelah kestabilannya dalam
nurani. Setelah beriman kepada Allah tidak ada sekutu bagi-Nya, yakin terhadap
kehidupan akhirat yang tiada keraguan di dalamnya, dan percaya kepada keadilan
balasan dari Allah yang tidak akan luput walaupun seberat satu biji sawi pun,
maka langkah selanjutnya adalah menghadap Allah dengan mendirikan shalat dan
mengarahkan kepada manusia untuk berdakwah kepada Allah, juga bersabar atas
beban-beban dakwah dan konsekuensi yang pasti ditemui.
Pada ayat ini ada suatu pesan bahwa salah satu
tugas orang tua kepada anaknya ialah mendidiknya untuk menegakkan shalat.
Karena shalat merupakan langkah kedua setelah keimanan sehingga Rasulullah SAW
menyebutkan dalam hadisnya bahwa shalat merupakan rukun Islam yang kedua
setelah ikrar keimanan dilakukan (syahadatain) dan Rasulullah
memerintahkan agar orang tua menyuruh anaknya shalat semenjak usia dini, yakni
usia tujuh tahun., sebagaimana sabdanya:
Nasihat Luqman pada ayat 17 ini
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal shaleh yang puncaknya adalah
shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amar makruf dan nahi
mungkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan
yaitu sabar dan tabah. Menyuruh mengerjakan makruf, mengandung pesan untuk
mengerjakannya, karena tidaklah wajar menyuruh sebelum diri sendiri
mengerjakannya. Demikian juga melarang kemungkaran, menuntut agar yang melarang
terlebih dahulu mencegah dirinya,. Itu agaknya yang menjadi sebab mengapa
Luqman tidak memerintahkan anaknya melaksanakan yang makruf dan menjauhi
mungkar, tetapi memerintahkan, menyuruh dan mencegah. Di sisi lain membiasakan
anak melaksanakan tuntunan ini menimbulkan dalam dirinya jiwa kepemimpinan
serta kepedulian sosial(13)
8. Surat Luqman ayat 22
Atinya:
22. Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang
yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang kokoh. Dan hanya
kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.
Menurut ayat diatas
mempunyai maksud bahwa seorang hamba dalam penghambaannya menyerahkan segala
urusan kepada Allah. Dan dalam melakukan segala ibadah berdasarkan karena Allah
semata.
Seorang hamba yang melakukan kebaikan dikarenakan mencari
ridho Allah, maka berarti hamba tersebut berpegang pada aturan-aturan yang
berlaku dalam hokum Islam. Sedang yang
dimaksud “buhul Tali” di sini dimaksudkan
adalah agama Islam yang memang satu-satunya Agama yang diridhoi oleh Allah. Dan
segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang hanyalah akan terjadi karena izin
Allah Swt.
9.
Surat Luqman ayat 23
23. Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu
janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan
kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala isi hati.
Ayat ini menjelaskan bahwa kekafiran seseorang tidaklah
ada hubungan dalam bidang aqidah, namun tetap menjalin hubungan dalam hal
keduniawian. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa kita diperbolehkan saling tolong
menolong dalam hal apapun kecuali tentang ibadah. Dikarenakan ibadah sudah
menyangkut dalam hal aqidah yang mana bila seseorang mengikuti peribadatan atau
sesuatu hal yang berkaitan dengan ibadah, itu sudah berarti kita mengikuti
kekafiran orang tersebut.
Segala keyakinan seseorang, baik orang mukmin maupun
orang kafir, semua akan mempertanggungjawabkan keyakinan tersebut dan
mendapatkan balasan atas segala hal yang dilakukan.
10. Surat Adz-Dzariyat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia kecuali
untuk menyembah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56)
Asbabun
Nuzul
Kita
membayangkan bahwa Allah SWT ketika menetapkan penciptaan Nabi Adam, Dia
memberitahukan kepada malaikat-Nya dengan tujuan agar mereka bersujud
kepadanya, bukan dengan tujuan mengambil pendapat mereka atau bermusyawarah
dengan mereka. Maha Suci Allah SWT dari hal yang demikian itu. Allah SWT
memberitahukan mereka bahwa Dia akan menjadikan seorang hamba di muka bumi, dan
bahwa khalifah ini akan mempunyai keturunan dan cucu-cucu, di mana mereka akan
membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah di dalamnya. Lalu para
malaikat yang suci mengalami kebingungan. Bukankah mereka selalu bertasbih
kepada Allah dan mensucikan-Nya, namun mengapa khalifah yang terpilih itu bukan
termasuk dari mereka? Apa rahasia hal tersebut, dan apa hikmah Allah dalam masalah
ini? Kebingungan melaikat dan keinginan mereka untuk mendapatkan kemuliaan
sebagai khalifah di muka bumi, dan keheranan mereka tentang penghormatan Adam
dengannya, dan masih banyak segudang pertanyaan yang tersimpan dalam diri
mereka. Namun Allah SWT segera menepis keraguan mereka dan kebingungan mereka,
dan membawa mereka menjadi yakin dan berserah diri.
Ayat
di atas menyatakan “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia” untuk
satu manfaat yang kembali kepada diri-Ku. Aku tidak menciptakan mereka melainkan
agar tujuan atau kesudahan aktivitas mereka adalah beribadah
kepada-Ku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasululloh SAW., oleh
karena itu, tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan
periwayatan (pentrasmisian) yang benar dari orang-orang yang melihat dan
mendengar langsung tentang turunnya Al-Quran.
No comments:
Post a Comment