Friday, 9 January 2015

Keutamaan Seorang Pendidik dalam pendidikan islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Keutamaan Seorang Pendidik dalam Pendidikan Islam
Pendidik adalah bapak ruhani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam agam islam. Dalam ajaran islam pendidik disamakan ulama yang sangatlah dihargai kedudukanya. Hal ini dijelaskan oleh Allah maupun Rasul-Nya.
Dalam ajaran Islam pendidik sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT maupun oleh Rasul-Nya.Firman Allah SWT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya:
Allah SWT  meningkatkan derajat orang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S Al-Mujadalah : 11).
            Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam beberapa hadits disebutkan, Sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
“Sebaik-baiknya kamu adalah adalah orang yang mempelajari al-Qur,an dan mengerjakannya”. (H.R. Bukhari)
Sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
"jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pencinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga kamu menjadi rusak.
Sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
"Sebaik-baik kamu adalah orang yang mepelajari al-Quran dan mengamalkanya". (H.R. Bukhari)
Dalam hadis Nabi yang lain, Sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
“Tinta para ulama lebih tinggi nilainya dari pada darah para shuhada”. (H.R. Abu Daud dan Tarmizi)
Firman Allah SWT dan sabda Rasul disebut mengganbarkan tingginya kedudukan orang yang memiliki ilmu pengetahuan  (pendidik). Hal ini berasal bahwa dengan pengetahuan dapat menuntun manusia untuk selalu berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah SWT. Dengan kemampuan yang ada pada manusia terlahir cara-cara untuk kebaikan umat manusia.




                              Baca Juga : Metode Pendidikan Islam



B. Cara Pandang Imam Al-Ghazali Mengenai Kemuliaan Seorang Pendidik

Menurut Al-Ghazali pendidik merupakan malikhul kabir.  Bahkan dapat dikatakan pada satu sisi, pendidik mempunyai jasa lebih dibandingkan kedua orang tuanya. Lantaran kedua orang tuanya menyelamatkan anaknya dari sengatan api neraka dunia, sedangkan pendidik menyelamatkan dari sengatan api neraka. Menurut Hasan Langgulung, kedudukan pendidik dalam pendidikan islam ialah orang yang memikul tanggung jawab membimbing. Orang yang bertanggung jawab dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik peserta didik. Oleh karena fungsinya sebagai pengarah dan pembimbing dalam pendidikan, maka keberadaan pendidik sangat diperlukan dalam pendidikan islam. Selain sebagai pembimbing dan pemberi arah dalam pendidikan, pendidik juga berfungsi sebagai pengarah motifator, dala proses belajar-mengajar, yaitu berupaya teraktualisasinya sifat-sifat Ilahi dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada pada diri peserta didik guna mengimbangi kelemahan- kelemahan yang dimilikinya.

Al-Ghazali menukil beberapa hadis Nabi tentang keutamaan seorang pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-orang besar (great individual) yang aktivitasnya lebih baik dari pada ibadah setahun (QS. At-Taubah (9): 122). Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita (siraj) segala zaman, orang yang hidup semasa denganya akan memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya manusia seperti binatang, sebab mendidik adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.

Al-Ghazali mengkhususkan guru dengan sifat-sifat kesucian dan kehormatan dan menempatkan guru langsung sesudah kedudukan Nabi seperti contoh sebuah syair yang diungkapkan oleh syauki yang berbunyi: "berdirilah dan hormatilah guru dan berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rasul".

Al-Ghazali juga menyatakan sebagai berikut: "seseorang yang berilmu dan kemudian mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut dengan orang besar di semua kerajaan langit, dia bagaikan matahari yang menerangi alam sedangkan ia mempunyai cahaya dalam dirinya seperti minyak kasturi yang mengaharumi orang lain karena ia harum, seorang yang menyiukkan dirinya dalam mengajar berarti dia telah memilih pekerjaan terhormat". Oleh karena itu hendaklah sesorang pendidik memperhatikan dan menjaga adab dan sopan santun dalam tugasnya sebagai seorang pendidik".



                 Baca Juga :Komponen Kurikulum Pendidikan Islam




a.      Alasan yang berhubungan dengan sifat naluriah

            Dalam kitab “Ihya ‘Ulumuddin” ia menyatakan: “Apabila ilmu pengetahuan itu lebih utama dalam segala hal, maka mempelajarinya adalah mencari yang lebih mulia itu. Maka mengajarkannya adalah memberi faedah bagi keutamaan itu.”

            Jadi, mengajar dan mendidik adalah sangat mulia, karena secara naluri orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati oleh orang. Dan ilmu pegetahuan itu sendiri adalah mulia, maka mengajarkan adalah memberikan kemuliaan. Oleh karna itu tugas guru sangat mulia dan kedudukannya sangat tinggi dalam islam.

     Akan tetapi, posisi pengajar dalam masyarakat modern dewasa ini, lebih sering hanya dipandang sebagai petugas semata yang mendapat gaji dari negara atau istansi/organisasi swasta dan tanggung jawabnya tertentu, serta tugasnya relatif dilimitasi dengan dinding sekolah, jangan melangkah lebih jauh dari tugas dan taggung jawab (formal)nya, mungkin dampak dari komersialisme modernisasi, sehingga melahirkan dampak terciptanya jarak (sosiopsikis) antara pengajar dan pelajar.

b.      Alasan yang berhubungan dengan kemanfaatan umum
Al-Gazali dalam “Mizanul ‘Amal” mengatakan:
“Orang yang mempunyai ilmu itu berada dalam berikut:
-          mencari faedah dan guna ilmu,
-          mencari hasil ilmu pengetahuan sehingga ia tidak bertanya-tanya,
-          memberikan wawasn ilmu dan mengajarkannya. Dan inilah keadaan yang termulia, kalkulasi dalam kategori keutamaan. Kemudahan ia dapat mengambil faedahnya dan selanjutnya diajarkan, maka ia adalah laksana matahari yang bersinar dan menyinari lainnya. ia adalah laksana kasturi yang dapat mengharumkan dan ia sendiri berbau harum.”

c.       Alasan yang berhubungan dengan unsur yang dikerjakan
            “Kemuliaan seorang guru yang langsung berurusan dengan hati dan jiwa manusia, dan wujud yang paling mulia di muka bumi ini adalah jenis manusia. Bagian paling mulia dari bagian-bagian (jauhar) tubuh manusia adalah hatinya, sedangkan guru berkerja menyempurnakan, membersihkan, mensucikan dan membawakan hati itu untuk bisa dekat dengan Allah swt.”

Seorang tokoh pendidikan Islam di Indonesia yaitu Ahmad Surkati. Menjelaskan bahwa eksistensi pendidik dalam pendidikan adalah yang sangat penting. Rasulullah adalah sosok pendidik yang sanagat baik untuk di tiru karena beliau adalah seorang pendidik yang agung dan memiliki metode pendidikan yang unik. Beliau sangat memperhatikan manusia susuai dengan kebutuhannya, ciri-cirinya dan kemampuan akalnya, terutama jika beliau berbicara dengan anak-anak. Jenis bakat dan kesiapan mereka merupakan pertimbangan beliau dalam mendidik.

Berdasarkan hal tersebut mereka sesudah Rasulullah wafat yang menjadi pendidik adalah yang berperan di bidang keagamaan, separti tokoh-tokoh agama tersebut juga ulam. Mereka seolah-olah memegang kunci keselamatan rohani dan masyarakat.

Pendidikan lingkungan pesantren, misalnya, menjadi kiyai yang menjadi panutan tokoh agama dan mempunyai kewibawaan rohani yang tinggi. Begitu juga halnya dengan guru yang berada di desa bahwa mereka dipandang sebagai seorang yang punya kelebihan, mereka lebih menghormati dan muncul sebagai pemeran utama dalam masyarakat. Mereka dianggap sebaga elite desa.
Pendidikan Islam sarat dengan konsepsi ketuhanan yang mempunyai baragam keutamaan. Abd al-Rahman al-Nahlawa mengngaplikasikan orang yang berilmu diberikan kekuasaan menundukkan alam semesta ini demi kebaikam umat manusia. Kerena itu dalam kehidupan sosial masyarakat, para ilmuan (pendidik) dipandang memiliki harkat dan martabatyangtinggi. Itulah Sebabnya Al-Ghazali meletakkan posisi pendidik posisi yang penting dengan keyakinan bahwa pendidik yang benar merupakan jalan untuk mendekatkan diri pada Allah guna mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Keutamaan dan tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri, Islam memuliakan pengetahuan, sedangkan pengetahuan itu didapat dari belajar mengajar, maka sudah tentu agama Islam memuliakan seorang pendidik.



                            Baca Juga : Media Pendidikan islam



C. Keutamaan Pendidik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah

a.    Memiliki Ilmu yang Manfaat
            Ilmu yang manfaat adalah ilmu yang diamalkan oleh pemilik ilmu dan diajarkan kepada orang lain untuk diamalkan. Manfaat dari ilmu yang bermanfaat dapat dirasakan didunia maupun akhirat. Dengan ilmu yang manfaat maka dunia akan tentram karena dijalankan dengan hukum yang berlaku, sedangkan pemiliknya juga akan mendapatkan pahala yang terus mengalir walau telah meninggal dunia. Sebagaimana dalam hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ : إِذَا مَاتَ اَلْإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالَحٍ يَدْعُو لَهُ – رَوَاهُ مُسْلِم ٌ .

“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila seorang manusia telah  meninggal maka terputuslah amalannya kecuali 3 hal yaitu: Shodaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau  anak sholeh yang mendo’akan orang tuanya’”
Oleh karena itu, hendaklah kita memohon agar memperoleh ilmu yang manfaat dengan sesantiasa membaca do’a berikut, karena Rasulullah SAW senantiasa membacanya ketika akhir fajar:

اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا

“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima”


b.     Mendapat Derajat yang Tinggi disisi Allah SWT

Seorang pendidik akan mendapat derajat yang tinggi disisi Allah SWT karena mereka memiliki ilmu. Selain itu, Allah SWT juga memberikan kebolehan iri pada mereka. Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud:

لا تحاسد إلا في اثنتين رجل آتاه الله حكمة فهو يقضي بها ويعلمها ورجل آتاه الله مالا فسلطه على هلكته في الحق .
“janganlah kau dengki kecuali pada 2 orang (yaitu) seorang yang telah Allah SWT datangkan padanya sebuah hikmah lalu ia mengerjakannya dan mengajarkannya serta seorang yang telah Allah SWT datangkan padanya sebuah harta lalu ia menguasakannya atas kebinasaan dalam kebenaran”

c.    Dapat Menjaga Diri

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”
            Sebagaimana dalam surat At-Taubah ayat 122 diatas, bahwa orang yang mempelajari agama Allah lalu kembali kepada kaumnya untuk mengajarkan ilmu yang telah ia peroleh itu ditujukan supaya mereka dapat menjaga diri. Dalam tafsir Al-Muyassar, dijelaskan supaya mereka dapat menjaga diri dari azab Allah dengan senantiasa mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.






d.    Mendapatkan Kebaikan yang Banyak
Jika seorang pendidik berhasil mendidik muridnya menuju akhlak mulia maka pendidik pun mendapatkan kemuliaan yang banyak sebagaimana yang disebutkan dalam hadits-hadits berikut:

  • Hadits dari Sahl bin Sa’id ra yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim
  • Hadits dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Muslim
  • Hadits dari Uqbah bin Amr Abu Mas’ud Al-Anshary yang diriwayatkan oleh Muslim
  • Hadits Abu Ya’la Al-Maushili dalam kitab ittihaful khoiratil mahrati. Hadits ke 256

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Demi Allah, jika Allah SWT member petunjuk kepada satu orang melalui perantaramu maka hal itu jauh lebih baik dari pada kekayaan yang sangat berharga.”
مَنْ دَعَا إِلى هُدىً كَانَ لَهُ مِنَ الأَجرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيئاً
“Barangsiapa menyeru kepada petunjuk maka baginya pahala seperti pahalanya orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka”
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أجْرِ فَاعِلِهِ
“barangsiapa menunjukkan atas kebaikan maka baginya seperti pahala orang yang melakukannya”
الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
“adapun seorang yang menunjuki atas kebaikan itu seperti orang yang mengerjakan.”

e.     Disamakan dengan Pahala Amalan Sedekah
Ilmu adalah sebuah amanah, jika amanah tersebut dipelihara dengan baik maka sama saja ia telah bersedekah sebagaimana hadits:

عن أَبي موسى الأشعري – رضي الله عنه – ، عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – ، أنَّه قَالَ : (( الخَازِنُ المُسْلِمُ الأمِينُ الَّذِي يُنفِذُ مَا أُمِرَ بِهِ فيُعْطيهِ كَامِلاً مُوَفَّراً طَيِّبَةً بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ ، أحَدُ المُتَصَدِّقين )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ

Dari Abi Musa Al-Asy’ari ra, dari Nabi SAW bahwa beliau telah berabda: “Seorang muslim yang amanah yang dititipi harta oleh orang lain lalu dipelihara betul apa yang ditugaskan kepadanya lalu mengambalikan kepada yang berhak dengan tanpa menguranginya sedikit pun maka ia telah dicatat sebagai orang yang bersedekah”

Mu’adz bin Jabal pun pernah menerangkan lebih mendalam tentang menjaga ilmu / menjaga ilmu sebagai amanah.

تعلموا العلم فإن تعلمه لله خشية وطلبه عبادة ومدارسته تسبيح والبحث عنه جماد وتعليمه من لا يعلمه صدقة وبذله لأهله قربة

“Belajarlah ilmu karena sesungguhnya belajarnya karena Allah SWT itu adalah Taqwa, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, membahasnya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya adalah sedekah. Memberikan kepada keluarganya adalah pendekatan diri kepada Allah SWT. ”

            Pada dasarnya, profesi pendidik membutuhkan keahlian ilmu serta seni dan atas dasar panggilan. Karena mendidik adalah sebuah proses belajar yang menjadikan anak didik menjadi lebih baik dengan berpegang pada ilmu yang disampaikan oleh pendidik.

Keutamaan seorang pendidik adalah ia termasuk seorang yang memiliki ilmu yang manfaat, mendapatkan derajat tinggi disisi Allah SWT, dalam golongan orang yang menjaga diri, mendapatkan kebaikan yang banyak, serta disamakan dengan pahala sedekah.

D. Keutamaan Pendidik Menurut Bukhari Umar

1. Terbebas dari Kutukan Allah
Seorang guru yang baik dalam pengertian melaksanakan tugasnya dengan ikhlas karena Allah akan mendapat kemuliaan dan keutamaan. Di antara keutamaan itu adalah ia teremasuk golongan orang yang tidak putus dari rahmat Allah atau orang yang terkutuk. Sehubungan dengan ini terdapat hadis sebagai berikut:

عن أبى هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلاَ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ. رواه الترمذى

Abu Hurairah meriwayatkan  bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda: “Ketahuilah ! bahwa sesungguhnya dunia dan segala isinya terkutuk kecuali zikir kepada Allah dan apa yang terlibat dengannya, orang yang tahu (guru) atau orang yang belajar.

Dalam hadis ini ditegaskan bahwa orang yang tahu (guru, pendidik) adalah orang yang selamat dari kutukan Allah. Ini merupakan keutamaan yang sangat berharga. Dari hadis ini dapat dipahami bahwa tidak semua orang yang berpredikat guru dijamin Rasulullah SAW. selamat dari kutukan. Guru yang beliau maksudkan adalah guru yang berilmu, mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya dengan ikhlas untuk mendapatkan keridaan Allah.







2. Didoakan oleh Penduduk Bumi

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَالاَخَرُ عَالِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ. رواه الترمذى
Abu Umamah al-Bahiliy berkata: diceritakan kepada Rasulullah saw. dua orang laki-laki, yang satu 'abid (orang yang banyak beribadah) dan yang satu lagi 'alim (orang yang banyak ilmu). Maka Rasulullah saw. bersabda: kelebihan seorang alim daripada orang yang beribadah adalah  bagaikan kelebihanku daripada seorang kamu yang paling rendah. Kemudian Rasulullah saw. berkata (lagi): Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi sampai semut yang berada dalam sarangnya serta ikan berselawat (memohon rahmat) untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (pendidik, guru).

Informasi dalam hadis di atas mencakup bahwa Allah memberikan rahmat dan barakah kepada guru. Selain itu, malaikat dan penduduk langit dan bumi termasuk semut yang berada dalam sarang, ikan yang berada dalam laut mendoakan keaikan untuk guru yang mengajar orang lain. Ini semua adalah keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada guru.

1.      Mendapat Pahala Berkelanjutan
Sehubungan dengan keutamaan ini ditemukan hadis sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الاِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رواه مسلم وأحمد النسائي والترمذى والبيهقى

Abu Hurairah meriwatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apabila manusia telah meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakannya.

Dalam hadis di atas terdapat informasi bahwa ada tiga hal yang selalu diberi pahala oleh Allah pada seseorang kendatipun ia sudah meninggal dunia. Yaitu; (1) sedekah jariyah (wakaf yang lama kegunaannya), (2) ilmu yang bermanfaat, dan (3) doa yang dimohonkan oleh anak yang saleh untuk orang tuanya. Sehubungan dengan pembahasan ini adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang diajarkan oleh seseorang ('alim, guru) kepada orang lain dan tulisan (karangan) yang dimaksudkan oleh penulis untuk dimanfaatkan orang lain. Pahala yang berkelanjutan merupakan salah satu keutamaan yang bakal diperoleh oleh pendidik (guru).

Keutamaan ini diberikan kepada guru karena ia sudah memberikan sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Al-Ghazali mengemukakan bahwa Hasan al-Bashri berkata: Kalau sekirarnya orang-orang berilmu tidak ada, niscaya manusia akan bodoh seperti hewan, karena hanya dengan mengajar, para ulama dapat menaikkan orang banyak dari tingkat kehewanan ke tingkat kemanusiaan. Selain dengan mengajar, seorang alim/guru juga dapat menyebarluaskan ilmu kepada orang lain melalui aktivitas karang mengarang.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
                 Dari pembahasan mengenai keutamaan pendidik diatas dapat disimpulkan bahwa, Keutamaan seorang pendidik adalah ia termasuk seorang yang memiliki ilmu yang manfaat, mendapatkan derajat tinggi disisi Allah SWT, dalam golongan orang yang menjaga diri, mendapatkan kebaikan yang banyak, serta disamakan dengan pahala sedekah. Adapun seorang pendidik harus memiliki perangai yang baik atau attitud yang sopan dan santun.
                 Seorang guru adalah orangyang menempati status yang mulia/ memiliki keutamaan di dataran bumi ini, ia mendidik jiwa, hati akal dan roh manusia. Sedangkan jiwa manusia adalah unsur yang paling mulia pada bagian tubuh manusia dan manusia adalah mahluk yang mulia di dunia dibandigkan dengan makhluk lain. Analisis yang deduktif dan induktif yang di kemukakan Al-Ghazali tersebut adalah sangat benar dan tepat, karena ia juga mendalami filsafat dan menguasai ligika secara cermat dan akurat.
            Islam memuliakan pengetahuan sedangkan ilmu itu didapat dari belajar kemudian mengajar, sudah menjadi kewajiban khususnya untuk seorang  murid, jika ilmunya ingin bermanfaat dunia maupun akhirat haruslah menghormati dan memuliakan seorang pendidik, karena selain ridho orang tua ridho seorang pendidik juga sangat penting. orang yang igin mencapai sesuatu tidak akan berhasil kecuali dengan meninggal rasa hormat dan mengagungkan. Pada hakikatnya pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam agam Islam.



B. Saran
            Dari pembahasan diatas, kita ketahui keutamaan seorang pendidik dalam pendidikan islam, pada hakikatnya dalam ajaran islam pendidik disamakan ulama yang sangatlah dihargai kedudukanya, dikarenakan sama-sama berjuang menghilangkan kebodohan. Bahwa guru ialah  suri tauladan yang baik untuk anak didiknya. Guru yang baik itu tidak pandang buluh dalam menrasfer ilmunya ke peserta didik sehinga tugas guru terlaksana sebagaimana mestinya menempatkan ketempatnya, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar tercapai.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat. Dalam pemaparan makalah ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi.




DAFTAR PUSTAKA


Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2003
----------------, Ilmu Pendidikan Islam Dengan  Pendekatan Multidispliner, Raja         Grafindo Persada, Jakarta. 2009
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Cet. VII, Jakarta, 2002
----------------, Filsafat Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Cet. I,  Jakarta, 2009

2 comments:

Unknown said...

Kak aku boleh minta makalah ini egak kak?soalnya penting bgt

Vika Rini Wigati said...

Hanya Sebagai referensi bacaan kak🤗