Resume : Prof.
DR. H. Ramayulis ; ILMU PENDIDIKAN ISLAM.
Dasar-dasar kurikulum
Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang
sangat berperan dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan, dan
harus mempunyai dasar-dasar merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan
membentuk materi kurikulum, susunan dan organisasi kurikulum. Menurut Herman
H. Home memberikan dasar bagi penyusunan kurikulum menjadi tiga macam, yaitu :
A.
Dasar
Psikologis
Yaitu dapat digunakan untuk
memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh dari pelajar dan kebutuhan
anak didik, maksudnya tahapan psikis peserta didik berkaitan dengan
perkembangan jasmaniyah, kematangan bakat-bakat jasmaniyah, intelektual,bahasa,
emosi, dan keinginan individual, minat dan kecakapan semua itu menngacu kepada
pendidik.
B.
Dasar
Sosiologis
Yaitu untuk dipergunakan mengetahui
tuntutan yang sah dari masyarakat, perkembangannya melalui hasil seseorang.
C.
Dasar
filosofis
Yaitu untuk
digunakan mengetahui keadaan semesta atau dapat dikatakan tempat kita hidup. Iskandar
Wiryono dan Usman Mulyadi menawarkan dasar-dasar kurikulum yang hampir
sama/senada dengan dasar-dasar tersebut.karena disebabkan dari dua pendapat
dari dasar penyusunan kurikulum tersebut terlihat belum lengkap untuk dijadikan
dasar kurikulum pendidikan islam, dan dikatakan pula bahwa pendidikan islam ada
usaha dalam menginternalisasikan nilai-nilai agama islam yang digunakan sebagai
titik sentral tujuan dan proses pendidikan islam itu sendiri. Oleh
karena itu yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam yaitu:
A.
Dasar
Agama
Yang berarti segala
sistem yang ada dimasyarakat termasuk pendidikan, yang dalam meletakkan dasar
falsafah, tujuan dan kurikulumnya berdasar agama islam didalam semua
aspeknya, dalam dasar religi selaras
dengan dasar agama karena dasar religi ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi
dengan al-qur’an ataupun as-sunah, karena kedua kitab tersebut merupakan nilai
kebenaran yang universal, abadi dan bersifat futuristik.
B.
Dasar
Falsafah
Dasar inilah
yang memberikan pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofis sehingga
tujuan, isi dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran serta pandangan
hidup dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran baik ditinjau
dalam beberapa dimensi:
1.
Dimensi Ontologi
Yaitu mengarah kepada kurikulum supaya lebih banyak
memberi pada peserta didik untuk berhubungan langsung dengan fisik objek-objek
dan berkaitan dengan pelajaran yang manipulasi benda-benda dan materi kerja. Dimensi
ini menghasilkan verbal learning, yaitu berupa kemampuan memperoleh data dan
informasi yang harus dipelajari dan dihafalkan, implikasi dimensi ontologi
dalam kurikulum pendidikan ialah bahwa pengalaman yang ditanamkan pada peserta
didik tidak hanya sebatas akan fisik dan isinya yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2.
Dimensi
Epistimologi
Perwujudan
kurikulum yang valid harus berdasarkan pendekatan metode ilmiyah yang sifatnya
mengajak menyeluruh, reflektif dan kritis. Metode ini dilakukan melalui lima
tahapan, yaitu kesadaran akan adanya masalah dan cara pemecahannya proyeksi
disemua kusekuensi terserbut dalam pengalaman. Jadi kontruksi tersebut bersifat
terbuka yang kasalahannya dapat diverivikasi bahkan ditolak bersifat
kontemporer. Implikasi dimensi epistimologi dalam rumusan kurikulum adalah yang
pertama penguasaan konten yang tidak sepenting dengan penguasaan bagaimana
memperoleh ilmu pengetahuan, kedua kurikulum menekankan lebih berat pada
pelajaran proses yang artinya bagaimana siswa dapat mengkonstruksikan ilmu
pengetahuan, aktivitas kurikulum, pemecahan masalah yang sebenarnya berpijak
epistimologi, konstruksi.
3.
Dimensi
Aksiologi
Dimensi ini mengarah kepada pembentukan kurikulum yang
dirancang sedemikian rupa agar memberikan kepuasan pada diri peserta didik
supaya memiliki nilai yang ideal, dan hidup dengan baik, serta menghindarkan dari
nilai- nilai yang tidak diinginkan.
C. Dasar Psikologis
Dasar ini memberikan
landasan dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan
psikis peserta didik yang sesuai dengan kemampuannya. Terbagi menjadi dua macam
yaitu:
1. Psikologis Pelajar
Hakikat anak-anak itu dapat didik, dibelajarkan, dan
diberikan sejumlah materi pengetahuan disamping itu juga dapat mengubah
sikapnya serta dapat menerima norma- norma, dapatr mempelajari keterampilan
dengan berpijak pada kemampuan anak tersebut.
2. Psikologis Anak
Setiap
anak memiliki kepentingan, yakni untuk mendapatkan situasi belajar kepada anak
–anak agar dapat mengembangkan bakatnya.
D.
Dasar
Sosial
Dasar sosial dapat
mengambarkan untuk kurikulum pendidikan islam yang tercermin kepada dasar tersebut
dan mengandung ciri-ciri masyarakat islam serta kebudayaannya.
E.
Dasar
Organisasi
Dasar tersebut
memunculkan landasan didalam penyusunan bahan pembelajaran serta penyajiannya
untuk memproses pembelajaran.
Berdasarkan dasar-dasar tersebut sama halnya bahwa dasar
religius memberikan nilai terhadap semua materi yang ada dalam kurikulum. Dasar
filosofis berperan sebagai penentu tujuan umum pendidikan. Sedangkan dasar
sosiologis berperan sebagai apa saja yang akan dipelajari. Sementara dasar
organisatoris berfungsi sebagai dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran
itu disusun. Selanjutnya dasar psikologis berperan dengan berbagai aspeknya
serta cara menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dicerna dan dapat dikuasai
oleh peserta didik.
No comments:
Post a Comment