Monday, 6 July 2020

DAKWAH PEMBANGUNAN


BAB I
PEMBUKAAN

           A.    Latar Belakang
Islam merupakan agama yang dikenal dalam segi Dakwahnya. Pendakwahan Islam merupakan ciri dari cara Islam menyebar agama dengan sealalu menjaga perdamaian dan menegakkan keadilan. Dalam bentuk peperangan sekalipun Islam selalu menjaga hak dan kewajiban sebagai seorang muslim dalam menghadapi keadaan musuhnya.

Dakwah Islamlah yang menyebabkan mampu membawa Islam pada tiang tertinggi menuju masyarakat yang haqiqi. Dengan dakwah Islam mampu menakhlukkan berbagai kesulitan, membangunkan segala kerendahan dan menumbuhkan kekuatan dalam kelemahan panjang. Islam dengan dakwahnya takkan pernah bisa dipisahkan karenanya Islam akan mampu membangun masyarakat membentuk pondasi kuat dalam menggapai masyarakat Islam Madani menggapai ridla Ilahi.

             B.     Rumusan masalah

1.      Menjelaskan makna dakwah pembangunan.
2.      Menjelaskan konsep dakwah Islam dan pembangunan.
3.      Cara dalam pendekatan untuk dakwah pembangunan dan strategi dakwah untuk pembangunan

            C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahuai apa maksud dari dakwah pembangunan.
2.      Mengetahui hal apa saja yang menyangkut konsep dakwah Islam.
3.      Mengetahui metode yang harus digunakan dalam dakwah pembangunan dan strategi yang tepat dalam dakwah pembangunan.



BAB II
PEMBAHASAN

      A.    DAKWAH PEMBANGUNAN

1.      Makna Dakwah Pembangunan
Seiring dengan meluasnya dakwah pada umumnya dilakukan dengan lisan (dakwah billisan) seperti ceramah, pengajian, ceramah, dan sebagainya. Tidak terlepas dari itu, dakwahpun dapat dilakukan dengan tingkah laku/praktek secara langsung teori-teori agama (dakwah bilhal) seperti melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, mendirikan majlis ta’lim.

Sejalan dengan usia pembangunan, semakin lama perubahan pemikiran dibidang dakwah telah memunculkan konsep baru, yaitu “dakwah pembangunan” yang berarti bahwa seruan dan ajakan kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran islam yang bertujuan untuk menyukseskan pembangunan nasional.

Dengan istilah lain, dakwah pembangunan adalah dakwah agama islam untuk menyukseskan pembangunan nasional baik dengan lisan (seperti pidato, pengajian), maupun dengan perbuatan (seperti membangun masjid, mengelola koperasi, membangun sarana kehidupan untuk kesejahteraan umum).

Dari uraian diatas sudah jelas bahwa pemaknaan dakwah dan perkembangan senantiasa terkait. Hal ini sesuai dengan konsep keseluruhan ajaran agama islam, bahwa islam disampaikan dengan pendekatan secara lentur, mulai dari sembunyi-sembunyi sampai terang-terangan.

Dengan memperhatikan perubahan yang akan terjadi dan sedang terjadi, dalam bentuk yang relatif cepat, maka dakwah dalam pengertian apapun memerlukan penyesuaian yang baik.

2.      Konsep Dakwah Islam dan Pembangunan

       a.       Konsep dakwah islam
        Adapun konsep dalam dakwah islam adalah sebagai berikut,

1)      تَنَوُّعُ الْعِبَادَةِ        (keragaman cara ibadah)
Dalam dakwah harus mengakui adanya keragaman yang dipraktikan nabi SAW dalam pengamalan agama, yang dapat menghantarkan kita pada sikap toleransi terhadap perbedaan selama semua pengamalan agama itu merujuk pada syari’at agama islam.

2)      yang salah dalam ijtihadpun mendapat pahala
Ini berarti selama seseorang mengikuti pendapat seorang ulama’, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi pahala oleh Allah meskipun ijtihad yang diamalkannya keliru. Hanya saja, penentuan besar dan salah bukan wewenang makhluk untuk mengaturnya, tapi Allahlah yang mengaturnya.

3)      Allah belum menetapkan hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan oleh mujtahid. Ini berarti bahwa hasil ijtihad itulah yang merupakan hukum Allah bagi masing-masing mujtahid, walau hasilnya berbeda-beda.

           b.      Konsep dakwah pembangunan
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual dalam negeri Republik Indonesia.

Pada pengertian yang sesungguhnya apa itu tentang konsep. Merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembangunan yang mewadahi, menguatkan dan melatari metode pembangunandengan cakupan teoritis tertentu untuk tujuan tertentu. Dalam fokus pembahasan tentang pendekatan Da’i dan Mad’u. dakwah pembangunan selalu berkaitan erat dengan islam dimana pemberdayaan dan pembangunan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Masyarakat indonesia sedang berada pada tahap tersebut, pembangunan masyarakat memegang peranan yang sangat penting, bukan saja karena masyarakat mayoritasnya beragama Islam dan berdasarkan  bangsa dalam satu kesatuan, ataupun karena lingkungan hidup pada masyarakat, melainkan karena telah diamanatkan dalam UUD 1945, yang berbunyi “Upaya untuk mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Pada kenyataan inilah yang menyadarkan berbagai lapisan masyarakat maupun dalam pemerintahan untuk mengupayakan pembangunan yang terlaksan secara sistematis, berkelanjutan, dan bahasa-bahasa dakwah untuk melahirkan masyarakat yang berkualitas dan Islami. Hal itulah yang diawali dengan mentranformasikan iman kedalam amal saleh sosial secara berkelanjutan.

Pada sekitar pertengahan tahun 90-an, muncul konsep pemberdayaan masyarakat, yaitu membantu masyarakat memperoleh daya atau kemampuan untuk mengambil keputusan dan menetukan tindakan yang akan dilakuhkan, dengan tidak terpengaruh dengan hambatan pribadi dan meningkatkan rasa percaya diri yang sebelumnya telah dimiliki.








3.      Pendekatan Dakwah Pembangunan
Dalam sudut pandang saat ini, kemajuan diera modern membawa perubahan kehidupan bermasyarakat baik pola berpikir dan beradabtasi. begitupun dakwah juga dituntut untuk dapat berkembang sesuai dengan kehidupan masyarakat sekarang. Menempatkan suatau wadah pada tempatnya itu lebih benar dan tepat jika dibandingkan harus menempatkan wadah yang tidak sesuai pada tempatnya sekalipun bentuk dasarnya sama. Begitulah gambaran dakwah yang baik bagi ilmu perkembangan disaat ini. Kekuatan model dalam pendekatan maupun strategi dakwah sangat dibutuhkan untuk menyeimbangi perubahan zaman bahkan pengaruhnya terhadap sasaranpun akan berbeda antara model yang bisa dikatakan lama untuk ditempatkan pada lingkungan baru.

Sudut pandang proses, dilihat pada pelaku dan materi dakwah selama ini dikesankan sebagai proses satu arah yaitu oleh da’i saja sedang mad’u bersifat konsumtif, terkesan seperti pemberian materi oleh seorang da’i tanpa suatu pengkoreksian bahkan hanya bertujuan untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat dengan mengajak dan mengundang mereka kepada nilai-nilai dan akhlak mulia. Kriteria dakwah maksimalnya tersampainya pesan kepada masyarakat. Tentang bagaimana tertanamnya nilai dan terlaksananya akhlak mulia, sejauh ini belum masuk dalam sasaran atau tujuan dari dakwah.

Proses merupakan dinamika dan suatu perubahan. Karena itu proses membutuhkan gerakan dalam semua maknanya. Begitupun gerak dalam Islam melalui Ibadah Haji penuh dengan manasik yang paling kaya menggambarkan gerakan dasar dalam Islam. Dalam hal inilah yang menjadi pendekatan pembangunan melalui gerakan manasik Haji yaitu dakwah yang sesuai dengan filosofi gerakan dalam Islam baik dalam metode pendekatan maupun strategi.

Seperti ditinjau dari aspek gerakan seperti gerakan tak berpindah (wukuf), gerak searah, gerak berulang-ulang, gerak radial dalam orientasi sasaran dan gerak orbital mengelilingi ka’bah.
Oleh karena itulah dari penjabaran diatas, berdasarkan latar belakang tersebut kami menggunakan pendekatan filosofi yaitu dengan sasaran mengenai “Tertanamnya Nilai dan Terlaksananya Akhlak Mulia”

4.      Strategi Dakwah untuk Pembangunan

a.       Menyusun strategi dakwah
Strategi dakwah artinya metode, siasat, taktik yang dipergunakan dalam kegiatan dakwah. Untuk mencapai keberhasilan dakwah islam secara maksimal, maka diperlukan berbagai faktor penunjang, salah satunya adalah strategi yang tepat sehingga dakwah islam mengena sasaran.

Strategi yang digunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa asas dakwah, diantaranya:
1)      Asas filosofis merupakan asas yang membicarakan tentang masalah yang erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah.
2)      Asas kemampuan dan keahlian da’i merupakan asas ini menyangkut pembahasan mengenai kemampuan profesionalisme da’i sebagai subjek dakwah.
3)      Asas sosiologis marupakan asas ini membahas masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintahan.
4)      Asas psikologis merupakan asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i dan mad’u adalah manusia yang memiliki karakter berbeda.

Adapun strategi dakwah pembangunan adalah:
1)      Pembinaan kadar yang baik harus di tanamkan keimanan yang mendalam, pemahaman yang baik tentang keislaman,lingkungan, dan sebagainya. Kemudian mengamalkan apa yang ada dalam agama islam.
2)      Pemerataan dakwah ke masyarakat. Dengan menumbuhkan sifat sosial yang tinggi sehingga terbentuk komunitas kadar dakwah.
3)      Berjalannya proses pencetakan dan penyebaran opini umum adalah pembentukan suatu dakwah yang di arahkan tepat kepada mad’u.sehingga dengan sadar dengan sadar akan keberadaan institusi umat. Dakwah harus di arahkan tentang bagaimana mengenal dakwah dan dakwah memahami umat, bahkan tidak hanya memahami, tapi juga taqobul atau menerima institusinya.
4)      Dakwah dilaksanakan melalui proses sistematika pemecahan masalah. Artinya program dakwah yang di lakukan oleh masyarakat sejauh mungkin di proses menurut langkah-langkah masalah. Dengan demikian, masyarakat di didik untuk bekerja secara berrencana,efisien, dan memiliki tujuan yang jelas.
5)      Dakwah memanfaatkan teknologi yang sesuai dan tepat guna. Maksudnya adalah teknologi dan informasi yang di tawarkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terjangkau oleh pengetahuan dan ketrampilan yang di miliki masyarakat sekaligus dapat mengembanggkan pengetahuan dan ketrampilan, dapat meninggatkan produktifitas dan tidak mengakibatkan pengangguran. 

b.      Melakuhkan strategi dakwah pembangunan

       Berdasrkan strategi dakwah yang telah disusun, maka dalam hal ini strategi dalam masyarakat akan melengkapi bagian pembahasan dari Pendekatan dalam Pembangunan dengan menggunakan Filosofi Gerakan dari Islam. Berikut aplikasi dari pendekatan yang telah disusun dan startegi yang dilakuhkan:


1)      Gerakan Daur Orbital
Merupakan sebuah gerakan yang menerapkan kontak berbalasan yang berbentuk daur (cyrcle) dengan beberapa sasaran yaitu Ulama- Cendekiawan- Perintah- Masyarakat- Hartawan. Dalam setiap titik simpulnya terdapat proses dua arah. Materi dan cara dakwah antara kedua titik mungkin berbeda satu sama lain. Dakwah yang dilakuhkan masyarakat bersifat koreksi masyarakat sedang dakwah yang berasal dari cendekiawan memilki materi dasarnya memiliki ilmu pengetahuan yang topiknya sesuai dengan sasaran dengan dakwah tujuan utama kemajuan muslim dalam keberhasilan IPTEK. Pada pemerintahan bermaterikan pesan pembangunan disesuaikan dalam bahasa pembangunan. Sedang semua dakwah yang berasal dari hartawan bertujuan untuk meningkatkan akhlak mulia keberhasilan mencapai material dan kualitas SDM unggul dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas.
Pada proses yang dijelaskan diatas bahwa kedua titik dari da’wah tetaplah para Ulama dan masyarakat. Ulama merupakan dasar dalam pendakwahan sedangkan masyarakat menjadi sasarannya dengan jumlahnya yang terbilang banyak. Namun dalam model pendekatan, dan strategi ini menerapkan tidak adanya golongan, kelompok maupun profesi da’i. karena kelima kelompok ini adalah da’i pada suatu saat dan mad’u pada kesempatan lain.

             Peran

Unsur dakwah
Da’i
Mad’u
Ulama
·         Akidah, Syariah akhlak
·         Aspek Spiritual
·         Pencerahan Spiritual
·         Masukan Permasalahan
·         Koreksi Sosial
·         Dukungan pelaksanan peribadatan
Masyarakat
·         Koreksi Sosial
·         Masukan permaslahan
·         Pembinaan akhlak mulia dan kualitas SDMunggul
·         Terapi spiritual
·         Komitmen pada kemaslahatan umat, bangsa dan negara
Pemerintah
·         Komitmen pada kemslahatan umat, bangsa dan negara
·         Koreksi sosial
·         Masukan permaslahan
Cendekiawan
·         Pembinaan kualitas SDM unggul.
·         Dukungan IPTEK untuk meningkatkan pembangunan materiil dan spiritual.
·         Koreksi sosial
·         Masukan permasalaha IPTEK
Hartawan
·         Pencerahan ilmiah
·         Pembinaan kualitas SDM unggul
·         Optimalisasi potensi ekonomi umat.
·         Koreksi sosial
·         Masukan permasalahan dana


2)      Gerakan terarah ke sasaran
Merupakan suatu pendekatan yang menfokuskan akhlak mulia yang bukan saja sebagai materi dakwah namun juga sebagai tujuan dari dakwah dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedang untuk mencapai tujuan ini, maka dakwah perlu dilaksanakan dengan strategi pemberian materi utama yaitu nilai-nilai normatif dan pengenalan dari akhlak mulia. Adapun ayat yang menyatakan tentang ini yaitu Al-Ashr ayat 3 yang materi dakwah diantaranya adalah kesabaran, merupakan bagian dari akhlak mulia. Adapun dalil yang memperkuat hal tersebut yaitu, “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”.

Dakwah secara terarah merupakan sarana dalam mencapai keefektifan mencapai sasaran, sejalan dalam gerakan melempar jumrah. Sasaran dari dakwah yaitu membina akhlak mulia. Hendaknya tolok ukur keberhasilan dakwah bersama-sama pendidikan Islam yaitu terbinanya umat Islam yang berakhlak mulia dan unggul. Layaknya bola salju yang berputar cepat akan semakin akan menambah ilmu serta dalam perjalanannyapun berupaya untuk mendekatkan diri kepada Allah serta manfaat diri terhadap umat. namun sepanjang pelaksanaan ini berjalan tidak sesuai dengan tujuan akhir maka hal ini harus dijauhi. Dicontohkan seorang muslim yang senang mengkaji, penelitian, dan pengembangan adalah sifat unggul yang harus dimiliki oleh cendekiawan muslim, tetapi apabila menjurus pada kemusyrikan maka wajib dijauhi.
Akhlak mulia yang mesti ditekankan dalam nasib umat Islam yaitu seperti yang pernah dicontohkan Rasulullah yaitu dari kejayaan Islam yang pernah dicapai tak menjauh dari strategi dakwah yang berayun bolak–balik antara dua hal (akhlak mulia dan manusia unggul sebagai penggerak dan penegak).








3)      Gerakan berayun pada Dakwah
Untuk mencapai keberhasilan IPTEK dan kekuasaan tidak akan pernah lepas dari SDM muslim. Kualitas ini sesungguhnya sudah ada dalam sifat akhlak mulia yang sudah diteladankan oleh nabi Muhammad saw adapun bentuknya berupa kesabaran, kana’ah, zuhud, tawadhu, dan amanah. Dalam ayat Al-Quran terdapat edukasi untuk beribadah tersebut, misalnya:

“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum tanpa perubahan yang dimulai oleh kaum itu sendiri”.

Merupakan sebuah perintah yang mengandung mengajarkan manusia dalam bertindak berusaha untuk memanfaatkan semua sumberdaya yang dimilki sendiri untuk memecahkan maslahnya sendiri. Sedang untuk ayat ini:

“Jika kalian bersyukur maka Kami pasti akan menambah (kenikmatan kalian), namun jika kalian kufur maka tunggulah siksa kami”

Pengertian dalam artian perintah untuk salalu bersikap lebih baik dan lebih baik lagi, melakuhkan pencapaian yang diinginkan merupakan sebuah bukti tanda bersyukur dengan apapun  yang dimiliki.

Pada pendekatan ini yaitu menggambarkan tentang hubungan gerakkan Ibadah dalam Islam mampu menjadi awal perubahan yang baik, seperti contohnya shalat tepat waktu merupakan bagian dari menghargai waktu yang sebaik-baiknya dan tidak melakuhkan penundaan pekerjaan. Merupakan sebuah sikap displin dari yang terkecil, hal ini merupakan bagian dari pembangunan akhlak yang baik untuk membentuk kesadaran pembangunan pemikiran manusia.

Strategi dalam mengamalkannya yaitu dengan hubungan timbal balik membentuk kualitas unggul dari keteladanan Rasulullah. Inilah merupakan upaya untuk merealisasikan akhlak mulia kedalam kehidupan modern secara nyata. Upaya ini dapat dilakuhkan dengan dua cara yaitu deduktif dan induktif. Adapun dengan cara induktif yaitu pengelompokkan kriteria ciri-ciri dari sifat manusia modern seperti lebih mementingkan pendidikan sebagai seorang pelajar ketimbang harus bekerja, adapun memiliki harta yang berlimpah namun digunakannya sebagai menolong agama, dll. Dalam penjabaran tersebut dapat diambil kaitan bahwa, kehidupan dakwah pembangunan membutuhkan seorang pemikir-pemikir yang berkualitas yaitu kreatif, mandiri, mandiri, mampu menyelesaikan masalah (problem solving), memilki bahan informasi yang melimpah, disiplin, efektif dalam menggunakan waktu, tidak boros menggunakan harta. mengedepankan masa depan dan itulah semua yang dianjurkan Rasulullah.

Adapun secara deduktif, meneliti akhlak mulia baik yang sudah diketahui kana’ah, sabar, zuhud, dan syukur maupun yang tersirat dalam rukun-rukun ibadah yang kemudian akan mengambil peran serta dalam pembentukan manusia modern yang siap berdiri dalam pembangunan. Contohnya dalam melaksanakan shalat kita perlu tahu dimana kita shalat mengarah tepat kekiblat dan waktu yang semestinya untuk melaksanakan shalat merupakan bentuk terkecil untuk seorang muslim sadar akan ruang dan waktu (space and time) dan memilki kemampuan untuk berdaptasi yang mampu terlepas dari sifat “penurut”  ataupun “ikut-ikut”. Akhlak mulia merupakan pokok dari segala segi penerapannya  perlu difahami dan disebarkan melalui pendidikan dan dakwah selanjutnya dilaksanakan oleh umat Islam sendiri sehingga umat Islam menjadi sebuah figur yang mampu membangun kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai segi. Selain itu memilki keahlian lain dibidang ilmu yang dimiliki akan menambah nilai SDM yang berdaya potensi unggul.

4)      Gerakan dakwah tanpa berpindah tempat

Merupakan prioritas  utama ini adalah dakwah untuk diri sendiri inilah yang dimaksud gerakan tanpa berpindah tempat. Seperti contoh wukuf di arafah merupakan proses dakwah yang merupakan intropeksi diri, evaluasi diri, menentukan langkah yang akan dilakuhkan, memotivasi diri dan mensugesti diri dan bertawakal sebelum melaksanakn perubahan dengan cara ini akan lebih efektif sebagai bagian dari dakwah kepada diri sendiri dalam berusaha membangun kemampuan dan potensi masing-masing individu.




BAB III
PENUTUP

      A.    KESIMPULAN

Pembahasan materi dakwah pembangunan merupakan sebuah aspek perubahan yang terjadi dari berbagai sudut yang dalam pendakwahan. Kepentingan dalam pembangunan sangat membawa pengaruh dalam fungsi tatananan kehidupan yang akan membawa perubahan dalam spiritual dan material pada lingkungan masyarakat besar maupun kecil.

            Dalam dakwah Islam pembangunan tentunya memiliki pendekatan yang dalam hal ini menggunakan pendekatan “Filosofi Gerakan dalam Islam” yaitu yang diambil dari gerakan pokok rukun haji dalam wukuf, gerak searah, berak berulang, gerak radial dalam sasaran dan gerak orbital mengelilingi Ka’bah. Kemudian dilaksanakan strategi dalam mencapai tujuan pembangunan yaitu  Gerakan Daur Orbital, Gerakan terarah ke sasaran, Gerakan berayun pada Dakwah, Gerakan dakwah tanpa berpindah tempat.

    B.     SARAN

Diharapkan pada semua pihak sasaran seperti para Ulama- Cendekiawan- Perintah- Masyarakat- Hartawan, hsarus menjadi panutan satu sama lain bekerja sama dalam mengadakan pembangunan demi kepentingan bersama. Apabila semua berjalan dengan baik ditambah kesepakatan kontrol sosial satu sama lain saling mendukung maka akan ada perubahan dalam tata aturan masyarakat yang semakin disiplin, efektif maupun produktif yang mampu menuju masyarakat dakwah Islam pembangunan.




DAFTAR REFERENSI

M.Arifin. 2004.Psikologi Dakwah. Jakarta : Bumi Aksara.
Amin ,S. Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah.
Tirtosudiro, Achmad. 1997 .“Model Pembangunan”.Jakarta: PT Intermasa.
Thomas W. Arnold. 1981. Sejarah Dakwah Islam (Terjemahan dari The preacing of islam). Jakarta: Wijaya.
Sulthon, Muhammad. 2003.  Desain ilmu dakwah. Semarang : Pustaka Pelajar.


Baca Juga:





No comments: