Pages

Wednesday, 14 January 2015

ILMU PENDIDIKAN ISLAM, FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM


    A. PENDIDIKAN SEBAGAI PENGEMBANGAN POTENSI

Fungsi pendidikan islam merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al-insya (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi). Asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut.

Dalam islam, potensi laten yang dimiliki manusia banyak ragamnya. Abdul mujib (2006:43-48) menyebutkan tujuh macam potensi bawaan manusia, yaitu sebagai berikut.

1.      Al-Fitrah (Citra Asli)
Fitrah merupakan citra asli manusia, yang berpotensi baik atau buruk, dimana aktualisasinya tergantung pilihannya. Fitrah baik merupakan citra asli yang primer, sedangkan fitrah yang buruk merupakan citra asli yang sekunder. Citra unik ini sudah ada sejak awal penciptaannya. Seluruh manusia mempunyai fitrah yang sama, meskipun perilakunya berbeda. Fitrah manusia yang paling esensial adalah penerimaan terhadap amanah untuk menjadi khalifah dan hamba Allah dibumi.

Dalam studi Qurani, fitrah ketika dikorelasikan dengan kalimat lain mempunya banyak makna antara lain:

a. Fitrah berati suci (ath-thur), yaitu kesucian psikis yang terbebas dari dosa dan penyakit ruhaniah.

b.Fitrah berarti potensi ber-islam (al-islamy).

c.Fitrah berarti mengakui keesaan Allah (tauhid Allah). Manusia lahir membawa potensi tauhid yang cenderung mengesakan tuhan, dan berusaha terus-menerus mencari dan mencapai ketauhidan.

d.Fitrah berarti kondisi selamat dan kontinuitas.

e.Fitrah berarti perasaan yang tulus (al-ikhlas).

f.Fitrah berarti kesanggupan atau predisposisi untuk melakukan kebenaran.

g.Fitrah berarti potensi dasar manusia atau perasaan untuk beribadah dan makrifat kepada Allah.

h.    Fitrah berarti ketetapan atau takdir asal manusia mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan hidup

i.      Fitrah berarti tabiat atau watak asli manusia.

j.      Fitrah berarti sifat-sifat Allah yang ditiupkan pada setiap manusia sebelum dilahirkan.



Berdasarkan beberapa pengertian diatas, fitrah dapat diartikan dengan “citra asli yang dinamis yang terdapat pada sistem-sistem psikofisiologis manusia, dan dapat diaktualisasikan dalam bentuk tingkah laku. Citra unik tersebut telah ada sejak awal penciptaannya.

Pendapat lain menyatakan bahwa jenis fitrah ini memiliki banyak dimensi, tetapi dimensi yang terpenting adalah sebagai berikut:

1.  Fitrah agama; sejak lahir manusia memiliki naluri atau insting beragama, insting yang mengakui adanya Dzat yang maha pencipta dan Maha Mutlak, yaitu Allah SWT. Sejak didalam ruh manusia mempunyai komitmen bahawa Allah adalah tuhannya (QS.Al-A’raf(7):172), sehingga ketika lahir ia berkecenderungan pada Al-Hanif, yakni rindu akan kebenaran mutlak(Allah). (QS.Ar-rum(30):30).

2.Fitrah intelek: adalah potensi bahwa yang mempunyai daya untuk memperoleh pengetahuan dan membedakan mana yang baik dan buruk,yang benar dan salah.

3.Fitrah sosial: kecenderungan manusia hidup berkelompok yang didalamnya terbentuk suatu cirri khas yang disebut kebudayaan.

4. Fitrah susila: kemampuan manusia untuk mempertahankan diri dari sifat amoral atau sifat yang menyalahi tujuan Allah yang menciptakannya.

5.Fitrah ekonomi: daya manusia untuk mempertahankan hidupnya dengan memberikan kebutuhan jasmaniah, demi kelangsungan hidupnya.

6.Fitrah seni: kemampuan manusia menimbulkan daya estetika yang mengacu pada sifat al-jamal Alla. Tugas pendidikan yang terpenting adalah memberikan suasana gembira, senang dan aman dalam proses belajar mengajar.

7.Fitrah kemajuan, keadilan, kemerdekaan, kesamaan ingin dihargai, kawin, cinta, tanah air, dan kebutuhan hidup lainnya. (Abdul Mujib, 2006: 55-57).

2.      Struktur Manusia
Struktur adalah Satu organisasi permanen, pola atau unsur yang bersifat relatif stabil, menetap dan abadi. Struktur manusia terbagi ats jasmani, ruhani dan nafsani. Struktur nafsani terbagi atas tiga macam, yaitu : kalbu, akal dan hawa nafsu.

Struktur jasmani memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.Adanya dialam dunia/jasad atau alam penciptaan (khalq), yang tercipta secara bertahap dan melalui perantara.

b.Memiliki bentuk, rupa, kadar dan bisa disifati yang naturnya buruk dan kasar, bahkan mengejar kenikmatan syahwati.

c.Memiliki energi jasmaniah yang disebut dengan al-hayah(daya hidup)
d.   Eksistensinya menjadi wadah ruh.
e.    Terikat oleh ruang dan waktu.
f.     Substansinya temporer dan hancur setelah kematian
g.    Dapat dibagi-bagi dengan beberapa komponen.

Struktur ruhani memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a.Adanya dialam arwah ataualam perintah yang tercipta lansung dari Allah tanpa proses graduasi.

b. Tidak memiliki bentuk, rupa, kadar, dan tidak dapat disifati, yang naturnya halus dan suci, mengejar kenikmatan ruhaniyah.

c.Memiliki energi ruhaniah yang disebut Al-amanah.

d.Eksistensi energy ruhaniah tergantung pada ibadah

e.   Tidak terikat oleh ruang dan waktu.

f. Substansinya abadi tanpa ada kematian.

g.Tidak dapat dibagi karena satu keutuhan.




Struktur nafsani memiliki cirri-ciri sebagai berikut.

a. Adanya dialam jasad dan ruhani, terkadang tercipta secara bertahap.

b.Antara berbentuk atau tidak,berkadar atau tidak dan bisa disifati atau tidak yang naturnya antara baik buruk, halus kasar, mengejar kenikmatan ruhani-syahwati.

c.Memiliki energi ruhaniah jasmaniah.

d. Eksistensi energi nafsani tergantung pada ibadah dan makanan bergizi.

e.Eksistensinya aktualisasi atau realisasi diri.

f.  Antara terikat dan tidak mengenai ruang dan waktu

g.   Antara dapat dibagi atau tidak.

Struktur kalbu memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a.Secara jasmaniah berkedudukan dijantung

b.Daya yang dominan adalah emosi atau afektif yang melahirkan kecerdasan emosional.

C.Mengiku natur ruh yang berketuhanan (ilahiyah).

d. Potensinya bersifat dzawqiyahv dan hadsiah yang sifatnya spiritual.

e.Berkedudukan pada alam suprasadar atau atas sadar manusia.

f. Intinya religiusitas, spiritualitas, dan transendensi.

g.  Apabila mendominasi jiwa manusia maka menimbulkan kepribadian yang tenang (an-nafs al-mutmainnah).

Akal memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a.Secara jasmaniah berkedudukan di otak.
b.Daya yang dominan adalah kognisi(cipta), yang melahirkan kecerdasan intelektual.
c. Mengikuti natur ruh dan jasad yang berkedudukan pada alam sadar manusia.
d.Intinya isme-isme seprti humanism, kapitalisme,sosialisme dan sebagainya.
e. Apabila mendominasi jiwa manusia maka menimbulkakan kepribadian yang labil

Hawa nafsu memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a.Secara jasmaniah, berkedudukan diperut dan alat kelamin.
b.Daya yang dominan adalah psikomotorik, yang melahirkan kecerdasan kinestetik.
c.Mengikuti natur jasad yang hanawiyah, baik yang jinak maupun yang buas.
d.Potensinya bersifat indrawi,yang sifatnya empiris.
e.Berkedudukan pada alam pra atau bawah sadar manusia.
f. Intinya produktivitas, kreativitas, dan konsumtif.
g. apabila mendominasi jiwa manusia maka menimbulkan kepribadian yang jahat.




3.      Al-Hayah (Vitality)
Hayah adalah daya, tenaga, energy, atau vitalitas hidup manusia yang karenanya manusia dapat bertahan hidup. Al-hayah ada dua macam yaitu:
a.Jasma yang intinya berupa nyawa,atau energi fisik. Bagian ini amat tergantung pada susunan sel, fungsi kelenjar, alat pencernaan, susunan syaraf sentral dan sebagiannya yang dapat ditampilkan dengan tanda-tanda fisiologis pembawaan.
b. Ruhani yang intinya berupa amanat dari tuhan disebut juga ruh-ruhani. Amanah merupakan energi psikis yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Al-hayah tidak sekedar dapat menghidupkan Manusia, tetapi juga menjadi esensi bagi kehidupannya.

4.      Al-Khuluq (Karakter)
Khuluq (bentuk tunggal dari kata Akhlaq) adalah kondisi batiniah bukan kondisi lahiriah individu yang mencakup ath-thab’u dan ash-sajiyah. Khuluq adalah kondisi dalam jiwa yang suci, dan dari kondisi itu tumbuh suatu aktivitas yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu. Dalam terminologi psikologi, karakter adalah watak, sifat dasar yang khas, yang bisa dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan pribadi seseorang.

5.      Ath-thab’u (Tabiat)
Tabiat yaitu citra batin individu yang menetap. Citra ini terdapat pada konstitusi individu yang diciptakan oleh Allah sejak lahir. Menurut ikhwan Ash-shafa, tabiat adalah daya dari nafs kulliyah yang menggerakan jasad manusia.

Dalam psikologi , temperamen adalah disposisi reaksi seseorang. Ia juga konstitusi psikis yang erat kaitannya dengan konstitusi fisis yang dibawa sejak lahir, sehingga heriditas sifatnya. Misalnya, temperamen sanguinikus mempunyai sifat dominan darah, menimbulkan sifat gembira,suka berubah. Temperamen flegmatikus mempunyai sifat dominan lendir, menimbulkan sifat tenang,tidak suka bergerak. Temperamen kholerikus mempunyai sifat dominan empedu kuning,menimbulkan sifat lekas marah dan mudah tersinggung. Temperamen melankholikus mempunyai sifat dominan hitam, menimbulkan sifat pesimistik dan suka bersedih hati.

6.      As-Sajiyah (Bakat)
Adalah kebiasaan individu yang berasal dari hasil integrasi antara karakter individu dengan aktivitas-aktivitas yang diusahakan. Dalam terminologi psikologi sajiyah diterjemahkan dengan bakat yaitu kapasitas kemampuan yang bersifat potensial. Bakat ini bersifat laten (bersembunyi dan bisa berkembang). Bakat asli yang merupakan hasil dari karakter  individu akan sulit berkembang apabila tanpa dibarengi oleh upaya lingkungan yang baik, seperti pendidikan, pengajaran, pelatihan, dan dakwah amar ma’ruf atau nahi munkar.

7.      As-Sifat (sifat-sifat)
Yaitu satu cirri khas individu yang relatif menetap secara terus menerus dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan. Sifat-sifat totalitas manusia dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu: deferensi adalah perbedaan mengenai tugas-tugas dan pekerjaan masing-masing bagian tubuh, misalnya fungsi jasmani seperti fungsi jantung,lambung, darah dan lain-lain. Serta fungsi kejiwaan seperti  kemauan, perasaan dan sebagainya. Regulasi adalah dorongan untuk mengadakan perbaikan sesudah terjadi suatu gangguan dalam organisme manusia. Integrasi adalahproses yang membuat keseluruhan jasmani dan ruhani manusia yang menjadi satu kesatuan yang harmonis karena terjadi suatu sistem pengaturan yang rapi.

8.      Al-‘Amal (Perilaku)
Amal ialah tingkah laku lahiriah individu yang tergambar dalam bentuk perbuatan nyata. Hukum fiqh memiliki kecenderungan melihat aspek lahir dari kepribadian manusia. Hukum tasawuf lebih melihat pada aspek batiniahnya. Kepribadian islam yang ideal mencakup lahir dan batin.

     B.     PENDIDIKAN SEBAGAI  PEWARISAN BUDAYA
Tugas pendidikan ini sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah at-tabligh. Tugas pendidikkan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya islami.
Dalam pendidikan islam sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1.      Nilai ilahiyyah:  nilai yang dititahkan Allah melalui para rasul-Nya yang diabadikan pada wahyu. Inti nilai ini adalah iman dan takwa. Pelaku pendidikan mempunyai tugas untuk menginterpretasikan nilai-nilai tersebut, agar nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
2.      Nilai insaniyyah: nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamisyang keberlakuannya relatif dan dibatasi oleh ruang dan waktu.

Tugas pendidikan adalah bagaimana pendidik mampu melestarikan dan mentransformasikan nilai ilahiyyah kepada peserta didik. Nilai ilahiyyah yang intrinsik harus diterima sebagai suatu kebenaran mutlak tanpa ada upaya ijtihad, sementara nilai ilahiyyah yang instrumental dapat dikembangkan sesuai kondisi jaman, tempat dan keadaan. Sedangkan untuk nilai insaniyyah tugas pendidikan senantiasa melakukan inovasi dan menumuhkan kreativitas diri agar nilai itu berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat.


    C.    INTERAKSI ANTARA POTENSI DAN BUDAYA
Manusia secara potensial mempunyai potensI dasar yang harus diaktualkan dan dilengkapidengan peradaban dan kebudayaan islam. Demikian juga, aplikasi peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan potensi dasar manusia. Interaksi antara potensi dan budaya harus mendapatkan tempat dalam proses pendidikan, dan jangan sampai salah satunya ada yang diabaikan. Tanpa interaksi tersebut, harmonisasi kehidupan akan terhambat.
Hidayah Allah sangat membantu manusia menemukan jati dirinya, manusia dengan kemampuannya sendiri tanpa hidayah akan sulit menemukan jati dirinya.
Muhammad Abduh dalam tafsir al-mansur menyatakan bahwa hidayah Allah terdapat empat bagian yaitu:
1.      Hidayah yang dapat ditangkap oleh insting tumbuhan, hewan dan manusia. Hidayah ini disebut al-hidayah al-wijdani.
2.      Hidayah yang ditangkap indra hewan dan manusia. Hidayah ini disebut al-hidayah al-hawas.
3.      Hidayah yang dapat diterima akal manusia. Hidayah ini disebut al-hidayah al-‘aqli.
4.      Hidayah yang hanya ditangkap oleh rasa keimanan, yaitu hidayah agama,\. Hidayah ini disebut al-hidayah ad-din. (Muhammad rasyid ridha: 62).


John dewey menyatakan bahwa pendidikan itu adalah suatu proses tanpa akhir, maka sejalan dengan strategi pendidikan yang universal ditetapkan PBB sebagai “life long education” maka tugas dan fungsi pendidikan berlangsung secara continue yang berkesinambungan bagaikan spiral yang sambung menyambung dari satu jenjang kejenjang yang bersifat progresif mengikuti kebutuhan manusia dalam bermasyarakat secara luas.
Fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancar. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat struktural dan institusional.
Arti dan tujuan struktural menuntut terwujudnya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan baik dilihat dari segi vertikal  maupun horisontaldimana faktor pendidikan dapat berfungsi secara interaksional yang berarahtujuan kepada pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
Bentuk-bentuk organisasi dan institusi yang pernah dan yang masih ada berkembang dalam masyarakat muslim, dapat kita kenali sebagai suatu system pendidikan islam. Di Indonesia system pendidikan yang paling tua diantara system pendidikan yang ada dan masih berkembang sampai kini adalah pondok pesantren dan sejenisnya seperti dayah diaceh, surau disumatera barat dan rangkang dicirebon,dan sebagainya. System ini dilihat dari segiperspektif pendidikan modern dianggap unik, karena lembaga ini dalam melaksanakan proses kependidikan tidak mendasrkan pada kurikulum, tidak terdapat system jenjang. Metode yang dipakai juga unik karena tidak didapatkan di sekolah-sekolah biasa.
Namun secara institusional, lembaga pendidikan pada umumnya dan lembaga pendidikan pada khususnya, pada dasarnya berfungsi utama untuk melaksanakan transmisi dan transformasinilai kebudayaan islam serta kebudayaan pada umumnya dari generasi kegenerasi, diman didalmnya terdapat unsure-unsur dan nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban yang secara selektif sangat diperlukan bagi kesinambungan hidup islam dan umat islam di dunia ini.
Pada umumnya, dilihat dari segi idealitas sosio-kultural muslim, pendidikan adalah merupakan alat pembudayaan umat manusia yang paling diperlukan diantara keperluan hidupnya, meskipun pendidikan itu sendiri pada mulanya timbul dan berkembang dari sumber cultural umat itu sendiri. Sebagai suatu alat, pendidikan adalah merupakan aplikasi dari apa yang kita sebut kebudayaan yang posisinya tidak netral, melainkan selalu bergantung pada siapapun dan bertujuan apa pendidikan itu dilaksanakan.
Pendidikan islam sebagai alat pembudayaan islam dalam masyarakat, dengan demikian memiliki watak lentur terhadap perkembangan aspirasi  kehidupan manusia sepanjang zaman. Watak demikian dengan tanpa menghilagkan  prinsip-prinsip nilai yang mendasarinya. Pendidikan islam mampu mengakomodasikan tuntunan hidup manusia dari zaman ke zaman, termasuk tuntunan dibidang ilmu dan teknologi.
Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 151:

“Sebagaimana kami telah mengutus kepada kamu sekalian seorang rasul diantara kau yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu, menyucikan mu, mengajarkan al-Kitab, dan al-hikmah, dan mengajarkan kepadamu yang belum kamu ketahui" (QS. Al-Baqarah : 151).
Dari ayat di atas ada lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh:
1.      Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah membacakan ayat-ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah), ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri manusia sendiri sebagai mikro kosmos. Dengan kemampuan membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).
2.      Menyucikan diri merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya serta menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah.  Dengan sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara.
3.      Yang dimaksud mengajarkan al-kitab ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi tuntunan hidup. Bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
4.      Hikmah, menurut Abduh adalah hadits, akan tetapi kata al-hikmah diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan, maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai yang datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki kesadaran akan perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari Allah, nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-Quran dan sunnah Rasulullah).
5.      Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah sebabnya Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui oleh umat sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah.
Dengan mengembalikan kajian antropologi dan sosiologi ke dalam perspektif  al-Quran dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah :
a.       Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan "pencipta".
b.      Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
c.       Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun sosial.







DAFTAR PUSTAKA


Umar, bukhari. 2010. Ilmu pendidikan islam. Jakarta. Amzah.

Arifin. 1991. Filsafat pendidikan islam. Jakarta. Bumi aksara.



No comments:

Post a Comment

Jika ada pertanyaan dan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan artikel. Langsung saja kalian tulis di contak comment yang kami sediakan atau click post a comment dan jangan lupa untuk Berkomentar yang baik 🙂