Friday 18 September 2020

MACAM-MACAM TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Tujuan pendidikan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan keinginan atau harapan yang harus dicapai dalam suatu sistem pendidikan. Melalui tujuan pendidikan, segala hal dapat terukur dan terstruktur dengan baik walaupun membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Namun melalui tujuan itulah segala proses yang akan dilalui kedepan menjadi benar-benar berharga. Hal ini karena didalam tujuan tersebut banyak hal tercatat dengan  terang dan jelas yaitu sesuai dengan konteks pendidikan yang diharapkan kedepan. Sehingga pendidikan akan benar-benar terlaksana dengan baik melalui tujuan yang tela ditetapkan dan begitu pula dengan tujuan pendidikan Islam.

Tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan Islam memiliki tujuan yang sama dan berbeda.  Kesamaan Dalam tujuan pendidikan umum adalah lebih memahamkan kepada pentingnys menambah wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam konteks umum. Sedangkan tujuan pendidikan islam adalah pentingnya menjadi insan yang kamil yaitu Iman, ilmu dan amal yang saling berkesinambungan satu sama lain.  Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan umum dan pendidikan islam memiliki kesamaan dan perbedaan dalam dunia pendidikan.

Tujuan pendidikan islam seperti pendidikan umum adalah suatu tujuan yang memiliki tahapan dan tingkatan didalamnya, sebagaimana tahapan dan tingkatan yang ada tercipta dari bantuk dan pola pendidikan tersebut. melalui tahapan dan tingkapan ini, maka yang diharapkan adalah mampu menunjukkan atau memperlihatkan secara detail dan efektif proses pendidikan tercapai dan berjalan dengan baik.

Maka untuk memahami lebih baik berkaitan dengan Tujuan pendidikan islam. Berikut ini adalah macam-macam tujuan pendidikan beserta penjelasannya :

 

1. TUJUAN UMUM

Seperti bahasa yang digunakan “umum” yang dimaksud sesuai dengan kebanyakan tujuan pendidikan yaitu tujuan pendidikan umum menyangkut dengan berbagai hal yang  berkaitan dengan segala proses belajar dan mengajar yang harus berjalan dengan baik ,efektif, efesien dan produktif. Dimana tujuan pendidikan ini sangat penting untuk dimiliki sebagai induk dari keseluruhan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya atau disebut sebagai pusat tujuan dalam pendidikan.

Hal ini seperti yang diutarakan oleh Zakiyah Daradjat tentang tujuan Umum pendidikan dalam bukunya  Ilmu Pendidikan Islam  yaitu tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkatan umur, kecerdasan, situasi, dan kondisi, dengan kerangka yang sama.



Baca Juga : Manfaat atau Kegunaan Ilmu Pendidikan Islam


Maka melalui penjelasan yang ada diatas dapat dipahami bahwa tujuan umum adalah tujun yang menjadi porosnya pendidikan. melalui tujuan umum maka segala proses dan aktivitas yang ada didalamnya berjalan sesuai yang telah ditentukan dan disepakati dalam tujuan pendidikan. Tujuan ini pun menyesuaikan dengan bentuk dan pola pendidikan sesuai dengan tingkatannya seperti MI, MTs, MA, Universitas, dan pondok pesantren.

Adapun membahas pengertian tujuan umum pendidikan terutama dalam pendidikan Islam maka landasan dan segala pengajarannya harus berkaiatan dengan tujuan pendidikan agama, tujuan pendidikan Nasional dan tujuan pendidikan Institusional lembaga penyelenggara tersebut.  hal ini dilakukan karena diharapkan dalam tujuan umum akan menjadi jembatan dalam membentuk generasi atau peserta didik yang terbaik dari berbagai macam pendidikan yaitu menjadi insan yang kamil.

Adapun tahapan dalam tujuan pendidikan umum seperti yang dijelaskan sebelumnya mengenai adanya tahapan pendidikan adalah merumuskan dan membentuk tujuan kurikuler yang dikembangkan menjadi tujuan instruksional.

 

2. TUJUAN AKHIR

Seperti yang diutarakan dalam Qur’an Surat Al-Imran ayat 102 yang berbunyi

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢

 

Artinya :

“Wahai orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”

 

Melalui ayat diatas adalah acuan dalam menentukan tujuan akhir dari pendidikan Islam itu sendiri. Seperti tujuan umum pendidikan bahwa diharapkan adalah terbentuk Insan yang kamil baik dalam proses pendidikan bahkan hingga akhir proses pendidikan yang telah dijalankan.

Sesungguhnya pendidikan Islam sendiri dilaksanakan agar terbentuk insan yang memiliki kepribadian Islam yang jauh lebih baik, tertanam didalam sanubari dan dilaksanakan dalam setiap proses kehidupan. Hingga yang diharapkan dari hasil tersebut adalah menjadi satu hal yang tertanam kuat didalam sanubari yang pada akhirnya akan dibawa kembali kepada Sang Khalik yaitu amal shaleh dan Takwa.

Maka dapat dipahami dengan baik bahwa  tujuan akhir dalam proses pendidikan Islam nanti adalah menyangkut dengan ujung akhir dari proses kehidupan insan tersebut  yaitu Insan kamil yang mati dengan membawa bekal ketakwaan dan amalan yang baik.

 

3. TUJUAN SEMENTARA

Seperti yang telah dipahami sebelumnya bahwa pendidikan Islam seperti pendidikan pada umumnya memiliki tingkatan dan tahapan yang berbeda-beda dan tentu perbedaan dari setiap tingkatan tersebut membawa arah dan tujuan yang berbeda pula. Arah dan tujuan dari masing-masing tahapan pendidikan itulah yang disebut dengan tujuan sementara, mengapa?.

Tujuan sementara yang dimaksud yaitu tujuan yang masing-masing tingkatan memiliki perbedaan satu dengan lainnya dan hal ini dilatarbelakangi karenan menyesuaikan dengan tingkat umur, kecerdasan, situasi, dan kondisi dari masing-masing unsur pendidikan yang ada dengan tetap memperhatikan kerangka acuan  pendidikan yang sama.



Baca Juga : Tujuan Pendidikan Barat



Adapun jika digambar dalam sebuah diagaram batang maka akan berbentuk demikian :




 Melalui diagaram yang ada diatas dapat dipahami bahwa masing-masing tingkatan pendidikan memiliki standar tujuan tingkatan masing-masing. Dimana semakin tinggi umur, kecerdasan, situasi, dan kondisi dari masing-masing unsur pendidikan, maka akan semakin tinggi  dan bertambah pula pemahaman serta faktor yang melingkupi proses pendidikan didalamnya. penjelasan ringkasnya, tujuan sementara dimaksud agar antara satu tingkatan tujuan umum ke tingkatan tujuan umum yang lain harus saling berkesinambungan dan sifatnya bukan tetap atau permanen namun sementara yaitu bobot dan mutu masing-masing tingkatan berbeda meskipun polanya sama membentuk insan Kamil.

 

4. TUJUAN OPERASIONAL

Tujuan operasional disebut juga adalah tujuan praktis. Tujuan operasional dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berisi tentang aktivitas yang mendukung proses pendidikan berjalan seperti kegiatan apa saja dalam pendidikan tersebut dan juga bahan – bahan yang dibutuhkan didalamnya.

Tujuan operasional dalam pendidikan formal dikembangkan mejadi tujuan intruksional. Tujuan intruksional ini lalu terdiri dari 2 tujuan yaitu Tujuan Intruksional Umum (TIU) dan  Tujuan Intruksional Khusus (TIK). Adapun tujuan dari kedua intruksional ini adalah merencanakan pengajaran dalam bentuk unit-unit kegiatan pengajaran.

Tujuan operasion ini lebih banyak menonjolkan kemampuan operasional disebut keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan dapat melakukan berbagai hal yang dimaksud dalam pembelajaran untuk mengasah kemampuan lahiriah seorang anak didik misalkan berbicara dengan baik dan benar, akhlak dan tingkah laku yang baik dan masih banyak lainnya.

Dimana yang diharapkan dalam tujuan operasional ini adalah sesederhana sekalipun dalam menangkap seatu pembelajaran setidaknya peserta didik mampu terampil melaksanakan atau mempraktekkan pembelajaran tersebut, meskipun mereka belum memahami dan menghayati dengan baik.

 

Referensi :

Daradjat,  Zakiyah. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.


Baca Juga :

1. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam

2. Hakekat Manusia dalam Islam

3. Landasan Pendidikan Islam

Wednesday 9 September 2020

LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM

 

Pendidikan islam adalah salah satu pendidikan yang mengarahkan pada membentuk dan menciptakan generasi yang memiliki wawasan dan keilmuan yang berlandasakan agama. Mengapa dengan berlandaskan agama?.

Sebagaimana yang kita tahu ilmu tanpa agama seperti pohon yang tak berbuah yaitu tidak memiliki manfaat yang berarti kecuali hanya sedikit saja. Bahkan banyak saat ini keilmuan dan wawasan disalah gunakan untuk kemudhoratan karena disebabkan minimnya ilmu agama.

Pentingnya keagamaan dalam bidang pendidikan adalah bagian dari cara mendidik manusia agar dapat membedakan mana yang haq dan yang bathil.  Serta merupakan bentuk penjagaan harkat dan martabat manusia sebagai khalifah dibumi agar tercipta kedamaian dan keselarasan hidup sepanjang peradaban.

Maka untuk menciptakan generasi manusia yang demikian yaitu tepatnya muslim yang mulia. Sudah barang tentu dilandasan dengan pendidikan yang baik. karena melalui landasan pendidikan yang baik itulah akan menciptakan pola pendidikan serta generasi terbaik dalam satu waktu. Adapun landasan pendidikan islam yang paling kuat dan otentik  dalam membangun menciptakan generasi terbaik tersebut adalah landasan yang bersumber dari wahyu Tuhan yang disampaikan untuk Utusan−Nya  yaitu Al−qur’an nur kareem juga pelajaran hidup dari Sunnah Nabi Muhammad Salallahualaiwassalam serta Ijma’ para ulama’.

Maka berikut ini adalah penjelesan secara rinci perihal masing−masing unsur landasan tersebut :



Baca Juga : Asas, Dasar dan Prinsip Pendidikan ISlam



1. Al−Qur’an


Al−Qur’an adalah kitab suci bagi seluruh alam yaitu sebagai pedoman hidup dan berkehidupan yang layak bagi kemaslahatan didalamnya. Al−Qur’an adalah firman Tuhan Pencipta Seluruh Jagad Raya yaitu Allah Subhanahuata’alla yang diturunkan oleh perantara malaikat suci yaitu Jibril Alaihi sallam kepada Nabi utusannya yang sangat mulia akhlak dan penciptannya yaitu Nabi Muhammad Sallahu’alaihi wassalam yaitu manusia paling mulia dengan segala keunggulan suri tauladannya yang menentramkan siapa yang mendengarkan kisah kehidupan beliau atau bahkan hidup berdampingan bersamanya ‘Alahissalam.

Karena Al−Qur’an adalah kitab suci juga firman Tuhan Semesta Alam sebagai pedoman hidup yang haq maka sudah sangat tentu apa yang ada didalamnya adalah segala urusan yang melingkupi kehidupan dunia baik dalam bersosial−bermasyarakat, berbudaya, berpendidikan, berkesehatan, berpolitik dan tentunya beragama serta masih banyak hal lainnya yang kesemuanya ini disampaikan secara berangsur−angsur dari peristiwa demi peristiwa hingga terkumpullah menjadi firman yang dibukukan seperti sekarang ini yang kita kenal dengan Al−Qur’an.

Membahas berbagai hal yang tercantum dan telah diatur didalam Al−Qur’an yang telah dijelaskan diatas. Maka salah satu peraturan yang diperkenankan Allah subhanahuat’alla kepada Rasulnya dan seluruh umat manusia adalah berilmu yaitu dengan saling didik mendidik. Berkenaan dengan perilaku dan aktivitas ini yaitu berpendidikan adalah hal yang sangat diwajibkan bagi seluruh umat Islam khususnya dan manusia pada umumnya, mengapa?

Karena berpendidikan adalah salah satu cara menuntut ilmu yaitu mengasah dan membuka wawasan serta pemikiran agar lebih tajam berfikir yang akan membawa manusia kepada berperilaku untuk jauh lebih baik bagi kemasalahatn hidupnya. Selain itu pula, Melalui pemikiran tersebutlah yang akan menghantarkan manusia untuk menjadi khalifah yang cerdas dan berakhlak mulia dalam menjaga peradaban kehidupan dibumi dan menyelamatkan dari kesengsaraan.

Pendidikan adalah salah satu gerbang dalam melahirkan keimanan juga meningkatkan keimanan tersebut. Semakin berilmu dan terdidik seorang manusia untuk mampu mengenal Tuhan Sang penciptanya serta apa yang diciptakan−Nya, maka akan semakin baik dan tinggilah keimanan serta kesadarannya untuk berfikir dan berakhlak terbaik kepada sesama dan lingkungannya.

Maka sudah menjadi ketetapan bahwa Al−Qur’an adalah landasan pendidikan yang haq. Tidak ada pertimbangan ataupun keraguan didalamnya bahkan walau hanya satu ayat/kalimat. Al−Qur’an telah mengatur dengan sedemikian baik untuk dilaksanakan dalam kehidupan dan terutama hal ini adalah pendidikan.

Didalam Al−Qur’an, pendidikan adalah salah satu langkah maju dalam mencapai peradaban yang baik. maka tentu saja pendidikan yang dilaksanakan dan diadakan harus mengacu pada Al−Qur’an. Karena tidak ada landasan yang benar−benar real mewajibkan umatnya berpendidikan dan juga menjamin hasil dan berbagai hal dampak didalam pendidikan tersebut, kecuali Al−Qur’an yaitu firman Allah subhanahuata’alla.

 

2. As− Sunnah


Seperti yang telah dijelaskan pada poin Al−Qur’an sebagai landasan,Maka As− Sunnah adalah landasan kedua setelahnya. As− Sunnah adalah perkataan, perbuatan atau pengakuan Nabi Muhammad Salallahu’alahi wassalam mengenai kebenaran  firman Allah yaitu Al−Qur’an. Al−Qur’an adalah firman Allah yang suci maka sudah barang tentu bahasa yang dipergunakan adalah bahasa dengan pemahaman yang paling baik serta tata bahasa yang paling sempurna. Maka karena sedemikian suci dan mulianya Al−Qur’an, sudah sangat tentu bagi manusia biasa dalam memahaminya akan sangat tidak mudah. Oleh karenannya mengapa kemudian Rasulullah salallahu’alahi wassalam manusia yang paling mulia akhlak dan penciptaannya diutus di muka bumi ini.

Karena manusia pada umumnya tidak akan benar−benar memahamai kabar dan perihal yang ada didalam Al−qu’an. Dibuktikan oleh seluruh penyair dimasa itu hingga saat ini yang tidak bisa sama sekali membuat sejenis yang sama dengan Al−Qur’an atau bahkan hanya sekedar merubahnya. Hal ini karena Allah subhanahuata’alla telah menjamin di dalam firmannya mengenai perihal tersebut. yaitu jaminan keoriginalan isi serta bahasa dalam Al−Qur’an adalah yang terbaik dan paling baik. Sehingga manusia umumnya tentu tidak bisa membuat yang sejenis Al−Qur’an apalagi sekedar ingin  memahami atau merubah perihal isi didalamnya kecuali sedikit. Oleh karena keagungan Al−Qur’an tersebutlah Maka diutus manusia termulia dengan pemahaman yang terbaik dan paling baik, agar mampu menjelaskan perihala berita dan apa−apa yang ada di dalam Al−Qur’an tersebut.

Maka melalui utusan tersebut, memberikanlah kabar mengenai Tuhan seluruh Alam dan Al−Qur’an yang menjadi bukti kekuasaannya. Yaitu menyampikan dan memperinci perihal apa saja yang sebenarnya di sampaikan dalam Al−Qur’an dengan penjelasan yang paling terbaik yang pernah dilakukan dibumi ini.

Maka melalui perilaku utusan tersebut yaitu Nabi Muhammad Salallahu’alaihi wassalam lah yang kemudian menjadi salah satu panutan guru dalam mendidik dan melakukan pendidikan yang sebaiknya untuk seluruh anak didik didunia. Cara dan contoh yang diajarkan beliau dalam mendidik adalah suri tauladan terbaik yang pernah ada. proses dan ruang lingkup pendidikan yang telah beliau ajarkan adalah hal yang harus menjadi motivasi tersendiri dalam melakukan pendidikan diberbagai lini.

Cara, penjelasan serta Perilaku beliau itulah yang disebut sebagai As−sunnah yaitu landasan yang sangat baik dalam mebangun pendidikan yang berkemajuan. Bahkan pendidikan yang beliau ajarkan sejatinya adalah pendidikan yang sangat tolerir untuk dilakukan dan di aplikasikan dalam berbagai model dan pola pendidikan sepanjang  zaman.

 


Bac Juga : Hakekat Manusia Dalam Islam


3. Ijtihad


Ijtihad adalah salah satu cara memutuskan suatu perihal atau perkara kehidupan dengan cara mengumpulkan keilmuan dan wawasan dengan berpedoman Al−Qur’an dan As−Sunnah oleh para ‘ulama yaitu orang –orang berilmu dan beramal shaleh.

Ijtihad dilakukan karena sangat dinamisnya kehidupan manusia dari satu zaman ke zaman yang lain. Dimana adalam memahaminya perlu tinjauan keilmuan dan keimana yang baik.

Ijtihad dilakukan bukan karena ketidak mampuan Al−Qur’an dan As−Sunnah dalam menjelaskan dan memperinci berbagai perihal kehidupan dunia. Namun karena sepanjang kehidupan manusia memang selalu dipengaruhi oleh ruang dan waktu yaitu memiliki bahasa penerjemahan dari manusia ke manusia sendiri berbeda−beda dari satu dengan lainnya,  walaupun sejatinya sama.

Namun penentuan yang demikian tidaklah sembarang dilakukan dan pula oleh orang yang sembarangan. Karena menerjemahkan istilah keilmuan dari suatu peristiwa atau perihal dizaman tersebut, tentu akan berbeda di zaman selanjutnya. Maka dibutuhkan kehati−hatian dan ketelitian dengan selalu berpedoman pada kedua landasan sebelumnya yaitu Al−Qur’an dan As−Sunnah.

Hal ini sama seperti dalam berpendidikan. Tentu saja berbagai hal dan ruang lingkup pendidikan dari zaman ke zaman memiliki perkembangan dan perbedaan yang walaupun dasar pendidikannya sama. namun karena memang begitu sangat dinamisnya proses pendidikan manusia yang bergerak dan berubah dari zaman satu ke zaman lain. Maka barang tentu pendidikan yang diajarkan harus dapat memenuhi standar kependidikan di zaman tersebut.

Sebagai catatan dalam berpola fikir memahami ke tiga landasan ini dan paling tepatnya adalah perihal Ijtihad bahwa bukan berarti wacana yang diajarkan dalam Al−Qur’an dan As−Sunnah tidak cocok untuk ditanamkan untuk berpendidikan di era sekarang. Konteks permasalahan ini seperti yang dibicarakan oleh para filosof saat ini yang mensengajakan memutar balikan pemikiran Islam, Naudzubillah.

Dalam konteks pendidikan itu sendiri standar pendidikan bukanlah tentang acuan perkembangan zaman. Akan  tetapi adalah sarananyalah yang harus dapat menunjang dengan sebaiknya sesuai dengan pola pendidikan dizaman tersebut. namun untuk selebihnya yaitu standar kinerja dan kualitas pendidikan tetaplah standar terbaik adalah Al−Qur’an dan As−Sunnah. Yaitu landasan terbaik dan ajaran terbaik bagi  makhluk manusia seluruh penjuru alam.



Baca Juga :Pengertian Ilmu Pendidikan Islam Menurut Para Ahli



Karena bagaimana mungkin standar pendidikan yang ditetapkan manusia mampu mengalahkan standar pendidikan yang telah ditetapkan Tuhan Yang Maha Menciptakan manusia itu sendiri. Sedangkan manusia adalah makhluk yang masih perlu belajar dan diajarkan. Wallahualam.


Referensi :

Daradjat, zakiah.2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.


Sunday 30 August 2020

HAKEKAT MANUSIA DALAM ISLAM

 

Secara bahasa manusia adalah makhluk yang berakal. Maksud dari makhluk yaitu sesuatu yang telah diciptakan. Maka secara istilah dapat diartikan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah Subhanahuatalla dengan diberikan kelebihan akal. Melalui kelebihan tersebut yaitu akal, manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai  khalifah dimuka bumi ini dengan sebaiknya. Seperti pendapat  Hery Nor Ali tentang pengertian manusia yaitu makhluk yang diciptakan Allah dari  tanah yang berbentuk nutfah yang kemudian ditiupkan ruh didalamnya. Maka manusia saat itulah berupa dua unsur yang saling mempengaruhi satu sama lain yaitu ruh dan jasad.  Selain dari pada itu mereka pun diberikan akal  yang sempurna. Dimana nantinya berperan mengantarkan manusia melakukan aktivitas kehidupan berupa memahami eksistensinya atau hakikat dirinya sendiri sebagai manusia  dan sebagai hamba Allah sehingga  dapat mewujud kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.

Adapun eksistensi atau hakikat manusia itu sendiri menurut Zainudin Ali yaitu makhluk yang tersusun dari dua unsur; materi dan non materi atau biasa disebut  jasmani dan rohani. Manusia terdiri dari daya fisik atau jasmani seperti mendengar melihat merasa meraba mencium dan daya gerak lainnya. Juga manusia terdiri dari daya jiwa atau rohani yaitu akal berpusat dikepala, rasa berpusat dikalbu, dan nafsu berpusat diperut.

Hakekat manusia secara fisik atau jasmani tentu sudah sangat dipahami dengan baik karena keberadaannya pun mampu untuk dijangkau atau dilihat dan bahkan dirasakan. Namun berbeda dengan hakekat manusia secara daya jiwa atau rohani sangat sulit dijangkau, dilihat, apalagi dirasakan. Jika tanpa dipahami dengan baik keberadaan dari unsur rohani ini, maka manusia akan sangat sulit berkebang sebagaimana maksud atau tujuan dari manusia diciptakan. Maka untuk lebih jelas mengetahui hakekat manusia dalam bentuk daya rohani ini maka akan diperjelas sebagai berikut :



Baca Juga : Karakteristik Pendidikan Agama Islam dan Dalil landasannya



1. Daya pikir atau akal berpusat di kepala

Daya pikir ini dapat dipertajam melalui sebuah perenungan tentang alam semesta dan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalamnya. Cara tersebut pun ditunjukkan Allah subhanahuatalla dalam kitab-Nya yaitu Al-Quran yang memberi dorongan supaya manusia lebih banyak memikirkan dan meneliti tentang alam sekitarnya. Maka melalui dorongan tersebut yang kemudian melahirlkan para cendekiawan dan filosof Islam yaitu mereka para pemikir dan peneliti berbagai ruang lingkup agama maupun alam. Maka dari merekalah yang  kemudian menjadikan dunia Islam menumbuhkan banyak Ilmu pengetahuan yang berasal dari dasar Agama dan Ilmu pengetahuan dunia yang disebut sains hingga sekarang. Awal dari Penemuan ini muncul pada masa peradaban Islam yang berkembang dengan baik pada abad ke 8 M dan 13 M.


2. Daya Rasa Pada kalbu Berpusat di dada

Daya rasa dipertajam melalui pelaksanaan Ibadah yang dilakukan dengan sebaiknya. Karena intisari dari ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah Dzat yang Maha Suci maka tentu saja Dzat tersebut hanya mampu didekati oleh roh yang suci. Maka semakin baik yaitu ikhlasnya ruh tersebut beribadah kepada-Nya maka akan semakin sucilah ruh atau jiwa tersebut.

Hal ini sesuai dengan ajaran Agama Islam Sendiri yaitu yang terabadikan dalam kitab Al-Quran dan Ajaran Al-hadist yang kesemuanya mengajarkan untuk beribadah dengan sebaiknya. Sehingga melalui hal tersebut pula yang dapat  mengasah ketajaman hati yaitu ruh dan pula fisik manusia yaitu jasad. Maka dari itu peradaban Islam di masa jayanya adalah peradaban manusia yang terbaik sepanjang kehidupan. Karena mereka bukan hanya menerapkan penalaran akal saja dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin bumi, akan tetapi juga hati nurani budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia. Maka itulah yang disebut dengan fungsi agama dalam berkehidupan.


3. Daya nafsu berpusat di perut

Daya nafsu apabila diikuti kemauannya maka akan membawa pada derajat terendah daripada makhluk hidup lainnya. Mengapa? Karena hawa nafsu ini akan semakin kuat dan bertambah kuat apabila diikuti kemauannya dan hal itupun akan bertindak sebaliknya. Nafsu akan Semakin kecil pengaruhnya apabila di tekan dan dibimbing semua kemauannya. Sehingga nantinya akan mendatangkan kebaikan bagi pemiliknya dan menjauhkan pemiliknya dari makhluk terhina di muka bumi.

Maka kesimpulan dari penjelasan yang ada diatas dapat dipahami bahwa hakekat manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan paling sempurna karena terbentuk dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani . Maka kemudian dari keduanya pula diberikan akal yang mampu membedakan yang baik dan salah. Sehingga manusia benar-benar dapat menjalankan kepemimpinannya di muka bumi ini dengan baik melalui tuntunan dan aturan yang telah Allah Subhanahuatalla tetapkan.




Daftar Pustaka :

Ali, zainuddin. 2012. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Bumi Aksara.

Halid Hanafi, dkk. 2018.Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Budi Utama.

Hery Noer Aly 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.


Baca Juga :

1. Administrasi dan manajemen Pendidikan Islam

2. Objek Pendidikan Islam

3. Macam - Macam Tujuan Pendidikan islam

Sunday 9 August 2020

ASAS, DASAR DAN PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM

 Asas atau dasar dalam pendidikan islam keduanya memiliki pengertian yang sama satu dengan lainnya. sedangkan antara pengertian prinsip dengan kedua istilah tersebut memiliki keterkaitan erat dalam membangun pendidikan islam. Pembahasan mengenai Asas/dasar dengan prinsip pendidikan Islam tidak akan pernah bisa di pisahkan. Hal ini karena melalui  asas atau dasar lah yang kemudian melahirkan prinsip. Sedangkan prinsip tidak akan pernah bisa ditegakkan tanpa adanya asas atau dasar yang mengusungnya terkhusus dalam pendidikan Islam.

Maka untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian asas, dasar dan prinsip dalam ilmu pendidikan Islam. Berikut ini adalahpengertian yang diambil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dijelaskan didalam buku “Dasar Asas dan Prinsip Pendidikan Islam” karangan Kamrani Buseri:

1. Dasar adalah bagian terbawah atau fondasi, alas, pokok dalam berpendapat dan berbagai hal.

2. Asas adalah tumpuan berfikir dan dasar pendapat. Berasas berarti berdasarkan asas, menggunakan asas (dasar untuk berfikir).

3. Prinsip berkaitan dengan asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak dan lain sebagainya). Berprinsip adalah menganut prinsip.

Maka dari pengertian yang ada diatas dapat diketahui bahwa ke tiga istilah tersebut yaitu Dasar, Asas dan prinsip memiliki pengertian, fungsi dan tujuan yang sama yaitu hal penting yang sifatnya vital untuk dimiliki oleh pendidikan Islam. Melalui pengertian yang ada diatas pula dapat menjadi  pemahaman baik bahwa dalam membahas berbagai ruang lingkup pendidikan islam nanti tidak akan pernah lepas dengan asa/dasar pendidikan itu sendiri. Hal ini karena asas atau dasar akan menjadi  pedoman dalam membangun pendidikan Islam diberbagai segi dan kondisi yaitu dalam dinamika pendidikan kedepan.

Adapun Berdasarkan pengertian pendidikan Islam yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya yaitu  Pengertian Ilmu Pendidikan Islam” juga "Pengertian Pendidikan Islam Menurut Para Ahli " disana telah disampaikan bahwa pendidikan Islam itu suatu teori keilmuan dan juga praktek /pelaksanaan pendidikan yang bertujuan untuk menyatukan ilmu, iman, amal dan akhlak. Dimana keempat tujuan tersebut menjadi target dan “Karakteristik Pendidikan Islam” dalam membangun nilai Ilahiahimaniah, ubudiah, dan muamalah.

Seperti sebuah bangunan rumah,  tentunya Pendidikan Islam harus memiliki fondasi, alas, atau lantai yang disebut dengan asas atau dasar pendidikan, serta tiang dan dinding sebagai prinsipnya.  Hal ini karena, pendidikan Islam adalah ilmu yang bersifat teoritis dan praktis yang tentunya tumbuh dan berkembang sebagai pelindung, pengaman dan tempat berteduh dalam menjalankan peran sebagai Abdullah dan Khalifullah, sebagaimana peran sebuah bangunan rumah tersebut. tanpa adanya fondasi dan tiang yang telah disebutkan, tentu saja rumah tidak akan kokoh dan kuat dalam menyangga apapun yang ada diatasnya. Begitu pula pendidikan Islam tanpa asas/ dasar dan prinsip tidak akan mungkin bisa berkembang dan berdedikasi dengan baik dalam membangun generasi Robbani diatas bumi. Hal ini karena amanah yang diemban akan sangat membutuhkan asa/dasar dan prinsip tersebut, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan yang dicita−citakan.

Maka untuk mendapatkan bangunan pendidikan yang kokoh seperti disebutkan diatas. Berikut ini adalah asas atau dasar dan juga prinsip yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang diambil pada buku  asas, dasar dan Prinsip Ilmu Pendidikan Islam :

1. asas agama yaitu berdasarkan norma yang telah ditanamkan dalam agama prinsip pendidikannya meliputi

a. Nilai akidah, ibadah dan syariah

b.Nilai manusia sebagai abdullah dan Khalifatullah

c. Nilai manusia sebagai pendidikan dan anak didik

2. asas filsafat yaitu berfikir secara logis atau keilmuan prinsip pendidikannya membahas tentang :

a. hakekat manusia dan kemanusiaan

b. hakekat alam

c. hakekat kehidupan

d. hakekat kebenaran dan pengetahuan

e. hakekat nilai kebaikan dan keindahan

d. hakekat membahas berbagai aspek dan ruang lingkup pendidikan

3. asas sosial dan kemasyarakatan yang prinsip pendidikan didalamnya membahas tentang hidup dalam masyarakat yaitu :

a. manusia adalah makhluk Individu dan sosial

b. manusia makhluk yang bermanfaat

c. keluarga muslim dan masyarakat muslim

d. hubungan antara individu, keluarga, lembaga pendidikan, masjid dan masyarakat.

4. asas biologis dan psikologis yang prinsip pendidikannnya membahas :

a. fisik, jiwa dan ruh

b.fitrah manusia

c. periodesasi kehidupan manusia dari sejak kanakkanak, balig dan dewasa

d. berbagai pertanyaan mengenai ESI (emosional, spiritual dan Intelektual)

Maka keempat asas atau dasar yang telah disebutkan diatas menjadi panduan dalam menumbuh kembangkan pendidikan dengan disertai prinsipprinsip yang akan menyokong perkembangan pendidikan tersebut. hal ini karena prinsipprinsip tersebut menjadi bagian dari langkah praktis dalam pelaksanaan yang akan membawa pada tujuan pendidikan Islam yang berkemajuan.

Monday 3 August 2020

PENGERTIAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PARA AHLI



Menurut para ahli pendidikan tentang Islam dengan pendidikan pada umumnya memiliki hakekat yang sama namun arah tujuan yang berbeda. Hakekat yang sama dengan maksud tujuan arah yang berbeda dapat dilihat dari ideologi dan landasan pendidikan yang digunakan.

Pada pendidikan Islam ideologi pendidikan dilandaskan dengan agama. Sedangkan ideologi pendidikan umum lebih kepada ideologi pendidikan yang bersifat wawasan ke−ilmuan dengan landasan hukum pendidikan pada wilayah yang mengikat.

Maka untuk lebih jelas dalam mengetahui Ilmu  Pendidikan Islam adalah dengan mengetahui beberapa pengertian dari para ahli mengenai apa itu Pendidikan Islam dengan bersifat keilmuan maupun umum :

1. zakiah Daradjat menjelaskan pengertian pendidikan Islam secara umum adalah pendidikan islam dengan menekankan kesatuan antara teoritis dan praktis yaitu bersatunya antara iman dan amal. Serta penekanan pada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan. Serta ajaran islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat.

2. Mudzakkir mengenai Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang mengkaji tentang upaya manusia dalam memelihara, mengembangkan dan mengarahkan fitrah dan atau potensi manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil).

3.  Abd al−Rahman Al−Nahlawi bahwa pendidikan Islam secara umum yaitu pengaturan diri individu dan masyarakat yang disiapkan kepada menetapi Islam dan mempraktikkannya secara keseluruhan dalam kehidupan pribadi masyarakat.

4. Beni Ahmad S dan Hendra A membahas mengenai ilmu pendidikan Islam adalah akumulasi pengetahuan yang bersumber dari Al−Qur’an dan As−Sunnah, yang diajarkan, dibina dan dibimbing kepada manusia sebagai peserta didik dengan menerapkan metode dan pendekatan yang islami dan tujuan membentuk peserta didik yang berkepribadian muslim.


Dari keempat pendapat tokoh tersebut diatas dapat dipahami bahwa ilmu pendidikan islam dengan ilmu umum memiliki hakekat sama namun landasan dan arah tujuan pendidikan berbeda. Dimana yang menjadi perbedaan dalam berpendidikan tersebut yaitu Agama.

Agama islam mengajarkan bahwa berpendidikan wajib dilaksanakan sepanjang hayat  yaitu selama manusia hidup dan berinteraksi. Pendidikan bersifat luas dan memiliki tujuan untuk terus belajar menggali kebenaran. Karena yang diharapkan dari pendidikan Islam dalam ajaran agama adalah peserta didik yang mampu menjadi generasi bermnafaat bagi agama, Nusa dan bangsa. Serta mampu menjalankan dan menyeimbangkan keperluan dan kepentingan hidup dunia maupun Akhirat. Sehingga manusia bukan hanya semata memiliki ilmu pengetahuan dan membangun kepentingannnya. Namun juga berilmu pengetahuan untuk membangun kehidupan yang lebih baik untuk seluruh Alam.


Referensi :
Daradjat, Zakiyah. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Saebani, Beni Ahmad dan Akhdiyat, Hendra.2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.



Baca Juga 



Thursday 9 July 2020

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


Administrasi dan manajemen adalah  naman dari sebuah pekerjaan dengan kinerja yang  sama namun memiliki sudut pandang berbeda dalam penyebutannya. Penyebutan nama dari kedua pekerjaan ini, menyesuaikan dengan bidang pekerjaan yang diawasinya. Apabila dilihat dalam kacamata pendidikan, sistem kerja dalam adminstrasi dengan sistem kerja dalam manajemen itu sama yaitu mengontrol sumber daya lembaga. Namun dalam hal wilayah bidang kerja dan sektor kerja keduanya memiliki penyebutan yang berbeda.

Administrator atau seorang pekerja yang bekerja dibidang administrasi yaitu seorang yang mengatur dan mengontrol sistem kerja dalam lembaga sekolah. Sedangkan manajer adalah seorang yang bekerja dibidang manajemen dimana dia mengontrol satu pekerjaan dari beberapa pekerjaan yang telah ditetapkan oleh sistem administrasi lembaga sekolah. Dengan bahasa lain, hakikatnya antara administrasi dengan manajemen dalam dunia bidang pekerjaan yang memiliki sistem hukum kerja yang sama.

Hanya saja, dalam wilayah sektor kerja  dari  kedua sistem kerja ini memiliki perbedaan. Administrasi adalah untuk wilayah kerja seluruh sistem sekolah. Sedangkan manajemen adalah kepanjangan tangan dari sistem kerja yang dikontrol oleh administrasi.






Maka dari usaian yang ada diatas dapat dipahami.. Administrasi dan manajemen pendidikan Islam adalah masing-masing pekerjaan yang pembahasan wilayah sektor kerja yang berbeda namun dalam sistem kerjanya adalah sama memgontrol dan mengatur  wilayah kerja yang dijalankannya. Melalui hal tersebut, harus dipahami pula bahwa manajemen tidak mungkin dijalankan tanpa adanya administrasi lembaga yang ditetapkan. Begitu pula dalam administrasi yang tanpa manajemen maka akan kesulitan dalam menyelesaikan problem atau permasalahan dari satu wilayah sektor kerja ke wilayah lainnya.

Maka dari itu membahas manajemen adalah membahas mengenai ruang lingkup administrasi serta penerapannya dalam lembaga sekolah. Karena manajemen adalah bagian dari wilayah kerja administrasi dan keberhasilan dalam administrasi berkaitan dengan keberhasilan dalam manajemen.

Oleh karenanya, sebelum membahas sektor kerja dalam manajemen maka terlebih dahulu harus mengetahui sektor kerja dalam administrasi. Sehingga dari pemahaman yang demikian. Saat seorang yang bekerja dikedua bidang tersebut dapat mengetahui tugas pokok dan fungsi dari masing-masing.

Berikut ini adalah pembahasan mengenai sistem kerja Administrasi Manajamen dalam Pendidikan Islam.



ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH

Melalui pengertian yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Administrasi dan manajemen pendidikan islam dalam kinerja pendidikan adalah wajib dilaksanakan terutama adalah penerapan  kerja administrasi. Karena melalui pelaksanaan administrasi, maka tata kelola pendidikan dapat di tinjau dengan baik dan tertib. Dimana  selain dari pada administrasi juga bantuan oleh para manajer sebagai manajemen sebagai pengontrol dibawah administrasi.

Maka membahas mengenai administrasi. Diperlukanlah pembahasan mengenai tata kelola dan prinsip-prinsip pengadministrasian guna sebagai  penunjang pelaksanaan kerja yang  sedang berjalan.

  Adapun prinsip-prinsip administrasi yang dimaksud yaitu prinsip administrasi yang harus bersifat praktisi serta dalam penerapannya bersifat fleksibel yaitu sesuai dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan.

Fleksibelitas dalam pekerjaan dalam suatu le.baga terutama lembaga pendidikan haruslah diterapkan. Hal ini karena administrasi berfungsi sebagai sumber informasi dalam pengelolaan pengembangan manajemen pendidikan. Dimana dalam pelaksanaannya sistem kerja ini memperhatikan situasi dan kondisi wilayah bidang kerja yang harus teliti diperhatikan. Hal ini dilakukan agar dapat membantu  menunjang terealiasinya  tujuan dari kurikulum dan tujuan kerja administrasi itu sendiri.

Berkaitan dengan prinsip-prinsip dalam administrasi. Maka tentu dilakukan agar tujuan lembaga pendidikan dan sistem administrasi itu sendiri dapat tercapai.

Tujuan dari masing-masing pendidikan tentu sangat berbeda antara tujuan satu dengan yang lainnya. Namun Tujuan dalam administrasi pendidikan tentu memiliki  cara kerja dan tujuan dari cara kerja tersebut sama.

Adapun tujuan administrasi dalam lembaga pendidikan adalah tersusunnya sistem pengelolaan yang baik dalam bidang administrasi agar dapat menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif, efesien dan relevan dalam mencapi tujuan pendidikan.

Melalui tujuan dan prinsip yang telah dijelaskan diatas. Secara umum dapat diamati bahwa administrasi pendidikan memiliki beberapa fungsi  yaitu:

1. Perencanaan
2. Organisasi
3. Koordinasi
4. Motivasi, dan
5. Pengawasan

Sedangkan fungsi administrasi dalam bidang pendidikan Islam sendiri menurut Al Burey didalam buku Ilmu Pendidikan Islam (2012:276) yaitu:

1. Mengarahkan
2.melaksanakan
3.mengelola
4. Menjalankan
5. Rekayasa
6. Mengemudikan
7. Mengatur
8. Mengurus
9. Mengekonomiskan
10. Membuat rencana dan sebagainya.






Sedang dalam pelaksanaan administrasi yang berjalan tentu tak semudah dalam perencanaan. Karena hal ini sudah berdifat umum mengingat bahwa fakta lapangan selalu berkaitan dengan situasi dan kondisi kerja. Maka cara untuk menghadapi hal  yang tidak dimungkinkan tersebut yaitu dengan membagi bidang administrasi ke beberapa subtstansi.

Maka berikut ini adalah masing-masing dari substansi administrasi yang telah yaitu:

1. Pengajaran (kurikulum)
2. Peserta didik
3. Personalia (tenaga kerja)
4. Keuangan (pembiayaan)
5. Peralatan pengajaran
6. Gedung dan perlengkapan sarana pendidikan
7. Hubungan lembaga pendidikan masyarakat

Substansi administrasi adalah suatu cara dalam meninjau berbagai aspek permasalahan yang timbul selama proses pelaksanaan pendidikan berjalan. Melalui substansi administrasi ini maka peninjauan permasalahan yang ada akan dengan mudah diatasi dan diselesaikan dengan benar dan tepat. Karena dengan cara peninjuan secara substansi, maka permasalahan dalam administrasi akan dengan mudah diatasi dan diberi solusi dengan baik dan benar. Melalui cara ini pula akan meminimalisir tingkat kesalahan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul tenggelam selam proses pendidikan berjalan.

Pelaksanaan administrasi pendidikan islam
Seorang pelaksana administrasi dalam berbagai bidang disebut dengan administrator. Seorang administrator pendidikan adalah seorang yang melaksanakan tujuan, fungsi, prinsip dan tugas substansi administrasi atau dalam bahasa lain adalah pengelola administrasi pendidikan.

Untuk menjadi seorang administrator yang baik maka dia harus bisa menjalankan  setiap aturan dalam lembaga juga bidang administrasi itu sendiri. Berikut ini adalah aturan – aturan islam yang ditujukan kepada para administrator dalam Bidang pendidikan Islam. Dalam  mengemban tugas mereka agar terlaksana dengan adil dan benar yaitu:


  1. Menjadi teladan yang baik bagi staf lain
  2. Memilih staf yang selain cakap, dapat dipercaya juga shalih
  3. Selalu berupaya untuk adil dan menciptakan keadilan
  4. Waspada pada pencemaran nama baik didalam lembaga tersebut
  5. Mengawasi secara baik, adil dan sama. Agar segala hal yang berkaitan dengan kemajuan SDM dalam lembaga tersebut terjaga dengan baik
  6. Selalu berkonsultasi dengan staf dengan tidak selalu mengandalkan otoritas
  7. Perangi ketidak adilan dan kejahatan sehingga sistem kelembagaan dapat berjalan baik
  8. Bertanggung jawab atas segala kekurang dikantor
  9. Waspada terhadap sifat sombong yaitu mengagumi dan bangga kepada diri sendiri
  10. Selalu menjaga komunikasi dengan baik pada staf atau bawahannya
  11. Menjaga hak miliki bersama (lembaga) bukanlah hak milik keluarga sehingga harus selalu dijaga agar tak tercampur baur.





Penjelasan pada banyak poin diatas adalah mengenai wilayah bidang kerja di sektor administrasi pendidikan.

Adapun wilayah bidang kerja disektor kerja bidang manajemen akan sedemikian. Karena kepanjang dari sistem kerja administrasi adalah sistem kerja manajemen. Pencanangan wilayah kerja dalam administrasi akan mempengaruhi wilayah bidang kerja dalam manajemen.

Maka berikut ini asalah beberapa sektor wilayah kerja pada manajemen dalam melaksanakan program kerja administrasi  pendidikan yang telah dijelaskan dalam paragraf diatas.

Wilayah bidang kerja manajemen pendidikan berdasarkan administrasinya dibagi menjadi 10 (sepuluh) wilayah sektor kerja yaitu :

1. manajemen kurikulum
2. manajemen tenaga kependidikan
3. manajemen peserta didik
4. manajemen sarana dan prasarana pendidikan
5. manajemen keuangan / pembiayaan
6. manajemen perkantoran
7. manajemen unitunti penunjang pendidikan
8. manajemen layanan khusus
9. manajamen tata lingkungan dan keamanan sekolah
10. manajemen hubungan dengan masyarakat



Referensi:

Ali,mudzakkir. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: PKPI2 Wahid Hasyim.

Tafsir, Ahmad.2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:Remaja Rosda Karya.



Baca Juga :


Tuesday 7 July 2020

ADMINISTRASI PENDIDIKAN ISLAM



Dalam suatu sistem pendidikan, Sebutan administrasi adalah nama yang biasa diperdengarkan atau dibahas sebagai bagian dari penunjang kemajuan pelaksanaan pendidikan. Hal ini sesuai dengan kepentingannya akan kesadaran tata kelola dalam bidang pendidikan yang berkemajuan. yaitu yang apabila dilakukan dengan tertib dan displin maka akan sangat mudah sekali untuk mencapai tujuan dan cita-cita pendidikan. maka tata kelola yang dimaksud dalam bidang pendidikan inilah yang disebut administrasi.

Administrasi pendidikan sangat penting dijalankan oleh seluruh ruang lingkup pendidikan terutama pendidikan Islam. Hal ini Karena tanpa administrasi pendidikan maka dipastikan segala hal yang berkaitan dengan kemajuan dan perkembangan pendidikan akan banyak hambatan atau kendala. Kendala atau yang disebut problem pendidikan terjadi karena dampak ketidak efektifan dan efesiensi nya  mengatur dan menertibkan segala hal yang berkaitan dengan pengurusan kinerja dan ruang lingkup di pendidikan tersebut. Sehingga mengakibatkan kekacauan dan kesemrawutan sistem kinerja dan tatanan kerja diberbagai sektor.

Oleh karenannya administrasi adalah bagian dari fungsi dan tugasn sebagaimana demikian. Yaitu mengatur dan menertibkan segala hal yang berkaitan dengan sistem pekerjaan yang terdapat di ruang lingkup pendidikan. Sehingga hasil dari pengaturan dan penertiban ini, diharapkan agar kinerja pendidikan dapat berjalan jauh lebih baik dengan sistem yang telah direncanakan dan dicanangkan. Serta proses dan hasil dari pendidikan tersebut dapat di tinjau dan dievaluasi kembali melalui pelaksanaan administrasi ini.


Pengertian Administrasi Pendidikan Islam

Administrasi dalam Al-Qur’an dijelaskan pada Surat al-Baqarah ayat 282 yaitu :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيۡنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى فَٱكۡتُبُوهُۚ وَلۡيَكۡتُب بَّيۡنَكُمۡ كَاتِبُۢ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَلَا يَأۡبَ كَاتِبٌ أَن يَكۡتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللَّهُۚ فَلۡيَكۡتُبۡ وَلۡيُمۡلِلِ ٱلَّذِي عَلَيۡهِ ٱلۡحَقُّ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥ وَلَا يَبۡخَسۡ مِنۡهُ شَيۡ‍ٔٗاۚ فَإِن كَانَ ٱلَّذِي عَلَيۡهِ ٱلۡحَقُّ سَفِيهًا أَوۡ ضَعِيفًا أَوۡ لَا يَسۡتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلۡيُمۡلِلۡ وَلِيُّهُۥ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَٱسۡتَشۡهِدُواْ شَهِيدَيۡنِ مِن رِّجَالِكُمۡۖ فَإِن لَّمۡ يَكُونَا رَجُلَيۡنِ فَرَجُلٞ وَٱمۡرَأَتَانِ مِمَّن تَرۡضَوۡنَ مِنَ ٱلشُّهَدَآءِ أَن تَضِلَّ إِحۡدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحۡدَىٰهُمَا ٱلۡأُخۡرَىٰۚ وَلَا يَأۡبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُواْۚ وَلَا تَسۡ‍َٔمُوٓاْ أَن تَكۡتُبُوهُ صَغِيرًا أَوۡ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ أَقۡسَطُ عِندَ ٱللَّهِ وَأَقۡوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَرۡتَابُوٓاْ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةٗ تُدِيرُونَهَا بَيۡنَكُمۡ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَلَّا تَكۡتُبُوهَاۗ وَأَشۡهِدُوٓاْ إِذَا تَبَايَعۡتُمۡۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٞ وَلَا شَهِيدٞۚ وَإِن تَفۡعَلُواْ فَإِنَّهُۥ فُسُوقُۢ بِكُمۡۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ ٢٨٢


282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat diatas memperkenalkan tentang administrasi dan pengertiannya secara bahasa . Maka berikut ini adalah pengertian Administrasi secara istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli bidang pendidikan. Misalkan pendapat dari zakiyah Daradjat berkenaan dengan Administrasi yaitu  “merupakan segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personal, material dan spiritual) secara efektif dan efesien untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (tujuan intitusional)”. 

 Adapun pendapat lain menurut Oemar Hamalik bahwa administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Maka Dari ketiga sumber yang ada diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa administrasi pendidikan adalah segala bentuk usaha yang dilakukan dalam mengatur dan menertibkan sistem kerja secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.


Seperti yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya bahwa administrasi sangat dianjurkan bahkan wajib bila memungkinkan. hal ini karena Administrasi itu ada untuk membantu mengarahkan sistem kerja agar jauh lebih baik.

begitu pula administrasi dalam pendidikan islam, dimana dalam ajarannya pun mewajibkan untuk menerapkan sistem kerja yang demikian. tentu dalam penggunaannya sangat ditunjang dan di prioritaskan untuk dilaksanakan dengan sebaiknya guna mendapatkan sistem pendidikan Islam yang efektif, efesien dan relevan dalam menciptakan generasi Islam yang Robbani dan berkemajuan.



Referensi : 
Ali, Mudzakkir. 2012. Ilmu Pendidikan Islam.  Semarang : PKPI2 Wahid Hasyim.
Tafsir, Ahmad. 2005.  Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosda Karya.



Baca Juga :