Pendidikan Islam adalah
bagian dari sistem pendidikan yang mememiliki visi dan misi tersendiri seperti
pendidikan lainnya. Maksud dari adanya visi dan misi pendidikan tersendiri
yaitu memiliki arah dan tujuan tersendiri dalam upaya mengadakan pendidikan
yang terbaik dalam menjalankan segala proses
yang ada didalamnya.
Visi dan misi pendidikan yang
telah dijelaskan diatas akan sangat berkaitan erat dengan karakteristik atau
ciri atau sifat yang khas dari pendidikan itu sendiri dan khususnya pendidikan
islam. Karena Ciri atau kharakterisitik atau sifat yang khas ini adalah bagian
dari tanda atau atribut yang akan selalu digunakan dalam melaksanakan visi dan misi
pendidikan. Sehingga pendidikan islam dapat dengan mudah dikenal dan dipahami oleh
seluruh sektor sosial-masyarakat dan dunia pendidikan seiring tumbuh dan
berkembangnya. Adapun Ciri atau kharakterisitik atau sifat yang khas dari
pendidikan islam ini yaitu menumbuh nilai Ilahiyah atau meng Esa-kan Allah
Subhanahuataalla.
Seperti yang telah kita
ketahui secara umum tentang pendidikan. pendidikan terdiri dari tiga macam
jenis yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Berkaitan dengan tiga
jenis pendidikan tersebut masing-masing memiliki visi dan misi yang
berbeda-beda sesuai dengan sasaran dan tujuan subjek pendidikan. Ketiga jenis
pendidikan tersebut tentunya diberi kewenangan dalam hal mengatur dan
menentukan visi dan misi pendidikan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan didalamnya.
kewenangan ini diberikan supaya proses pendidikan dapat berjalan dengan baik
yaitu sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan di pendidikan tersebut tanpa
mengurangi nilai dari karakterisitiknya.
Nilai karakteristik
pendidikan islam adalah sifat yang tidak bisa diganggu gugat keberadaannya
dalam proses pendidikan. nilai ini sangat penting di tanamkan bagi seluruh
sistem pendidikan di informal, formal dan non formal. Sesuai dengan maksud dari
karakteristik ini yaitu yang telah disebutkan diatas, Pendidikan Islam adalah
satu-satunya pendidikan yang akan menumbuh nilai Ilahiyah atau meng Esa-kan
Allah subhanahuataalla dalam berbagai aktifitas dalam proses pendidikan. Maka dari
itu untuk mengetahui lebih jauh sistem kerja atau cara kerja dari nilai
karakteristik ini akan diperjelas dengan bagan berikut:
Dokumentasi
dalam buku “Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam” oleh Kamrani Buseri
Melalui bagan yang ada diatas
diketahui bahwa karakteristik nilai ilahiyah mencangkup beberapa struktur nilai
yang wajib ada dalam sistem pendidikan yaitu Imaniah, ubudiyah, muamalah dan
Insaniyah atau kemanusiaan. Nilai-nilai tersebut selain menjadi karakteristik
juga menjadi target yang harus ada dalam setiap proses pendidikan. dimana
pendidikan yang dilaksanakan adalah pendidikan yang mendalami agama Islam. Sedangkan seorang yag mendalami pendidikan
agama Islam adalah seorang insan yang berkepribadian Islami atau muslim
(laki-laki)/muslimah (perempuan).
Untuk mendapatkan gelar
sebagai seorang yang memiliki kepribadian Islam. Maka mendalami pelajaran dan
pemahan Islam adalah hal yang diwajibkan yaitu dengan berpedoman pada ke empat
nilai yang ada diatas yaitu disebut dengan Khirarki nilai Ilahiah.
Berdasarkan Khirarki nilai
Ilahiyah yang telah di tunjukkan pada bagan diatas. Bahwasannya dalam Khirarki
tersebut menjelaskan tentang nilai Imaniah. Nilai imaniah adalah nilai yang
sejalan dengan nilai Ilahiah yaitu mempercayai adanya khirarki Ilahiah. Nilai Ilahiah-imaniah adalah nilai yang
letaknya paling tinggi dari pada nilai yang lainnya. Maksud dari nilai tertinggi
tersebut adalah nilai mendasar atau penting yang paling diutamakan sebelum
nilai yang lain. Nilai ini harus benar-benar ada dalam setiap diri manusia
dalam menjalani kehidupan. Tidak akan bisa manusia diberi gelar
seorang muslim/muslimah apabila nilai tertinggi ini tidak ada dalam diri
mereka. Mengapa?
Hal ini karena, nilai imaniah adalah gerbang pembuka untuk melewati
gerbang selanjutnya. Apabila gerbang ini tidak dibuka maka
tidak akan bisa melewati gerbang yang lainnya dan begitupun sebaliknya.
Apabila gerbang awal ini dibuka maka tentu akan dapat dengan mudah membuka
gerbang selanjutnya.
Pada bagan diatas, nilai dari
satu khirarki ke yang lainnya terletak secara berurutan dari atas sampai
kebawah. Letak atau posisi nilai khirarki tersebut tidak boleh diputar balikan, dihilangkan salah
satunya, atau sembarangan. Hal ini karena dari masing-masing nilai tersebut
mencerminkan nilai dan norma kehidupan yang saling berkesinambungan satu sama
lain. Sehingga apabila dalam memprioritaskan nilai khirarki terbolak-balik maka
nilai kehidupan pun akan tak menentu. Begitu pula apabila ada diantaranya yang hilang
maka nilai dan norma dalam kehidupan beragama dan bersosial pun akan pincang salah
satunya.
Penjelasan diatas sesuai
dengan perintah Allah Subhanahuatalla
dalam firman-Nya di Qur’an Surat AL-Jumu’ah (62): 9 yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ
إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرُ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ
تَعۡلَمُونَ ٩
“9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat Jum´at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”
Berdasarkan perintah dalam
surat tersebut dengan sangat jelas bahwa Allah subhanahuata’alla menegaskan
umatnya untuk mendahulukan nilai Ilahiyah-Imaniah disamping dengan nilai lainnya
yaitu ubidiyah, muamalah dan insaniyah. Penegasan tersebut dapat dilihat dari
perintah awal dalam ayat tersebut yaitu kaum muslimin diharuskan meninggalkan
perdagangan sebagai bagian dari usaha ekonomi (nilai muamalah) untuk
melaksanakan perintah sholat Jum’at (nilai Ilahiah-imaniah).
Penegasan tersebut
menandakan bahwa nilai ilahiah-imaniah lebih utama pelaksanaannya yang kemudian
disusul nilai yang lainnya. Kendatipun jika hanya ingin melaksanakan nilai
ilahiah-imaniah saja dan meninggalkan nilai yang lainnya maka meninggalkan nilai yang lainnya itu tidak akan
pernah mungkin terjadi.
Hal ini Karena nilai ilahiah-imaniah
itu adalah nilai yang didalamnya melingkupi seluruh nilai yang telah disebutkan
diatas.
Jika seorang manusia hanya ingin
melaksanakan nilai ilahiah-imaniahnya saja lalu mengesampingkan khirarki nilai
yang lainnya yaitu yang ada dibawahnya, maka tentu saja hal demikian
tidak akan pernah bisa terlaksana. Malah bahkan bisa saja digelari manusia yang
tidak melaksanakan nilai Ilaiah-imaniah dengan sebenarnya.
Karena Sejatinya nilai
Ilahiah-imaniah itu adalah nilai yang sangat tegas mewajibkan manusia melaksanakan dua hal penting dalam kehidupan
mereka yaitu kemaslahatan bagi kehidupan akhirat dan dunia. Sehingga apabila
kedua perintah tersebut tidak dijalankan, maka sudah tentu tidak mengimani dan mengingkari nilai dari Ilahiah-imaniah tersebut. Atau pada intinya nilai ilahiyah-imaniah adalah nilai yang melingkupi segalanya.
Baca Juga : Makalah Kompetensi Pendidik Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Baca Juga : Makalah Kompetensi Pendidik Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Namun apabila manusia
hanya melaksanakan salah satu, dua, atau tiga dari nilai-nilai tersebut selain
nilai Ilahiah-imaniah. Maka tentu kehidupan manusia akan berjalan tidak
semestinya dan timbul berbagai permasalahan-permasalahan yang akan merusak
kehidupan dunia mereka dan pemahaman mereka dalam kehidupan akhirat. Hal ini lah yang tidak diinginkan Allah
Subhanahuata’alla dalam Firman-Nya. Sungguh Allah Subhanahuata’alla menginginkan
manusia hidup dengan mudah bukan sebaliknya.
Maka melihat bagan Khirarki
Ilahiah dan juga penjelasan serta penegasan Allah Subhanahuata’alla dalam QS.
Al-Jumu’ah : 9 dapat disimpulkan bahwa:
Nilai Ilahiah-imaniah adalah
nilai paling dasar yang harus dimiliki setiap jiwa manusia. Serta nilai
tertinggi yang melingkupi nilai-nilai dibawahnya dalam mencapai kemaslahatan; kebahagiaan kehidupan
akhirat dan dunia.
Sedangkan nilai-nilai yang ada dibawahnya adalah cabang nilai yang harus juga dimiliki oleh muslim/muslimah disamping nilai ilahiah-imaniahnya. Hal ini sebagai bagian dari pelaksanaan perintah Allah subhanahuata'alla pada nilai ilahiah-imaniah untuk menjadi muslim/muslimah yang utuh dalam berinteraksi dikehidupan dunia.
Cabang nilai ubudiyah, muamalah dan Insaniyah atau kemanusiaan adalah ketiga nilai yang akan saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain. Nilai - nilai ini akan saling melengkapi untuk mencapai kesempurnaan kehidupan didunia. Sedangkan untuk mencapai
kesempurnaan kehidupan Dunia-akhirat maka harus dengan menjalankan segala nilai diatas dengan dilandasi nilai ilahiah-imaniah.
Maka dipahami bahwa Nilai ilahiah-imaniah adalah nilai dari segala sumber nilai dan nilai yang paling kuat untuk menjalankan kehidupan akhirat-dunia untuk lebih baik. (Wallahu’alam)
Referensi
Buseri, Kamrani. 2014. Dasar,
Asas dan Prinsip Pendidikan Islam. Banjarmasin: IAIN Antasari.
Artikel lainnya :
1. Konsep pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Islam
2. Kewajiban Mendidik Dalam Ajaran Ilmu Pendidikan Islam
3. Tujuan Pendidikan Barat dalam Ilmu Pendidikan Islam
No comments:
Post a Comment