Friday 12 June 2020

METODE TERJEMAH BAHASA, PENERJEMAHAN (2) | PETER NEWMARK



2. Metode Terjemah Literal

Metode terjemah literal merupakan metode yang digunakan hampir sama dengan metode mengartikan kata perkata. Namun yang membedakan adalah, metode mengartikan kata perkata dilakukan dengan cara mengidentifikasi kata satu persatu tanpa memperhatikan struktur kalimat maupun makna pendukung yang lain. Namun dalam metode literal ini struktur sudah mulai dipergunakan yaitu merubah dari bahasa sumber ke bahasa sasaran seperti layaknya penerjemahan yang masih awal. Sehingga yang dihasilkan dari metode ini adalah arti kata yang didapatkan sangat kaku dan bahkan akan sulit untuk dimengerti. Mengapa demikian? Karena tidak diimbangi dengan penerjemahan makna dan literasi budaya bahasa lainnya dalam penerjemahan ini.


3. Metode Terjemahan Setia

Metode terjemahan setia memiliki hasil terjemahan yang tingkat pemahaman lebih baik  dari hasil terjemahan dengan metode terjemah literal.  Hal ini karena dalam metode terjemah setia, struktur bahasa sudah dipergunakan dan ditambah dengan penggunaan makna konteks yang digunakan secara tepat. Sehingga dalam metode ini, pada umumnya penerjemahan bahasa sumber sudah dapat dipahami dengan baik.

Namun dalam metode ini pun, masih terdapat kekurangan dalam hal memaknai istilah kebahasaan. Karena dalam menggunakan metode ini, struktur bahasa memang sudah diperhatikan dan begitupun konteks kalimat yang digunakan. Akan tetapi dalam tata bahasa sumber tentu berbeda dengan tata bahasa sasaran. Sehingga hal inilah yang menyebabkan kurang tepatnya bahasa yang dipergunakan dalam mengartikan istilah-istilah yang dirasa berkaitan dengan literasi kebudayaan masyarakat sumber bahasa. Dimana istilah-istilah tersebut memang tidak diperhatikan dalam metode ini  yang disebabkan karena dalam penerjemahannyapun, memang setia dengan makna harfiahnya.


4. Metode Terjemah Semantik

Metode terjemah semantik adalah metode yang sudah lebih baik penerjemahannya jika dibanding dengan metode terjemah setia. Yaitu dalam metode ini, penerjemahan bahasa sudah memperhatikan keindahan makna dan kemurnian bahasa sumbernya. Sehingga dalam memahami makna bahasa hasil penerjemahan metode ini, sudah sangat mudah dan sesuai dengan maksud dan tujuan yang diinginkan oleh bahasa sumber.

Adapun kelemajan dari hasil penerjemahan metode ini yaitu terletak pada gaya bahasa atau istilah-istilah budaya. Dimana sesuai dengan namanya yaitu terjemah semantik, gaya bahasa dalam menerjemahkan bahasa budaya sumber masih belum bisa setara makna nya dengan bahasa busaya sasaran atau kata lainnya tidak akuivalen. Bahkan dalam penerjemahan bahasa budayanya pun tidak sesuai standar bahasa budaya sasaran. Sehingga hasil terjemahnnya terkesan tidak tepat. Sehingga masih ada gaya bahasa yang terkadang tidak tepat kita komunikasikan dengan makna yang sama. Namun walaupun demikian, terjemahan ini pada umumnya sudah dapat dipahami dengan baik, selagi dapat dipahami  pula informasi yang ada didalamnya.





Baca Juga :

1. Bahasa Arab dan Lahn

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Bahasa Arab

3.Kewajiban Mendidik dalam Ajaran Pendidikan Islam


No comments: