Friday 12 June 2020

METODE TERJEMAH BAHASA, PENERJEMAHAN (3) | PETER NEWMARK



B. PENEKANAN BAHASA SASARAN (BAHASA INDONESIA)

1. Metode Terjemahan Saduran

Metode terjemahan saduran merupakan metode yang digunakan untuk menerjemahkan drama dan puisi. Tehnik penerjemahan metode ini yaitu terjemahan teks ditulis ulang dengan tidak memperhatikan budaya bahasa atau dikenal dengan terjemahan yang bebas. Mengapa demikian? Karena dalam proses penerjemahan tetap mempertahankan tema, alur, dan karakter dalam cerita namun tidak memperhatikan budaya bahasa.  Sehingga dalam penerjemahan metode ini, untuk hal budaya bahasa sumber dan ruang lingkupnya maka di tranfer dan diubah kedalam bahasa sasaran. Sehingga dari hal yang demikian, akan didapatkan banyak saduraan yang hasil penerjemahannya kurang berkualitas namun populer dikhalangan para ahli sastra. Hal ini karena saduran-saduran tersebut telah menjadi bagian dari melestarikan karya sastra.


2. Metode Terjemahan Bebas

Metode terjemahan bebas adalah jenis metode terjemahan parafrase atau menceritakan kembali suatu cerita dalam bentuk cerita yang lain atau direproduksi. Hasil teks dari terjemahan bebas ini, biasanya berupa cerita panjang yang hanya menyampaikan isi pesan cerita sumber kedalam bahasa sasaran dan juga tidak memperdulikan bentuk bahasa sumbernya. Maka hasil dari penerjemahan metode ini disebut dengan terjemahan intralingual (mengkomunikasikan makna teks dari bahasa sumber).


3. Metode Terjemahan Ideomatik

Metode terjemahan ideomatik adalah metode terjemah yang menghasilkan suatu teks yang didalamnya memiliki pesan yang cenderung menyeleweng dari makna bahasa sumber dengan menggunakan jargon-jargon dan idiom bahasa sasaran. Penggunaan jargon-jargon dan idiom tersebut juga merupakan bagian dari pemilihan bahasa sasaran yang tidak memiliki kesetaraan makna dari bahasa sumber.

4. Metode Terjemahan Komunikatif

Metode terjemahan ini adalah metode yang paling ideal diantara metode yang lain. Yaitu khususnya bagi para penerjemah bahasa sumber kebahasa sasaran, mengapa?. Karena dalam metode ini hasil terjemahan benar-benar diusahakan komunikatif dengan makna kontestual bahasa sumber ke bahasa sasaran. Sehingga baik isi maupun bahasanya bisa diterima dan difahami oleh pembaca.


Melalui uraian yang telah dijelaskan diatas yaitu mengenai dua rumpun metode terjemah yang melahirkan metode dan tehnik yang berbeda dalam penerjemahannya. Maka sekarang yang menjadi pertanyaan dari banyaknya poin metode yang diuraiakan, manakah metode yang proporsional atau ideal digunakan sebagai metode penerjemahan?.

Berdasarkan pendapat Peter Newmark bahwa metode yang paling ideal digunakan untuk penerjemahan bahasa adalah metode semantik dan komunikatif. Mengapa demikian, karena dalam kedua metode tersebut sudah memenuhi tujuan utama penerjemahan yaitu ketepatan makna dan ekonomi bahasa (bahasa umum, atau standarisasi bahasa). Sehingga hasil dari kedua terjemahan tersebut sangat komunikatif bagi pembaca. Baik untuk karya sastra yang ekspresif yaitu dengan metode semantik dan juga untuk karya yang bersifat informatif atau vokatif yaitu dengan metode komunikatif.


KESIMPULAN


Maka dari kedua poin uraian diatas yaitu tentang terjemah bahasa yang menitik beratkan penekanan bahasa. Maka dapat kita simpulkan bahwa, dalam penerjemahan bahasa memiliki metode yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan kegunaan maupun fungsinya yang tentunya dipergunakan secara berbeda pula. Selain memiliki perbedaan dari masing-masing metode tersebut, tentu juga memiliki kelebihan dan kekurangan satu sama lainnya. Akan tetapi memang ini sudah menjadi bagian dari cara kerja metode tersebut yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing yaitu tujuan hasil penerjemahan.




REFERENSI

Khotijah, Panduan Tarjamah Arab Indonesia, (Bandar Lampung: AURA: 2013)



                                                 KEMBALI KE SLIDE 1 dan SLIDE 2




Baca juga :

1. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

2. Macam-macam Alat Bantu Pendidikan Islam





No comments: