IDENTITAS BUKU
Nama buku : Ilmu Pendidikan
Nama Judul : Ranah Tujuan Pendidikan Islam
Halaman : 59 – 65
Penulis :
Sri Andri Artuti, M.Ag
Nama Buku : Ilmu Pendidikan Umum
Nama Judul : Ranah Tujuan Pendidikan Islam
Halaman : 146 – 147
Penulis :
Prof. Dr. H. Rahayulis
RANAH TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
A.
RANAH TUJUAN
Ranah tujuan yang meliputi, domain kognitif,
afektif dan psikomotor terkenal pada tahun 1965 melalui buku yang berjudul:
Taxonomy of Educational Objectives: Cognitive Domain (Taksonomi Tujuan-Tujuan
Pendidikan: Bidang Kognitif), oleh Benyamin S. Bloom, seorang maha guru dari
Universitas Chicago setelah itu menyusul buku Kedua: Taxonomy of
Educational Objectives: Affective Domain, ditulis oleh Krathwohl cs, (1964)
sedang buku ketiga berjudul: A Taxonomy of the Psychomotor Domain, ditulis oleh
: Anita J. Harrow (1972).
Tiga ranah ini amat terkait dengan salah satu
orientasi kurikulum, yaitu orientasi pada peserta didik, dimana orientasi ini
memberikan kompas pada kurikulum untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang
disesuaikan dengan akat, minat dan kemampuan.
Ada tiga ranah yang dikenal terkait perubahan
tingkah laku dalam belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor :
a.
Ranah kognitif.
Ranah kognitif
merupakan ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, yaitu: Pertama,
Pengetahuan, mencakup kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall)
hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.
Kedua, Pemahaman, mencakup kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah seuatu itu diketahi dan diingat.
Kemampuan ini adalah kemampuan untuk menangkap sari dan makna hal-hal yang
dipelajar. Ketiga, Penerapan, mencakup kesangupan seseorang ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam
situasi yang baru dan kongkret.
Keempat, Analisis, mencakup kemampuanuntuk merinci atau
menguraikan suatubahan atau keadaan menurut bagian-bagian atau fakto-rfaktor
yang satu dengan fakto-faktor lainnya. Kelima, Sintesis, meliputi
kmapuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atua unsur-unsur secara logis, sehinga menjelma menjadi
suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Keenam, Evaluasi,
mencakup kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai
atau ide.
KeenamKemampuan di atas bersifat hierarkis, artinya
kemampuan yang lebih rendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum memiliki
kemampuan yang lebih tinggi.
b.
Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ciri-cri ranah afektif akan nampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian, motivasi, perhatian dan
lain-lain. Ranah afektif ini melipiutu: Pertama, Penerimaan, yaitu
kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
kepada dirinya dalm bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Kedua, Partisipasi, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat
reaksi terhadapnya dengan salh satu cara. Ketiga, Penilaian dan
penentuan sikap, yaitu penerimaan terhadpa suatu nilai menghargai, mengakui dan
menentukan sikap. Keempat, Organisasi yaitu mempertemukan perbedaan
nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada
perbaikan umum.
Kelima, Karakterisasi dengan suatu nilai ataukomplek nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku. Sebagaimana kemampuan ranah kognitif, kemampuan
rah afektif juga bersifat hierarkis.
Baca juga :Hak Hak Seorang Pendidik
c.
Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kmampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Kemampuan ranah psikomotor meliputi:
Pertama,
Persepsi, yaitu kemampuan mendeskripsikan sesatu secara khusus dan menyadari
adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.
Kedua, Kesiapan, yaitu kemampuan menempatkan diri dalam
suatu keadaan terhadap suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
Ketiga
gerakan terbimbing, yaitu kemampuan
peserta didik menirukan gerakan sesuatu yang dicontohkan.
Keempat, Gerakan
terbiasa, yaitu kemampuan peserta didik untuk melakukan satu gerakan yang telah
dipelajari tanpa contoh.
Kelima, Gerakan kompleks, yaitu kemampuan peserta didik
untuk melakukan suatu gerakan yang kompleks secara lancar, efesien dan tepat.
Keenam, penyesuaian pola gerakan, yaitu kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Ketujuh,
kreativitas, yaitu kemampuan menciptakan pola-pola gerak-gerik yang baru atas
dasar prakarsa sendiri.Kemampuan-kemampuan di atas meupakan rangkaian dalam
proses belajar motorik.
Ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Aktivitas psikomotor merupakan kelanjutan dari aktivitas kognitif dan afektif. Aktivitas
kognitif dan afektif akan menjadi aktivitas psikomotor apabila peserta didik
telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang
terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.
Menurut Ramayulis,
ranah tujuan pendidikan islam sebenanrya lebih luas dari ketiga ranah di atas.
Di samping kognitif, afektif dan psikomotorik, juga meliputi ranah konatif dan
performance. Konatif, berhubungan dengan motivasi atau dorongan dari dalam atau
disebut niat. Niat merupakan titik tolak peserta didik untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan performance adalah kualitas/kinerja yang dilakukan seseorang.
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment