Saturday, 21 October 2017

MAKALAH TINJAUAN UMUM PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

      A.    LATAR BELAKANG
kurikulum sekolah merupakan suatu sistem yang dibentuk dan dilaksanakan oleh pihak sekolah. Dimana kepentingan dari kurikulum ini diberlakukan sesuai dengan keadaan sarana dan prasaran sekolah serta visi dan misinya. Kurikulum sekolahan merupakan susunan komponen sistem yang mengatur proses berjalannya keberlangsungan dalam mencapai tujuan pendidikan disekolah tersebut.
adapun susunan kurikulum tersebut pada dasarnya sangatlah banyak. Akan tetapi dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai kurikulum sekolah yang berkaitan dengan perencanaan proses keberhasilan belajar disekolah. Hal ini wajib diperhatikan oleh guru yang sedang mengajar. Karena pembahasan keberhasilan proses mengajar tentu berkaitan dengan keberhasilan guru memahami dan mengatur perencanaan pembelajaran sebelum dan sesudahnya. Maka apa yang dimaksud dengan perencanaan tersebut yaitu akan dibahas segera dalam makalah ini.

      B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu definisi perencanaan pembelajaran ?
2.      Apa fungsi dari perencanaan pembelajaran ?
3.      Apa manfaat dari perencanaan pembelajaran ?
4.      Apa saja prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran ?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui definisi perencanaan pembelajaran.
2.      Mengetahui fungsi dari perencanaan pembelajaran.
3.      Mengetahui manfaat dari perencanaan pembelajaran.
4.      Mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

      A.    DEFINISI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan adalah seluruh proses pemikiran dalam menentukan seluruh aktifitas yang akan dilakukan masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pembalajaran. Banyak pendapat mengenai definisi tersebut, namun yang paling mendasar adalah “penentuan aktifitas yang akan dilakukan”.
Perencanaan pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dialakukan guru dalam mengatur pendekatan, metode yang didalamnya terdapat strategi dan tehnik. Perencaan pembelajaran merupakan hal yang wajib dilakukan oleh semua guru dalam mengajar. Karena melalui proses perencanaan, keberhasilan proses pemblajaran dapat dengan mudah ditaksir keberhasilannya. Perencanaan yang matang tentu akan mengahasilkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Maka dalam kegiatan perencanaan hal yang paling mendasar untuk dilakukan adalah menentukan kopetensi pencapaian. Kopetensi pencapaian adalah sebuah tolak ukur atau indikator suatu pembelajaran berjalan sesuai dengan perencanaan. Dalam mencapai kopetensi tersebut bukan hanya memperhatikan secara subjek ataupun objek namun juga dalam berbagai segi. Oleh karenanya dalam menentukan indikator ini, dibutuhkan kebijakan yang matang seperti memilih banyak informasi yang baik dalam menentukan indikator tersebut. pencarian informasi tersebut dapat dilihat dari berbagai wacana seperti keadaan faktor internal dan eksternal sekolah.





Faktor internal yaitu kebutuhan dan harapan seluruh penyelenggara sekolah/madarasah dan kemampuan dalam menyediakan sumber daya. Sedangkan faktor eksternal yaitu kebutuhan dan harapan stakeholder sekolahan/madrasah. Adapuncontohnya seperti, menghasilkan lulusan yang berstandar intenasional. Tujuan tersebut harus dibarengi dengan informasi yang banyak dan dapat mendukung akan keberhasilan tujuan tersebut. sedangkan sumber informasi yang sesuai dan dapat mendorong tercapainya tujuan tersebut dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal sekolah serta berbagai hal yang dapat mendukung keberhasilan tersebut.

      B.     FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Fungsi perencaan pembelajaran terdiri dari 2 fungsi yaitu :
1.      Menentukan kopetensi yang dihasilkan dalam pembelajaran. hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pembelajaran yaitu tidak tercapainya kopetensi karena tidak adanya kopetensi, tidak sesuainya antara kebutuhan dan harapan dari berbagai pihak pendidikan, tidak dapat dikembangkan karena kesalahan prioritas, dan terjadinya pemborosan sumber daya karena kesalahan prioritas.
2.    Memilih kopetensi yang terlalu tinggi. Seperti tidak dapat memenuhi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang menyebabkan kopetensi tersebut tidak dapat dicapai. Hal ini terjadi karena kopetensi yang tinggi membutuhkan tenaga yang besar dalam mencapainya sehingganya akan berakibat pada pemborosan besar-besaran.




Baca Juga : Kode Etik Pendidik


      
    C.    MANFAAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Melalui berbagai fungsi yang telah disebutkan. Maka akan diketahui manfaat dari perencanaan sebagai berikut:
1.      Memberikan kejelasan dalam pencapaian kopetensi peserta didik, serta mengetahui persyaratan yang jelas untuk harus dilakukan oleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran disekolahan.
2.      Meningkatkan efesiensi dalam proses pelaksanaan. melalui perencanaan memeberikan gambaran tentang sumber daya yang akan dibutuhkan dalam mencapai kopetensi. Baik itu sumber daya manusia atau non manusia.
3.      Melaksanakan proses pengembangan berkelanjutan. Hal ini terjadi karena proses pencapaian perencanaan akan membutuhkan waktu tertentu sesuai dalam perencanaan. Sedang dengan memperhatikn priotitas yang harus dicapai, maka perencanaan saaat ini menjadi dasar perencanaan-perencanaan selanjutnya. Hingga hal  ini akan berjelan seterusnya sampai tujuan dari pendidikan tercapai.
4.      Perencanaan dapat menarik stakeholder. Melalui perencanaan yang jelas akan memberikan kepercayaan oleh stakeholder mengenai perencanaan pembelajaran dan tujuan pembelaratan yang jelas. Sehingga dapat dengan mudah menunjukkan dan meyakinkan mereka mengenai pencapaian lulusan mengenai kualitas maupun kuantitas. Sehingga hal ini diharapkan mereka dapat melakukan kerja sama yang baik dalam mencapai kopetensi tersebut.


      D.    PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Berikut ini beberapa prinsip yang harus dilakukan atau diterapkan dalam pelaksanaan perencanaan pembelajaran yaitu :
1.      Dilakukan oleh Sumber daya manusia yang tepat dan berkopeten. Hal ini akan memudahkan dalam mencapai perencanaan pembelajaran. pelaksana yang berkopeten dibidangnya akan mengahsilkan pencapaian pembelajaran yang tepat. Seperti perencanaan prose pembelajaran matematika tentu yang harus merencanakan dan melaksanakan adalah yang guru yang ahli dibidang tersebut. hal ini untuk menghindari kegagalan proses pembelajaran.
2.      Memiliki visabilitas. Perhitungan yang matang dalam mencapai proses perencanaan tersebut. karena segala sesuatu harus diperhitungkan seperti lamanya proses pencapaian. Sehingganya melalui proses ini pula segala sumber daya yang ada juga akan lebih matang diperhitungkan.
3.      Beracuan pada masa yang akan datang. perencanaan adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam mencapai proses kegiatan dalam waktu panjang atau yang akan datang.
4.      Berpijak pada fakta. Perencaan haruslah sesuai dengan apa yang ada pada realnya yaitu kondisi dan situasi yang terjadi dalam proses pembelajaran nantinya. Hal ini mengingat memperhitungkan sumber daya internal dan eksternal yang berkaitan dimasing-masing sekolahan.






BAB II
PENUTUP

      A.    KESIMPULAN
Perencanaan adalah seluruh proses pemikiran dalam menentukan seluruh aktifitas yang akan dilakukan masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pembalajaran. Banyak pendapat mengenai definisi tersebut, namun yang paling mendasar adalah “penentuan aktifitas yang akan dilakukan”.
Dalam upaya mencapai tujuan perencanaan yang baik dan tepat harus memperhatikan prinsip-prinsip dan apa fungsi serta manfaat dari perencanaan. Sehingga yang harapkan diakhir tujuan nanti. Semua perencanaan tersebut dapat dengan tepat dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

     B.     SARAN

Dalam melaksanakan proses perencanaan. Hendaknya guru mempertimbangkan hal-hal yang dapat menggalkan perencanaan yang telah dijelaskan diatas. Diharapkan para guru dan stakeholder dapat pula memperhatikan hal-hal yang telah disebutkan diatas sehingga dapat menerapkan perencanaan pendidikan dengan sebaiknya.


REFERENSI
Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, (Malang: UIN-Maliki Press: 2010).


Baca Juga :